Ini 5 Risiko Jika Anak Dipaksa Unggul di Semua Bidang Studi

Anak akan mudah depresi!  

Setiap orangtua tentu menaruh mimpi pada keturunannya agar bisa diwujudkan di masa depan. Salah satunya ingin anak-anaknya menjadi generasi emas yang pintar dan cemerlang. Namun tunggu dulu, bermimpi memiliki anak yang cerdas bukan berarti menjadikan anak sebagai subjek yang harus lihai menguasai berbagai bidang ilmu.

Terkadang, lantaran desakan ego dan gengsi yang menggunung, membuat orangtua mudah memaksa anak untuk bisa menjadi pribadi yang cemerlang lagi unggul, misalnya di sekolah. Alhasil, anak pun menjadi korban dan ujungnya malah tertekan dalam menjalani hidupnya yang masih belia.

Agar orangtua tidak salah mengambil langkah, berikut ini 5 risiko yang perlu orangtua ketahui jika sibuk memaksa anak menjadi unggul di segala bidang. Yuk disimak!

1. Anak sulit mengasah kepekaan sosialnya  

Ini 5 Risiko Jika Anak Dipaksa Unggul di Semua Bidang StudiPixabay.com/iqbalnuril

Saat orangtua memforsir anak untuk terus berlatih dan belajar demi bisa unggul di semua bidang, maka anak bisa kehilangan waktu untuk berinteraksi dengan sesama. Ia akan sulit bermain dengan temannya karena sibuk dengan jadwal kursus atau les privat yang padat. Anak akan sulit menghirup udara sore sambil bermain sepeda dengan temannya lantaran masih berada di ruangan kelas bimbingan belajar.

Ketahuilah, saat orangtua membatasi ruang anak dalam bersosialisasi, bukan tidak mungkin anak akan kesulitan untuk mengasah kepekaan sosialnya hingga dewasa. Bahkan kelak anak bisa saja menjadi pribadi yang anti sosial atau takut membuka diri saking tidak ada waktu untuk terlibat dalam kehidupan sosial bersama lingkungannya.

Kalau sudah begini, anak akan kehilangan ruang untuk memiliki pengalaman bekerja dengan tim, bahkan ia kelak akan tergolong orang yang sulit mengasah jiwa kepemimpinan atau leadership.

2. Mudah depresi dan akhirnya memilih mengurung diri 

Ini 5 Risiko Jika Anak Dipaksa Unggul di Semua Bidang StudiPixabay.com/Myriams-Fotos

Sebagai orangtua, jangan mengejawantahkan anak sesuai keinginan tanpa mempertimbangkan perasaan dan kemampuan sang buah hati. Sebab anak bukanlah benda mati atau robot yang bisa diminta ini dan itu, anak adalah pribadi kecil yang butuh sosok dewasa untuk menuntunnya menapaki ujian-ujian kehidupan. Jika anak dipaksa untuk unggul di sekolah, maka ia akan mudah terserang depresi dan akhirnya memilih mengurung diri, bersembunyi dari keramaian orang.

Cobalah para orangtua bertanya pada diri sendiri, mungkin selama ini terlalu memforsir anak hanya karena gengsi melihat anak tetangga lebih unggul dari anak sendiri. Ingat, setiap anak adalah unik dan berbeda, tidak bisa menyamaratakan setiap anak begitu saja.

Jika anak unggul di bidang akademis, mungkin ia minus di bidang sosial, demikian juga mereka yang unggul di bidang sosial terkadang menghadapi kesulitan di bidang akademis. Potret ini adalah hal biasa dan lumrah dalam kehidupan, sehingga jangan menyalahkan anak saat mereka mendapatkan nilai rendah di sekolah meski sudah berjuang mati-matian untuk belajar.

dm-player

Baca Juga: Siap Mendidik Anak, Ini Dia 5 Tips Menjadi Orangtua Masa Kini

3. Anak dapat menjadi manusia yang egois dan melampaui batas

Ini 5 Risiko Jika Anak Dipaksa Unggul di Semua Bidang StudiUnsplash.com/chuttersnap

Anak yang dipaksa menjadi figur yang serba bisa lambat laun akan menjadi pribadi yang egois. Sebab ia merasa semua hal harus ia taklukkan dengan tangannya sendiri. Alhasil, untuk mendapatkan apa yang ia mau, anak bisa saja bertindak melampaui batas sehingga menghalalkan berbagai cara agar mendapat nilai bagus di sekolah demi mewujudkan cita-cita orangtuanya. Anak bisa saja menempuh cara keliru seperti bertindak curang agar nilainya bersinar meski tujuannya mulia, yakni ingin orangtuanya bahagia dengan pencapaiannya di sekolah. Untuk itu orangtua harus menaruh perhatian agar anak tidak sampai bertindak melampaui batas ya.

4. Mempunyai ketakutan yang berlebihan, apalagi jika ia menerima kegagalan  

Ini 5 Risiko Jika Anak Dipaksa Unggul di Semua Bidang StudiPixabay.com/ambermb

Saat orangtua sudah sedemikian otoriter memaksa anak untuk menjadi pribadi yang unggul di sekolah, bukan tidak mungkin anak akan merasakan  ketakutan yang luar biasa dalam dirinya. Apalagi jika anak menemui kegagalan misalnya ia gagal dalam tes Bahasa Indonesia atau Matematika di sekolah. Anak akan berpikir ia bisa terkena celaan oleh orangtuanya karena tidak berhasil melampaui nilai yang diperoleh teman-temannya di kelas.

Akibatnya, anak mempunyai ketakutan yang berlebihan, terlebih pada orangtuanya apabila ia menemui kegagalan di sekolah. Jika anak mengalami hal ini, maka ia akan sulit menjadi pribadi yang pemberani.  Bahkan saat ia dewasa kelak, anak akan kesulitan untuk memecahkan masalah lantaran besarnya perasaan takut dalam dirinya.

5. Minus kecerdasan emosional 

Ini 5 Risiko Jika Anak Dipaksa Unggul di Semua Bidang StudiPixabay.com/Victoria_Borodinova

Anak yang menerima forsir besar dari orangtua agar bisa sukses di bidang akademis, ia akan cenderung minus kecerdasan emosional. Alhasil, anak akan kesulitan mengontrol emosi yang ada pada dirinya, bahkan ia akan sulit menjaga emosinya terhadap orang lain.

Anak mungkin akan mudah marah jika ia tidak menyukai sesuatu, atau tidak bisa menerima tanggapan berbeda dari orang lain. Jika hal ini berlarut, maka kecerdasan emosional anak urung terbentuk dan akhirnya ia menjadi pribadi yang sulit menghargai orang lain, bahkan cenderung apatis dan kurang empati memedulikan sekitarnya.

Ingat, anak adalah karunia dari Sang Maha Pencipta yang harus dijaga dan dituntun agar melangkah ke jalan yang tepat. Namun gunakan cara-cara yang santun dan tidak memaksakan kehendak sehingga anak pun bisa dengan lapang hati menjalankan roda kehidupannya.

Baca Juga: 5 Kiat Mendidik Anak Agar Tumbuh Menjadi Seorang Pekerja Keras

Anggita Amelia Photo Verified Writer Anggita Amelia

Writing is the way I share it, hopefully my writing will be useful to the reader

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya