5 Kiat Penting untuk Memantau Pergaulan Anak Usia Sekolah Dasar
ilustrasi anak dan ayah (pexels.com/kindel media)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi para orangtua, memberikan bimbingan dan perhatian yang optimal bagi anak tentu menjadi salah satu prioritas. Bukan hanya dalam hal tumbuh kembang fisik, tapi termasuk juga mengenali lingkungan pertemanan mereka. Khususnya, di usia sekolah dasar yang mana mereka masih belum mengenali emosi dengan baik, dan masih rentan akan pengaruh hal-hal di sekitar.
Apalagi, di tengah kemajuan teknologi yang cukup pesat seperti saat ini. Sudah bisa dipastikan, kekhawatiran orangtua tentang pergaulan anak akan lebih besar. Terutama saat mereka sedang jauh dari pantauan. Lantas bagaimana, sih kiat sederhana untuk memantau pergaulan anak usia sekolah dasar? Simak ulasannya sampai akhir, ya!
1. Jangan lupa untuk selalu menanamkan nilai-nilai yang baik
ilustrasi membimbing anak (pexels.com/barbara olsen)Seperti yang diketahui, sekolah menjadi tempat terbaik bagi anak untuk menuntut ilmu. Bukan hanya pelajaran akademis saja, tetapi dalam hal pendidikan moral. Meskipun bimbingan tersebut diharapkan dapat dipenuhi di sekolah, akan tetapi orangtua memiliki peran terbesar dalam pembentukan karakter anak.
Porsi terbesar dalam menanamkan nilai-nilai pada anak, sebenarnya bukan hanya dari proses pembelajaran, tetapi melalui proses interaksi. Entah itu melalui sentuhan, komunikasi, dan sebagainya. Untuk menanamkan nilai-nilai tersebut juga dibutuhkan sikap hati-hati dan kesabaran dari para orangtua.
Mengapa perlu hati-hati? Sebab, jika caranya tidak tepat, maka mereka juga akan sulit untuk menerimanya. Maka dari itu, memahami cara untuk membimbing secara efektif sesuai karakter dan sifat anak ini perlu dipelajari sejak dini juga. Semisal, dengan mengajarkan arti kejujuran, tanggung jawab, menyayangi, dan sebagainya. Sehingga, nilai moral yang diajarkan ini, nantinya juga akan membekas sampai mereka dewasa.
2. Membiasakan untuk selalu terbuka dengan anak
ilustrasi mendengar cerita anak (pexels.com/august de richelieu)Selain menanamkan nilai-nilai baik, faktanya bersikap terbuka dengan anak juga menjadi langkah penting untuk memantau pergaulannya. Dari sini mereka akan lebih mudah menceritakan hal-hal yang terjadi sehari-hari. Meskipun begitu, sering kali anak juga sulit terbuka pada orang tua, dan lebih nyaman berbicara dengan temannya.
Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya karena mereka tidak mendapat respons yang diharapkan saat bercerita. Seperti, karena orangtua kurang antusias, atau bahkan terlalu menghakimi dan langsung mengkritik apa yang disampaikan. Padahal, ada sisi emosional pada diri anak yang seharusnya didukung dan didengarkan.
Kalau dukungan tersebut tidak diperoleh, efeknya mereka akan tertutup dan enggan menceritakan masalahnya. Maka dari itu, melatih anak untuk terbuka tidak harus selalu dengan sikap serius dan memaksa. Namun, bisa dilakukan dengan santai. Semisal, ketika sedang di perjalanan ke sekolah, bermain, berlibur bersama, dan sebagainya.
Baca Juga: 5 Cara Melindungi Anak dari Pergaulan Buruk, Kenali Siapa Temannya
3. Mengajarkan mereka untuk percaya diri
Editor’s picks
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/yan krukov)Pada dasarnya memantau pergaulan anak usia sekolah dasar bukan hanya mengawasi gerak-gerak mereka. Mengajarkan mereka untuk percaya diri sejak awal juga sangat penting dilakukan. Percaya diri akan menuntun mereka menjadi pribadi yang tidak takut gagal, dan bijak dalam mengambil keputusan.
Meskipun demikian, mengajarkan anak untuk percaya diri tentu banyak tantangannya. Bukan hanya karena faktor dari dalam diri mereka, tetapi juga karena hal-hal dari luar. Seperti anak sering dibandingkan atau kebiasaan orang disekitar yang mengecilkan sifat dan kemampuan mereka. Maka dari itu, orangtua perlu lebih aware akan hal tersebut.
Dibanding menuntut, akan lebih baik jika orangtua berperan menjadi role model dan memberikan motivasi. Seperti memberikan contoh ketika mereka mencoba hal-hal baru, dan memberikan pengertian bahwa semua orang berbeda. Namun ingat, percaya diri bukan berarti harus diikuti dengan sifat sombong dan merendahkan orang lain, ya.
4. Ingat untuk tidak mengabaikan perilaku bully
ilustrasi perilaku bully (pexels.com/mikhail nilov)Gak bisa dimungkiri, tindakan perundungan atau bullying juga kerap terjadi di kehidupan anak-anak. Bukan hal sepele, perundungan merupakan hal berbahaya yang bahkan bisa berakibat fatal. Maka dari itu, orangtua juga perlu memberikan perhatian dan pengawasan yang baik akan hal tersebut.
Misalnya, jika anak memang benar mengalami bully, orangtua perlu mendalami kejadian tersebut atau jika memungkinkan minta mereka untuk menceritakan hal yang terjadi. Dalam hal ini, jangan mengabaikan dan segera laporkan pada pihak sekolah, sebab mengabaikan perilaku bully hanya akan diartikan anak sebagai perilaku biasa dan wajar terjadi.
Padahal sekali lagi, bullying merupakan tindakan agresif yang akhirnya berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental. Namun perlu dibedakan, konflik gak selalu berarti tindakan bully. Maka dari itu, ada kalanya orangtua juga perlu memberikan kesempatan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
5. Mengenali teman-teman di sekolah mereka
ilustrasi teman sekolah (pexels.com/yan krukov)Gak bisa dimungkiri, ketika memasuki usia sekolah, pergaulan anak juga semakin luas. Hal tersebut bagus untuk membangun relasi dan karakter mereka. Akan tetapi, orangtua juga perlu berperan dengan baik dan tidak membiarkan anak begitu saja.
Maksudnya, mengenali teman-teman sekolah juga menjadi kiat penting untuk memantau pergaulan mereka. Bukan berarti harus mengikuti setiap saat, tapi pastikan bahwa aktivitas yang dilakukan bersama mereka positif. Lebih dari itu, mencoba terhubung dan mengenali teman-teman anak, juga berarti kamu menunjukkan kepedulian dan mempercayai mereka.
Nah, itulah beberapa kiat khusus untuk memantau pergaulan anak usia sekolah dasar. Setiap orangtua pasti ingin mendidik buah hatinya dengan optimal dan memastikan hal-hal yang mereka lakukan itu positif. Namun ingat, memantau bukan berarti harus mengontrol dan mengawasi gerak-gerik mereka setiap saat, ya. Pastikan untuk memberikan kasih sayang dan kepercayaan yang baik juga kepada mereka.
Baca Juga: Hati-hati, Ini 5 Bahayanya Kalau Orangtua Gak Memantau Pergaulan Anak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
