5 Cara Menghadapi Orangtua yang Mulai Pikun, Jangan Mudah Emosi! 

Tentunya sikap sabar dan pengertian sangat dibutuhkan 

Merawat orangtua yang sudah pikun memang memiliki tantangan tersendiri. Bukan hanya sering lupa, biasanya sifat mereka akan kembali seperti anak kecil. Seringkali kita merasa kesal dengan sifat mereka yang keras kepala dan susah diatur.

Namun, ingatkah dirimu atas jasa orangtua yang sabar merawatmu sewaktu kecil? Sekarang, gantian kamu yang merawat mereka. Coba pahami sederet hal ini saat merawat orangtua yang sudah pikun. Yuk, jadi anak berbakti!

1. Pahami bahwa setiap orang pasti melewati fase yang sama 

5 Cara Menghadapi Orangtua yang Mulai Pikun, Jangan Mudah Emosi! ilustrasi nenek dan cucunya (pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas)

Dulu orangtua kita memang terlihat tegar dan kuat seperti super hero. Namun, saat mulai tua, mereka mulai menunjukkan berbagai kelemahan, salah satunya adalah mudah lupa dan hal ini adalah sesuatu yang wajar.

Pahamilah bahwa fase ini bukan hanya dialami oleh orangtua, kamu pasti akan melewati fase yang sama. Jadi, kamu harus mengerti dulu kalau pikun adalah kondisi yang wajar dialami lansia agar kamu tidak merasa terbebani saat merawat mereka.

2. Jangan tinggikan nada bicara 

5 Cara Menghadapi Orangtua yang Mulai Pikun, Jangan Mudah Emosi! ilustrasi marah (pexels.com/Liza Summer)

Tak jarang orangtua yang mulai pikun membuat kita kesal karena mereka selalu lupa dengan hal-hal penting. Sebagai manusia biasa, wajar sekali kalau kita emosi, namun jangan sesekali meninggikan nada bicaramu pada mereka.

Orangtua akan merasa tertekan dan bersalah karena keadaan ini. Padahal, mereka juga tidak ingin menjadi pelupa. Cobalah untuk lebih pengertian dan beri mereka waktu saat mengingat sesuatu.

Baca Juga: 5 Langkah Kecil Membuat Orangtua Bahagia, Sudah Melakukannya?

3. Bantu orangtua untuk mengingat sesuatu

dm-player
5 Cara Menghadapi Orangtua yang Mulai Pikun, Jangan Mudah Emosi! ilustrasi membantu orang tua (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Rasa sabar dan pengertian sangat dibutuhkan untuk menghadapi situasi ini. Selain itu, kamu juga dituntut untuk lebih peka terhadap kebiasaan orangtua, terutama mengetahui tempat mereka menyimpan suatu barang.

Jika mereka lupa letak suatu barang, bantulah mereka mencarinya. Tindakan ini akan membuat orangtua merasa tak sendirian. Mereka tahu bahwa anaknya adalah anak yang baik dan dapat diandalkan.

4. Tetap sabar menjawab pertanyaan mereka 

5 Cara Menghadapi Orangtua yang Mulai Pikun, Jangan Mudah Emosi! ilustrasi kakek dan cucunya (pexels.com/Kampus Production)

Orangtua yang pikun bukan hanya melupakan letak barang, terkadang mereka bisa lupa nama orang terdekat atau bahkan lupa dengan tindakan yang mereka perbuat sendiri. Mereka juga akan mengajukan pertanyaan yang diulang-ulang.

Jika sudah begini, jawab pertanyaan tersebut setenang mungkin, walaupun mereka menanyakan hal yang sama ratusan kali. Berilah pengertian bahwa kamu sudah memberi tahu hal tersebut sebelumnya pada mereka.

5. Ajak berkegiatan di luar rumah 

5 Cara Menghadapi Orangtua yang Mulai Pikun, Jangan Mudah Emosi! ilustrasi berfoto bersama orang tua (pexels.com/Kampus Production)

Lansia biasanya lebih mudah bosan berada di rumah terus-menerus, hal bisa jadi salah satu alasan yang membuat mood mereka jelek dan mudah marah. Kamu bisa mengajaknya liburan atau sekadar jalan-jalan sore ke taman.

Selain itu, melakukan aktivitas di luar rumah dapat menghilangkan rasa bosan. Jangan lupa ajak orangtua untuk berinteraksi dengan tetangga atau bernostalgia ke tempat favoritnya.

Sebagai anak yang berbakti, sudah seharusnya kita merawat orangtua dengan sepenuh hati. Terimalah mereka saat sehat maupun sakit. Jika terasa berat, ingatlah kembali ketulusan mereka saat merawat kita waktu kecil. 

Baca Juga: 5 Penyebab Konflik Antara Remaja dengan Orangtua, Sudah Tahu?

Delweys Octoria Photo Verified Writer Delweys Octoria

Hi, bestie! Have a great day!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya