#MahakaryaAyahIbu: Kenangan Lezat Seindah Bunga untuk Kasih Sayang Tiada Tara

Sebuah mahakarya lezat dan indah kupersembahkan sebagai tanda cinta untuk ayah dan ibu.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Dulu, ketika teman-temanku berseru “Ayo main!”, aku hanya menggeleng sambil tersenyum lalu memilih melangkah pulang ke rumah. Aku adalah anak perempuan biasa dari seorang wanita luar biasa yang kusebut IBU. Dan dari laki-laki luar biasa yang kusebut AYAH. Aku memang lebih senang membantu ayah dan ibu dirumah daripada pergi bermain. Ibu dan ayahku selalu memberiku pelajaran berharga setiap aku ikut membantu mereka. Aku selalu senang mendengarkannya. Ibu selalu mengajariku bagaimana menjadi seorang wanita yang anggun dan bijaksana.

“Seperti bunga nak, kau harus menjadi bunga yang cantik, anggun dan menawan. Menyejukkan hati siapapun yang memandangmu. Keberadaanmu haruslah menjadi sukacita bagi orang lain.”, kata ibuku.

dm-player

Ibuku memang secantik bunga-bunga yang dirawatnya di pekarangan rumah kami yang kecil. Baik parasnya maupun kepribadiannya. Sungguh cantik. Ayahku.. beliau mengajarkanku bagaimana menjadi seorang pekerja keras yang tidak mudah menyerah, bekerja dengan setulus hati walau sesulit apapun pekerjaan itu.

“Masakan yang lezat, pastilah dimasak dengan ketulusan hati. Jika masakanmu masih terasa kurang, jangan pernah lelah untuk terus menyempurnakannya. Coba dan coba lagi. Kau pasti bisa.” Kata ayahku dengan penuh semangat.

Semangat ayahku memang sepanas nyala api yang selalu berada dihadapannya ketika beliau bekerja. Beliau bekerja sebagai koki di rumah makan kecil di pinggiran kota. Bagiku, walaupun kecil dan sederhana, rumah adalah tempat ternyaman dan terbaik yang selalu aku rindukan. Rumah.. tempat dimana aku mendapat curahan kasih sayang ayah dan ibu. Kini aku telah beranjak dewasa. Berkat jerih payah dan kasih sayang mereka, aku berhasil menjadi seorang wanita dewasa yang sukses.

Aku menyadari bahwa orangtuaku lah sumber kebahagiaan dan kekuatanku. Kekuatan yang kokoh tak tertandingi oleh segala macam kesulitan hidup. Yang membuatku cukup tangguh untuk mencapai kesuksesan. Ada suara di kepalaku yang berkata “Inilah saatnya”. Ya, inilah saatnya untuk membalas jasa ayah dan ibu. Maka kubangun sebuah restoran berlantai dua dengan taman bunga di lantai atasnya. Memang tidak terlalu besar, namun cukup nyaman dan indah. Sebuah mahakarya untuk ayah dan ibu yang luar biasa.

Kini setiap orang akan mengenal masakan ayahku dan tahu betapa cantiknya bunga-bunga yang dirawat ibuku. Melalui restoran ini, aku ingin membagikan semangat kerja keras seorang ayah dan kelembutan kasih sayang seorang ibu. Seperti yang aku katakan dulu, aku suka berada di rumah. Rumah yang kumaksudkan bukanlah sebuah bangunan kokoh yang melindungimu dari terik panas dan hujan. Namun sebuah tempat di mana aku merasakan kenyamanan dan kesukacitaan. Yaitu berada di antara ayah dan ibuku.

Desita Natalia Photo Writer Desita Natalia

Just a little girl with a thousand dreams

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya