Cara Membangun Kecerdasan Anak Menurut Ahli, Ini yang Wajib Dilakukan!

Menurut psikolog, dua hal ini sangatlah penting

Setiap orang menginginkan anaknya tumbuh cerdas, tak hanya secara akademik, namun juga cerdas secara emosional juga sosial. Kecerdasan yang dimiliki anak dibangun sejak dini, melalui berbagai media dan kebiasaan. 

Lalu, bagaimana agar orangtua dapat mendidik anak menjadi sosok yang cerdas? Inilah penjelasan ahli, Orissa Anggita Rinjani, selaku psikolog pendidikan melalui wawancara khusus bersama IDN Times, pada Senin (17/4/2023).

1. Menurut psikolog, bermain sangatlah penting untuk membangun kecerdasan anak

Cara Membangun Kecerdasan Anak Menurut Ahli, Ini yang Wajib Dilakukan!Ilustrasi anak-anak bermain (Unsplash/Katherine Hanlon)

Pola asuh orangtua sangat mempengaruhi kecerdasan anak. Kebiasaan yang dibangun, interaksi yang dilakukan, hingga komunikasi yang terjalin akan berdampak pada performa anak. 

Orissa dalam wawancara bulan April lalu menjelaskan, terdapat dua hal yang dapat membangun kecerdasan anak, "Untuk anak-anak usia dini sebenarnya kalau dari penelitian cerdas itu melalui dua, bermain dan membaca."

Bermain dan membaca menjadi media yang paling efektif untuk mengembangkan kecerdasan anak. Saat bermain dengan dampingan orangtua, anak akan belajar banyak hal seperti kontrol gerak, koordinasi anggota tubuh, regulasi diri, serta banyak hal lainnya. 

Aktivitas bermain yang dilakukan anak sangatlah penting sebagai sarana eksplorasi. Misalnya dalam permainan sederhana seperti main air, terdapat banyak aspek perkembangan yang terstimulasi, menurut Orissa.

"Jadi dari permainan air aja sebenarnya semua aspek perkembangan itu terstimulasi dan bisa menjadi cerdas. Sehingga itu yang kadang-kadang kita tekankan bahwa main itu gak main-main, bermain itu gak main-main," Orissa menegaskan pentingnya bermain untuk mendorong kemampuan anak agar lebih optimal. 

2. Membaca buku tak kalah penting untuk anak-anak

Cara Membangun Kecerdasan Anak Menurut Ahli, Ini yang Wajib Dilakukan!Ilustrasi seorang anak laki-laki sedang membaca buku anak-anak. (Pixabay.com/FrancineS0321)

Selain bermain, membaca buku juga dinilai menjadi komponen penting untuk membangun kecerdasan anak. Membaca buku memiliki banyak dampak positif, bahkan dapat menjadi sarana mengenalkan dunia kepada anak-anak. 

Dari buku, anak-anak juga belajar banyak kosakata baru. Oleh karena itu, rutinitas membaca sangat penting dibiasakan jika ingin anak cerdas.

Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Orissa yang turut menekankan pentingnya kebiasaan membaca sedini mungkin untuk anak-anak, "Dan yang kedua membaca. Membaca buku, rutinitas membaca, ya gimana anaknya mau tiba-tiba suka membaca buku kalau dikasihnya gadget terus, jarang dikasih pegang buku, jarang dibacakan buku. Jadi anak belajar berbagai macam kosakata, konsep buku, konsep huruf, konsep tulisan, tulisan dan gambar, bahwa tulisan itu mewakili kata-kata lisan."

3. Anak-anak yang terbiasa dibacakan cerita setiap hari, menunjukkan performa yang baik di sekolah

Cara Membangun Kecerdasan Anak Menurut Ahli, Ini yang Wajib Dilakukan!ilustrasi mendongeng (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Tindakan yang dilakukan oleh orangtua di rumah kepada anak-anaknya, memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak. Mengutip dalam buku The Smartest Kids in The World, Amanda Ripley selaku wartawan investigasi majalah Time mengemukakan bahwa membacakan cerita setiap hari kepada anak menunjukkan tingkat berpikir yang lebih maju dibanding yang tidak melakukan kebiasaan tersebut. 

dm-player

Membacakan buku dan melakukan diskusi menunjukkan pengaruh yang baik bagi anak. Keterlibatan orangtua dalam membangun kebiasaan ini terbukti efektif untuk membangun anak-anak yang dapat menjawab soal tes lebih baik daripada yang tidak. 

4. Pentingnya memperhatikan tahap perkembangan anak

Cara Membangun Kecerdasan Anak Menurut Ahli, Ini yang Wajib Dilakukan!Pyramid of learning. (northshoreot.com)

Penting bagi orangtua untuk memperhatikan tahap perkembangan anak. Memaksakan banyak kemampuan yang tidak sesuai dengan usia anak hanya akan membuat anak kelelahan dalam belajar. 

Sebagai orangtua, sebaiknya memahami tahap perkembangan dan pertumbuhan anak dengan tepat. Capaian perkembangan anak yang belum tercapai dengan baik akan mempengaruhi kemampuan-kemampuan di atasnya. 

"Sebenarnya dampaknya jadi perkembangannya gak optimal. Kasihan juga dia (anak) stres, dia frustasi karena yang lain mungkin belajarnya jadi lebih gampang karena pondasinya kuat, tapi ketika dia enggak. Itu konsep diri anaknya yang kenakan, 'aku anak yang bodoh ya', 'aku anak yang gak bisa, ya', Itu dia frustasi dan begitu dia frustasi, dia hopeless," terang Orissa saat bicara urgensi orangtua memahami tahap perkembangan anak 

Dalam hal ini Orissa menjelaskan lewat piramida belajar yang akan menunjang kemampuan belajar anak secara akademik. Sebelum mencapai puncak pyramid of learning, komponen di bawahnya harus dibangun terlebih dahulu.

Misalnya kemampuan membaca pada anak telah dibangun sejak bayi. Balita yang diajak mengobrol, bernyanyi, dan membaca sejak kecil memiliki banyak kosakata yang nantinya akan menjadi kemampuan dasar untuk membaca. 

Seorang anak perlu memahami konsep sederhana untuk kemudian menguasai hal yang lebih kompleks seperti membaca, menulis, hingga berbicara. Untuk itu, orangtua tak perlu memaksakan anak dapat menguasai banyak hal di luar tahap perkembangan, namun juga diharapkan dapat membantu anak mencapai kemampuan-kemampuannya dengan baik. 

"Ketika satu tahapan tidak terlaksana dengan baik, ya akan menghambat," tegas Orissa.

5. Pola pengasuhan seperti apa yang efektif dalam memberikan capaian akademik yang baik bagi anak?

Cara Membangun Kecerdasan Anak Menurut Ahli, Ini yang Wajib Dilakukan!ilustrasi persahabatan anak-anak (pexels.com/Archie Binamira)

Terdapat beberapa pola pengasuhan yang bisa diterapkan oleh orangtua terhadap anak-anaknya, seperti otoriter, permisif, cuek, dan gabungan permisif-otoriter atau otoritatif. Dalam buku The Smartest Kids in The World disebutkan, penelitian dari Northwestern University menemukan anak dengan pengasuhan otoritatif memiliki capaian akademik yang lebih tinggi daripada pola pengasuhan yang lain. 

Orangtua dengan pola pengasuhan otoritatif bersikap hangat, responsif, dan dekat dengan anak-anak. Mereka juga memberi kebebasan untuk anak-anak mengeksplorasi dan membuat keputusan sendiri.

Namun di sisi lain, orangtua dengan pola ini mendidik dengan aturan yang jelas dan batasan yang tegas. Hasilnya anak-anak lebih tangguh dan sikap antisosialnya lebih rendah. 

Kamu bisa menerapkan beberapa insight di atas untuk anak-anakmu. Meski demikian kamu juga harus menyesuaikan dengan keyakinan dan kebutuhan anak.

Baca Juga: 5 Tanda Anak Dibesarkan dengan Pola Parenting yang Tepat

Topik:

  • Dina Fadillah Salma
  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya