5 Hal yang Perlu Dipahami dari Lansia, Demi Hubungan Baik dengan Ortu

#GoodLife Jangan ada konflik diantara kalian

Fase lanjut usia (lansia) merupakan tahap akhir dari keseluruhan rentang perkembangan manusia dan pengelompokkan umur lansia berbeda di masing-masing negara, kenapa? Ya guys, hal ini berkaitan dengan permasalahan demografis, ekonomi, dan juga tingkat kesehatan pada negara tersebut.

Di Amerika usia 65 digunakan sebagai benchmark pengelompokan usia lanjut, sedangkan di India, Taiwan, dan Indonesia masing-masing memberikan batasan yang sama bahwa usia 60 tahun ke atas tergolong kategori lansia.

Nah, dalam fase ini seseorang mengalami berbagai macam penurunan fungsi tubuh berupa fisiologis, psikologis, dan sosial yang dapat mempengaruhi pribadi setiap individu. Penurunan fungsi fisik ditandai dengan menurunnya fungsi organ tubuh dan panca indera, sedangkan fungsi mental ditandai dengan adanya perasaan lebih sensitif, cepat tersinggung, depresi, konflik batin, rasa sedih, rasa bersalah, dan rendah diri.

Oleh karena itu tidak jarang diantara kalian terlibat konflik dengan orangtua (ortu), bahkan untuk hal kecil sekalipun. Untuk itu kamu sebagai anak harus bisa menjaga perasaannya. Redam rasa kesalmu, tahan amarahmu, bagaimanapun juga mereka adalah orangtua. Yuk pahami mereka dari 4 hal ini agar hubunganmu dengan ortu berjalan damai.

1. Fisik

5 Hal yang Perlu Dipahami dari Lansia, Demi Hubungan Baik dengan Ortupexels/Public Domain Picture

Kondisi fisik yang mulai menurun seperti kulit berkerut, menopause, rambut yang memutih, penglihatan yang mulai kabur, pendengaran yang mulai berkurang, bahkan tinggi badan yang mulai menyusut terkadang menjadi alasan seseorang menjadi gelisah. 

Bantulah mereka untuk menerima perubahan fisik tersebut. Juga, ingatkan mereka untuk berolahraga, menjaga pola makan, dan kesehatan.

2. Mental dan emosi

5 Hal yang Perlu Dipahami dari Lansia, Demi Hubungan Baik dengan Ortupexels/Matthias Zomer

Seseorang pada usia lanjut mudah sekali tersinggung yang diekspresikan dengan berdiam diri, mogok makan, marah, atau berbicara sendiri (menggerutu, mengomel). Keadaan seperti ini membuat mereka perlu untuk dimengerti. Jangan cepat ikutan marah ya guys, sabar saja.

3. Hubungan interpersonal

dm-player
5 Hal yang Perlu Dipahami dari Lansia, Demi Hubungan Baik dengan Ortupexels/Daria Shevtsova

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial sehingga membutuhkan orang lain dalam setiap hidupnya. Begitu juga dengan lansia mereka membutuhkan orang lain untuk bertukar pikiran, untuk dapat mengerti, dan memahami mereka dengan baik.

Jika kamu tinggal jauh dari orangtuamu jangan lupa berkunjung atau menelepon ya, mungkin mereka rindu. Sebenarnya tidak perlu banyak bicara guys, dengarkan saja cerita mereka karena terkadang hanya didengarkan saja mereka sudah senang.

Baca Juga: Mau PDKT Sama Keluarga Pacar? Ini 5 Tips Seru Tanpa Budget Mahal

4. Masalah yang menyangkut harga diri

5 Hal yang Perlu Dipahami dari Lansia, Demi Hubungan Baik dengan Ortupexels/Pixabay

Di tengah-tengah keterbatasan fisik dan mental yang mereka alami, lansia juga masih ingin dihargai keberadaannya guys. Dengan adanya penghargaan tersebut membuat kehidupan mereka menjadi lebih berarti.

Nah, hargai mereka ya! Libatkan mereka dalam mengambil keputusan. Penurunan fungsi tubuh bukan berarti fungsi kognitifnya juga berkurang. Biasanya mereka lebih bijak lho karena lebih banyak pengalaman.

5. Masalah finansial

5 Hal yang Perlu Dipahami dari Lansia, Demi Hubungan Baik dengan Ortupexels/Pixabay

Jangan mengusik masalah finansial ya, karena ini permasalahan sensitif. Jika ada yang ingin dibicarakan, bicarakanlah baik-baik. Terkadang di usia lanjut biasanya para lansia telah pensiun dan berkurang pendapatannya. Hargai mereka dengan tidak menuntut yang macam-macam.

Baca Juga: 7 Gadget Ini Berbahaya untuk Anak dan Keluarga Tercinta

Dyah Photo Verified Writer Dyah

Create your own magic

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya