5 Hal yang Tidak Boleh Orangtua Tuntut dari Anak, Bisa jadi Beban!
ilustrasi ayah sedang mengasuh anak (pexels.com/Keira Burton)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap orangtua memiliki rasa tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Sebagai balasan atas kasih sayang dan cinta yang telah orangtua berikan, mereka juga mengharapkan anak-anak untuk menunjukkan penghargaan kepada orangtua.
Sayangnya, terkadang hal ini membuat orangtua jadi menuntut anak terlalu banyak yang justru membuat anak merasa terbebani.
Baiklah, adalah hal yang wajar bagi orangtua untuk menuntut sesuatu dari anaknya, terlebih jika ini demi kebaikan anak. Namun, pastikan kamu tidak menuntut hal-hal ini dari anak karena akan membuat mereka merasa terbebani dan tidak bahagia.
1. Selalu menjadi yang terbaik di sekolah
ilustrasi anak belajar di sekolah (pexels.com/Max Fischer)Semua orangtua tentunya ingin anak-anak mereka mendapat nilai yang bagus di sekolah. Bagi banyak orangtua ini adalah sesuatu yang bisa dibanggakan pada teman dan kerabat.
Namun, anak-anak memiliki cara berbeda dalam merespons pendidikan. Jangan menuntut anak untuk selalu jadi yang terbaik di kelasnya. Bahkan, orang-orang jenius, seperti Albert Einstein dan Thomas Edison bukanlah orang yang brilian sejak kanak-kanak.
Bantu anak belajar dan perhatikan di pelajaran mana anak menunjukkan potensi yang kuat.
2. Anak bisa berubah secara tiba-tiba menjadi seperti yang kamu kehendaki
ilustrasi orangtua dan anak sedang berbicara (pexels.com/Ketut Subiyanto)Saat anak melakukan sesuatu yang membuat kesal, kamu mungkin akan langsung berbicara pada anak bahwa kamu ingin mereka memperbaiki perilaku. Wajar jika kamu ingin mendorong anak menjadi lebih baik, tetapi ingatlah bahwa akan sulit bagi anak untuk langsung mengubah perilaku secara cepat.
Jangan berharap peningkatan terjadi dengan cepat dan tiba-tiba. Perubahan bisa bertahap dan membutuhkan bimbingan orangtua.
Baca Juga: 5 Tanda Kamu Belum Memiliki Kemampuan Parenting yang Cukup, Sulit!
3. Anak akan selalu melakukan seperti apa yang kamu katakan
ilustrasi ayah sedang menasihati anak (pexels.com/August de Richelieu)Seringkali orangtua berharap anak bisa diarahkan hanya dengan kata-kata. Padahal, anak bukanlah robot yang akan selalu berperilaku seperti bagaimana mereka disuruh.
Editor’s picks
Anak lebih cenderung melakukan sesuatu seperti apa yang mereka lihat dilakukan orangtuanya daripada apa yang mereka dengar dari orangtua. Jadi, cobalah untuk memimpin dengan memberi contoh.
Jika kamu ingin anak menjadi orang yang jujur, maka jangan berbohong. Jika kamu ingin anak selalu berkata yang baik-baik, jangan sampai anak mendengar kata-kata yang buruk keluar dari mulutmu.
4. Meminta anak berperilaku seperti anak-anak lain
ilustrasi ibu menemani anak bermain (pexels.com/Gustavo Fring)Adalah normal untuk membandingkan anakmu dengan anak-anak lain, baik sadar atau tidak. Meskipun hal ini normal, tetapi mengucapkannya bisa sangat merugikan.
Ketika kamu membandingkan atau berharap anak bisa seperti anak lain, artinya kamu sedang mengirimi mereka pesan bahwa mereka tidak cukup baik. Kamu memberi tahu bahwa mereka harus bercita-cita menjadi seperti orang lain.
Alih-alih meminta anak bisa menjadi seperti anak lain, sebagai gantinya ajari anak bahwa kamu mengharapkan versi yang terbaik, dan bahwa yang terbaik sudah cukup. Selain itu, fokuslah pada kekuatan dan kelemahan anak, bukan pada seberapa baik atau buruk kinerja teman-temannya.
5. Meminta anak selalu ceria dan bersikap manis
ilustrasi ayah sedang mengasuh anak (pexels.com/Keira Burton)Setiap orangtua tentunya berusaha sebaik mungkin agar anak menjadi ceria, periang, bahagia, dan selalu berperilaku baik. Banyak orangtua juga akan merasa gelisah bahkan kesal jika anak tampak murung, merajuk, dan menjadi pendiam.
Pemikiran bahwa anak harus selalu ceria muncul karena orangtua merasa bahwa mereka selalu ada untuk anak dan memperhatikan setiap kebutuhannya. Sehingga tidak ada alasan bagi anak untuk merasa sedih dan berperilaku buruk.
Padahal yang sebenarnya, perubahan suasana hati adalah bagian dari sifat manusia. Jadi, jangan menuntut anak untuk selalu bersikap manis dan merasa kesal ketika anak terkadang bertingkah tanpa alasan.
Terkadang, orangtua menuntut ini dan itu demi kebaikan sang anak sendiri. Namun, ingatlah bahwa anak tidak terlahir untuk selalu menyenangkan dan memenuhi harapan orangtua. Ini adalah kehidupan mereka dan mereka punya hak atas dirinya sendiri.
Sebagai orangtua, yang bisa kamu lakukan adalah mengawasi apa yang dia lakukan dan bimbing dia saat merasa membutuhkannya.
Baca Juga: Mengenal Tiger Parenting, Pola Asuh yang Dewakan Kesuksesan Anak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
