5 Hal yang Terjadi pada Anak Saat Orangtua Bersikap Terlalu Otoriter

Ini dampak negatif yang ditimbulkan

Pola asuh anak sewaktu kecil, sedikit banyak memengaruhi bagaimana ia tumbuh saat dewasa. Pada kondisi tertentu, ketegasan dan konsistensi diperlukan untuk membentuk kedisiplinan.

Namun apabila hal ini diterapkan dengan cara kurang tepat, bisa jadi akan menimbulkan otorisasi orangtua yang justru berdampak buruk pada perkembangan anak selanjutnya. Berikut hal yang bisa terjadi ketika orangtua menerapkan pola asuh otoriter pada anak. 

1. Memiliki penghargaan diri (self-esteem) rendah

5 Hal yang Terjadi pada Anak Saat Orangtua Bersikap Terlalu OtoriterIDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar

Orangtua otoriter menggunakan hukuman ketika mendidik, bukan kedisiplinan yang seharusnya dibutuhkan anak. Alih-alih anak diajarkan bagaimana membuat pilihan yang baik, mereka membuat anak menyesal atas kesalahan yang dilakukan. 

Anak yang tumbuh dalam pola asuh otoriter, biasanya memiliki karakter yang keras dan selalu mengikuti aturan. Ada yang harus dikorbankan untuk ketaatan yang anak lakukan, yaitu risiko dalam penghargaan diri yang rendah. Dalam hal ini, orangtua tak pernah menghargai pendapat anak. 

2. Lebih mungkin bersikap agresif dan bermusuhan terhadap orangtua

5 Hal yang Terjadi pada Anak Saat Orangtua Bersikap Terlalu OtoriterIDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar

Melansir 4 Types of Parents and Their Effects on Kids dari EFATA Christian School 2018 oleh Ami Morin, anak dengan pola asuh otoriter lebih mungkin jadi agresif dan bermusuhan daripada memikirkan bagaimana melakukan hal yang lebih baik ke depannya. Mereka fokus pada kemarahan yang mereka rasakan terhadap orangtua. 

Tipe orangtua otoriter biasanya lahir dari pola asuh serupa yang diterima ketika masih kecil. Pola asuh ini membatasi ruang anak dan kadang menyertakan hukuman fisik.

Bukan hanya lebih agresif, anak bisa mengalami krisis kepercayaan diri dan jadi pribadi pemalu. Bahkan dalam beberapa kasus, dapat berakibat pada kesehatan mental anak.

Kelak ketika dewasa nanti, anak yang mengalami kekerasan fisik biasanya melampiaskan amarahnya di luar rumah. Hal ini yang memicu perilaku agresif pada teman lainnya. 

3. Anak mudah berbohong untuk menghindari hukuman

dm-player
5 Hal yang Terjadi pada Anak Saat Orangtua Bersikap Terlalu OtoriterIDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar

Untuk menghindari hukuman terhadap perilaku yang menurut orangtua kurang pantas, anak melalukan berbagai cara untuk menyelamatkan diri. Dalam hal ini, anak dengan pola asuh otoriter lebih mudah berbohong bahkan terbiasa bersikap manipulatif. Ini dilakukan agar anak terhindar dari hukuman.

Baca Juga: Pola Asuh seperti Ini Terbukti Berpotensi Menjadikan Anak Psikopat

4. Kurang memiliki motivasi

5 Hal yang Terjadi pada Anak Saat Orangtua Bersikap Terlalu OtoriterIDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar

Pola asuh yang keras dan mengekang, pada dasarnya akan mematikan kebebasan anak. Pada akhirnya, anak menjadi kurang memiliki motivasi internal dalam mengambil keputusan atau bersikap.

Anak menjadi pribadi yang mudah cemas karena rasa aman dan kasih sayang saat kecil tidak terpenuhi. Padahal, ini merupakan kebutuhan dasar yang seharusnya diberikan oleh orangtua saat usia dini.

5. Kesulitan mengemukakan pendapat karena orangtua menutup rapat ruang berdiskusi

5 Hal yang Terjadi pada Anak Saat Orangtua Bersikap Terlalu OtoriterIDN Times/Alfisyahrin Zulfahri Akbar

Anak yang dididik dengan pola asuh otoriter, kerap kali ketakutan ketika mengemukakan pendapatnya. Orangtua menutup rapat diskusi. Ini yang menyebabkan mereka menjadi pribadi yang peragu atau takut salah ketika ingin mengutarakan sesuatu.

Orangtua yang otoriter lebih mungkin membuat anak kesulitan mengambil keputusan sendiri. Anak mengembangkan pribadi yang cenderung people pleaser, di mana ia jadi kesulitan mengatakan tidak pada orang lain. 

Kedisiplinan gak bisa hanya dilakukan dengan pola asuh otoriter. Seharusnya orangtua memberi kasih sayang dan rasa aman secara seimbang. Bagaimana pun, pengalaman masa lalu akan menjadi akar dari bagaimana anak berkembang saat dewasa. 

Baca Juga: 6 Gaya Pola Asuh ala Rachel Vennya, Patut Dicontoh Orangtua Millennial

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya