5 Tips Parenting Penting untuk Anak Usia Bawah 5 Tahun
unsplash.com/@xaviermoutonphotographie
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi para orangtua baru sering kali kita merasa bingung bagaimana caranya mengasuh anak. Wajar kalau kita para orangtua bingung, karena untuk pengetahuan parenting ini sendiri tidak ada pendidikan khusus yang mengajarkannya. Kita hanya melakukan apa yang orangtua kita lakukan dulu, padahal jaman dan kebutuhan anak pada saat ini sangatlah berbeda. Berikut 5 tips parenting yang baik bagi kalian para orangtua baru.
1. Selalu tetapkan dasar cinta dalam mendidik anak
gamozap.comSering kali kita melihat bahwa anak kita nakal sekali, gak nurut sama apa yang kita omongin, dan seolah bandel. Menurut saya itu hal yang sangat wajar karena anak-anak punya rasa ingin tahu yang sangat tinggi sekali. Dalam usia di bawah 5 tahun, menjadi fase emas bagi anak - anak untuk selalu ingin tahu dan penasaran terhadap apa-apa saja yang membuat mereka tertarik.
Tapi sebagian kita sebagai orangtua justru melarang, memarahi, bahkan menakut-nakuti anak akan segala hal buruk yang mungkin akan terjadi ke depannya. Seperti contoh, anak bermain lumpur / tanah karena dia tertarik akan teksturnya. Kebanyakan dari kita akan melarang dan menakut-nakuti seperti "nanti tangannya kotor", atau "nanti kena kuman lho".
Anak dalam fase usia di bawah 5 tahun sangat rentan sekali jiwanya, jadi menakut-nakuti jelas akan berefek buruk di masa yang akan datang. Selalu tempatkan cinta dan kasih sayang kita dalam mendidik anak, dan biarkan mereka berkembang sesuai ketertarikannya.
2. Orangtua adalah contoh yang hidup
pixabay.comSaya pernah membaca sebuah artikel, bahwa anak seorang akademisi / orang yang kita anggap berpengetahuan, pasti lebih pintar dari anak-anak usia sebayanya. Apa sebab? karena mereka melihat orangtua mereka belajar. Kemudian mereka tertarik, dan mereka melakukannya secara sukarela.
Anak-anak melihat bahwa kegiatan belajar adalah kegiatan yang menyenangkan dan alhasil mereka secara suka rela melakukannya. Sama seperti menyuruh anak kita untuk rajin membaca, tapi mereka tidak pernah melihat kita sebagai orangtua giat membaca, jadinya mereka malas-malasan dan mencontoh orangtuanya. Pastikan kita sebagai orang tua menjadi contoh bagi hal - hal baik yang ingin kita tanamkan ke anak-anak kita.
Baca Juga: Penting, Ini 6 Ilmu Parenting yang Dibutuhkan Orangtua Millennial
3. Mengajar bukan menghajar
pixabay.comEditor’s picks
Terkadang anak kita nakal sekali dan susah diatur. Saking nakalnya sampai-sampai perkataan orangtua sendiripun tidak dihiraukan. Kita ingin memberikan pelajaran, tapi yang perlu diingat bahwa tujuan kita memberikan pelajaran adalah untuk mengajarinya, bukan menghajarnya secara fisik karena kemurkaan/rasa benci kita.
Mengajari berarti menanamkan bahwa ada hal baik yang ingin kita tanamkan kepada anak. Tentu saja anak tidak akan kita bebaskan sebebas-bebasnya, perlu ada aturan pembatas untuk kebaikan anak di masa yang akan datang. Seperti contoh sopan dengan orang yang lebih tua, berbagi, simpati empati, dan lain sebagainya.
4. Selalu temani dia
pixabay.comDalam usia balita, seorang anak butuh sekali figur orangtua untuk menemaninya. Karena dalam usia ini adalah fase penopang yang sangat penting bagi hidupnya di kemudian hari. Jadi perlu sekali siraman perhatian dan kasih sayang yang masif dan berlimpah dari orangtua. Jaman sekarang jamak sekali kita temui orangtua yang sibuk bekerja, untuk anak mereka mempercayakan pada gadget agar mereka tidak rewel, tidak "mengganggu oran tua", dan lain sebagainya.
Bagaimanapun juga mendidik dan menemani anak dalam suka dan duka adalah tanggung jawab kita sebagai orangtua, maka kita perlu sekali meluangkan waktu setiap harinya, untuk menemani tumbuh kembang anak. Mudah untuk menemani anak ketika anak lucu - lucunya, melakukan hal yang kita suka, dan membuat kita gemas. Tetapi terasa sulit menemani dia saat dia melakukan hal - hal yang tidak kita suka, semisal tantrum, menangis hebat, dan lain sebagainya. Temani anak dalam keadaan apapun, sebagai bentuk kasih sayang kita yang dalam terhadap anak kita.
5. Temukan bakat dan ketertarikannya
pixabay.comSeorang anak tentunya berbeda dengan kita dalam hal bakat, ketertarikan, dan hal - hal yang ingin dia pelajari. Ketahuilah dan sadari itu, apa bakat dan minat mereka, kemudian fasilitasi anak untuk mengembangkan hal tersebut. seperti contoh, anda melihat anak anda suka corat coret ataupun menggambar. Temani dia dalam aktifitas tersebut, biarkan dia berkreasi dengan hal yang membuat dia tertarik.
Kalaupun suatu hari anak sudah bosan dengan hal tersebut, ga masalah. Anak sedang dalam proses pendalaman, mengeksplorasi hal - hal yang membuat mereka tertarik. Kunci dari belajar anak adalah selalu membuat mereka penasaran. Rasa ingin tahu anak tinggi sekali, dan jangan matikan itu. Selalu fasilitasi ketertarikan anak dalam mengembangkan bakatnya. Pastikan kita sebagai orangtua tahu talenta dari anak kita.
Itulah hal-hal tentang parenting yang bisa saya tulis di sini. Kalau mau ditarik secara garis besar, tujuan parenting adalah mempersiapkan anak kita sebelum mereka berhadapan dengan kehidupan sosial yang lebih luas, menanamkan pendidikan tentang kepercayaan diri, kepribadian, self esteem, dan menumbuh kembangkan anak dengan kasih sayang.
Semoga kita semua menjadi keluarga yang berbahagia!
Baca Juga: 4 Tantangan Orangtua Millennials dalam Parenting, Kamu Merasakan Juga?
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
