5 Cara Membantu Mengatasi Trauma Perceraian pada Anak

Jangan dibiarkan, trauma dapat terbawa hingga dewasa, lho!

Perceraian adalah hal yang sulit diterima bagi sebagian besar orang. Tidak ada pasangan yang berpikir atau berencana untuk bercerai. Apa lagi jika sudah dikaruniai anak dalam pernikahan tersebut. 

Respons anak terhadap perceraian orangtua bisa beragam. Terlebih karena stereotipe masyarakat tentang bagaimana suramnya keadaan pasca perceraian, membuat anak sangat mungkin menderita kecemasan dan perubahan tingkah laku.

"Saat orangtua bercerai, pekerjaan terbesar mereka adalah membuat anak tetap baik-baik saja. Reaksi anak terhadap perceraian dapat berbeda-beda. Mereka mungkin akan merasa jika mereka sudah melakukan kesalahan yang menyebabkan orangtuanya bercerai. Ada juga yang menderita kecemasan, menutupi emosi, hingga menjadi acuh. Semuanya adalah reaksi yang normal," ujar Stephanie Samar, PsyD seorang ahli terapi psikologi klinis, dilansir dari Child Mind Institute.

Membuat anak mengerti dan menerima perceraian adalah pekerjaan rumah yang tak mudah. Jika salah bertindak, maka buah hati akan menderita dalam jangka panjang akibat trauma.

Anak dengan trauma yang tidak tertangani akan tumbuh dengan banyak kesulitan. Hal ini bahkan bisa berdampak pada proses belajar, karier, hingga hubungan sosialnya. Melihat begitu pentingnya mengatasi trauma pada anak, berikut adalah lima cara yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi trauma pada anak akibat perceraian.

1. Hindari pertengkaran di depan anak

5 Cara Membantu Mengatasi Trauma Perceraian pada AnakIlustrasi pertengkaran di depan anak (pexels.com/RODNAE Productions)

Setelah perceraian orangtua, emosi anak akan jadi sangat sensitif. Mereka akan lebih mudah sedih, terpukul, dan marah. Tekanan yang didapatnya dalam upaya memahami perceraian orangtua akan membuatnya lebih mudah terusik.

Oleh karena itu, hindari bertengkar dengan siapapun di depan anak. Entah itu secara langsung, maupun melalui panggilan telepon.

Cobalah untuk menunjukkan sikap yang tenang seperti biasanya. Ini memang lebih mudah diucapkan ketimbang dilakukan. Tapi faktanya, stres yang dialami anak pasca perceraian adalah karena melihat perubahan signifikan pada kedua orangtuanya.

Dilansir dari Child Mind Institute, Dr. Howard seorang terapis anak menyarankan untuk menjaga kondisi rumah senormal mungkin. Jika memang diperlukan perubahan, maka cobalah untuk mengisi rutinitas bersama dengan anak.

2. Jelaskan bersama alasan bercerai

5 Cara Membantu Mengatasi Trauma Perceraian pada AnakIlustrasi Menjelaskan pada anak (pexels.com/Monstera)

Memberi pengertian pada anak tidak bisa jika hanya dilakukan satu pihak. Anak akan rentan menganggap penjelasan tersebut bohong jika tidak dilakukan bersama. Berdiskusilah dengan mantan pasanganmu untuk memberikan penjelasan pada anak bersama.

Selanjutnya, dalam memberikan penjelasan, jelaskan dengan sederhana, singkat, dan to the point. Terlalu banyak berbasa-basi malah akan membuat anak kebingungan dan merasa semakin tidak nyaman. Orangtua juga perlu memperhatikan pemilihan kata agar anak tidak merasa bersalah atas perceraian orangtuanya.

"Coba beri penjelasan dengan metode dua kalimat. Misalnya seperti, 'Ibu dan Ayah bertengkar hampir setiap waktu dan itu membuat kami tak bahagia, suasana rumah pun jadi tidak nyaman untukmu. Jadi kami berpikir mungkin lebih baik untuk tinggal terpisah demi kebaikan semuanya.' Ini bisa membantu anak penangkap isi perkataan dengan lebih baik, " Jelas Meri Wallace LCSW seorang psikolog anak, dalam Psychology Today.

3. Jangan saling menjelekkan satu sama lain

5 Cara Membantu Mengatasi Trauma Perceraian pada AnakIlustrasi adu argumen di depan anak (pexels.com/MART PRODUCTION)
dm-player

Seseorang bisa saja menjadi pasangan yang buruk dan menjadi orangtua yang baik di saat bersamaan. Karenanya, tahan dirimu agar tidak menjelekkan mantan pasanganmu di depan anakmu. Bagaimanapun, dia adalah orangtuanya.

Dilansir Psych Central, Jennifer Litner, PhD, LMFT, CST seorang psikolog mengatakan jika menjelekkan salah satu orangtua di depan anak akan mengganggu psikisnya. Dia akan membenci kedua orangtuanya, juga dirinya sendiri.

Tidak baik jika anak jadi turut berkonflik dengan orangtuanya akibat perceraian. Pastikan kamu dan mantan pasanganmu tetap kooperatif untuk hadir bersama dan memberikan cinta pada anakmu. Fokuslah pada hal itu dan kesampingkan dulu emosimu.

Baca Juga: 5 Cara Membantu Anak Menghadapi Perceraian Orangtua, Catat!

4. Luangkan waktu untuk anak

5 Cara Membantu Mengatasi Trauma Perceraian pada AnakIlustrasi kebersamaan keluarga (pexels.com/Kampus production)

Pada periode pasca perceraian, anak akan rentan merasa kesepian. Apalagi jika perubahan suasana begitu terasa. Cobalah untuh hadir dan meluangkan lebih banyak waktu untuk anakmu.

Komunikasikan dengan mantan pasanganmu untuk bergantian hadir. Kalian juga bisa sesekali hadir bersamaan, misalnya saat mengambil rapor ke sekolah, atau saat anak tampil untuk unjuk bakat.

Hal terpenting untuk mengatasi trauma perceraian pada anak adalah dengan memberikan perhatian serta kasih sayang yang sama dengan sebelumnya. Berikan anak waktu untuk beradaptasi secara perlahan.

5. Mendengarkan keluh kesah anak

5 Cara Membantu Mengatasi Trauma Perceraian pada AnakIlustrasi Mendengarkan anak (pexels.com/Kindel Media)

Pada fase ini, pasti banyak emosi yang berkecamuk dalam hati dan pikiran anak. Tapi anak-anak biasanya mentupi dan menyembunyikan hal itu karena tidak ingin orangtua sedih atau marah.

Orangtua perlu menunjukkan bahwa anak berhak untuk mengeluarkan unek-unek dalam hatinya. Coba ajak untuk berdialog. Dr. Stephani menyarankan untuk orangtua memberikan keyakinan pada anak bahwa tidak apa jika mereka marah atau sedih.

Orangtua perlu mengendalikan emosi dan memperhatikan betul tiap perkataan agar anak mau terbuka. Pastikan juga untuk menjaga kontak mata agar bisa mendapat kepercayaan anak.

Jika anak sudah mau bercerita, dengarkan dengan baik. Jadilah pendengar aktif, tunjukkan sikap yang tenang dan peduli. Jangan menginterupsi dan menganggu anak saat ia sedang mengekpresikan emosinya.

"Misalnya saja saat anakmu berkata ia merasa sedih lalu kemudian menangis. Jangan langsung menyuruhnya ceria, menghiburnya dengan menawari ini dan itu. Orangtua cukup hadir dan memvalidasi apa yang anak rasakan," ucap Dr. Stephani.

Nah, itu adalah lima cara yang dapat dilakukan untk mengatasi trauma perceraian pada anak. Trauma bukanlah masalah yang dapat diatasi dengan instan. Perlu kesabaran dan ketelatenan orangtua untuk mendampingi anak agar dapat mengatasi traumanya. Jika dirasa sudah tidak dapat ditangani oleh orangtua, segera cari bantuan pada psikolog, ya!

Baca Juga: 5 Cara agar Perceraian Tak Merusak Mental Anak, Limpahkan Kasih Sayang

Kintan Ayu Sevila Photo Verified Writer Kintan Ayu Sevila

Sejenis lumba-lumba

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya