Cara Membuat Ikatan Keluarga Makin Kuat, Gak Harus Sempurna Asal Usaha
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kedekatan menjadi pondasi utama dalam hubungan keluarga yang bahagia dan kuat. Sayangnya, kini semakin banyak keluarga yang goyah dan menimbulkan perpecahan. Melalui acara Bincang Shopee, psikolog Saskhya Aulia Prima, M.Psi membagikan tipsnya dalam membangun keluarga yang kuat.
Bincang ini dilakukan di Senayan City, Jakarta pada Sabtu (16/11) lalu. Dari acara tersebut, didapatlah cara membuat ikatan keluarga makin kuat sebagai berikut!
1. Keluarga yang kuat diawali dari hubungan suami dan istri yang kuat pula
Menurut Saskhya, terdapat riset yang menyatakan bahwa 2/3 hubungan suami istri menjadi kurang bahagia setelah kelahiran anak. Sementara itu, 1/3 hubungan yang semakin bahagia dengan kelahiran anak, cenderung memiliki keluarga yang kuat.
"Ibu dan bapak harus kuat sebelum satu keluarganya kuat. Good parenting, good marriage. Jangan buru-buru mau punya anak kalau hubungan suami istri belum kuat," tutur Saskhya di Ganara Art Space, Senayan City.
2. Di zaman modern ini, banyak sekali cobaan yang dapat merusak ikatan keluarga. Oleh karena itu, penting belajar olah rasa agar terhindar dari baper
Saskhya melihat bahwa keluarga di zaman modern ini, memiliki banyak sekali tantangan. Terutama, karena adanya sosial media. Kita terbiasa melihat potret keluarga yang ideal sehingga secara tidak sadar, membuat standarisasi dan ekspetasi terhadap keluarga sendiri.
"Belajar olah rasa. Ini penting banget. Kita hidup di zaman modern yang mana semua trigger mengerikan ini, datang karena kita baper. Makanya, kita harus mencari tahu bagaimana caranya supaya kita gak baper," tuturnya.
Apabila trigger baper ini berasal dari sosial media, Saskhya menyarankan orangtua untuk detoks sosial media sejenak. Apabila tidak bisa detoks, orangtua bisa mengikuti berbagai akun agar terdapat variasi konten untuk menghindari standarisasi.
3. Pertengkaran keluarga bisa muncul karena penyampaian pendapat yang melibatkan emosi
Editor’s picks
Ketika kita mudah baper, pertengkaran keluarga juga akan kerap terjadi. Kita perlu belajar untuk sabar dan mengatur emosi dalam menyampaikan pendapat.
"Pertengkaran itu banyak terjadi ketika suami atau istri hanya mengeluarkan pendapat. Tapi karena pakai emosi, jadi bertengkar. Mungkin karena sama-sama lelah, akhirnya emosi bermain," tutur dia lagi.
Baca Juga: Ternyata Belanja Bisa Jadi Cara Bonding Ayah dan Anak Perempuan, Lho!
4. Terkadang, problem keluarga muncul dari masalah-masalah kecil yang tidak disadari. Jadi, penting sekali untuk selalu melakukan komunikasi
"Banyak ibu merasa anak tidak mendengarkannya. Padahal, anaknya merasa sang ibu gak mengerti dia. Kenapa ini bisa terjadi? Terkadang, banyak masalah kecil yang gak disadari dan akhirnya menimbulkan masalah keluarga. Kenapa sih sang anak merasa tidak dimengerti ibunya?" terang Saskhya.
Ia menjelaskan pentingnya komunikasi intens dengan anak. Namun, komunikasi ini harus benar-benar menunjukkan perhatian dan minat kita agar anak merasa dimengerti. "Ketika bertemu anak, kita gak hanya tanya hal teknis aja kayak 'Sekolah gimana? PR gimana?'. Tapi, coba tanya apa yang dia sukai? Bagaimana perasaannya saat ini," lanjutnya.
5. Keluarga gak harus sempurna. Tapi, kita mau sama-sama berusaha
Membangun keluarga yang kuat adalah suatu proses. Masing-masing keluarga memiliki masalahnya sendiri. Namun apabila dijalankan bersama-sama, tentu keluarga akan semakin kuat. "Keluarga yang kuat dibangun dari usaha yang konsisten. Kita gak harus perfect tahu maunya anggota keluarga kita. Tapi, kita mau berusaha," tutup Saskhya.
Baca Juga: Kehangatan Keluarga Djaduk Ferianto yang Bisa Jadi Panutan