7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak 

Semoga bisa membantu ayah dan bunda mengasuh buah hati

Masa anak-anak memang menjadi masa emas untuk membentuk karakter-karakter positif mereka. Salah satunya adalah rasa percaya diri yang sehat. Tidak kurang, juga tidak berlebihan.

Dengan kepercayaan diri, anak akan lebih mudah beradaptasi dalam lingkungan baru. Mereka juga akan lebih berani menerima tugas atau tantangan karena memiliki keyakinan akan mampu melakukannya.

Sayangnya, meski hampir semua orang tua ingin anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, kadang tanpa sadar orang tua justru melakukan hal-hal yang menghambat kepercayaan diri anak seperti:

1. Melakukan segalanya untuk anak 

7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/julia-m-cameron

Sering kali orang tua hanya bermaksud memudahkan anak dan meringkas waktu. Sayangnya, jika orang tua selalu melakukan segalanya untuk anak bahkan hingga ke hal-hal sepele seperti menyiapkan perlengkapan sekolah, anak jadi tidak tahu kalau dirinya mampu melakukannya sendiri.

Bahkan untuk hal-hal yang lebih sulit, orang tua memiliki kewajiban mengajarkan pada anak cara melakukannya. Bukan mereka yang terus melakukannya untuk anak. Pengetahuan anak tentang kemampuannya penting agar anak memiliki keyakinan pada dirinya sendiri.

2. Membesar-besarkan kesalahan anak 

7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/august-de-richelieu

Sepanjang proses belajar anak, tentu ia akan melakukan berbagai kesalahan. Dari kesalahan-kesalahan itulah ia akan belajar melakukan sesuatu dengan lebih baik lagi. Oleh karenanya, orang tua harus bisa bersikap lebih toleran pada kesalahan-kesalahan yang dilakukan anak.

Toh, dia tidak sengaja. Bila orang tua justru membesar-besarkan setiap kekeliruannya, sekecil apa pun itu, anak akan kehilangan keberanian untuk mencoba lagi. Ia menjadi selalu ragu-ragu dan tidak berani berinisiatif. Ia berpikir lebih baik diam ketimbang salah.

3. Lebih mudah mengkritik ketimbang mengapresiasi 

7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/gustavo-fring

Anak-anak pun perlu diajari untuk menerima kritik. Namun jangan sampai orang tua tidak mengimbangi kritik dengan apresiasi. Bahkan saat anak mengalami kegagalan, bukan berarti tak ada yang bisa diapresiasi dari dirinya, kan?

Paling tidak, anak sudah berani mencoba dan berusaha melakukan yang terbaik. Akan makin buruk bila kritik yang disampaikan orang tua terlalu keras. Bagi orang dewasa, kritik yang demikian mungkin terasa biasa.

Namun bagi anak yang masih minim pengalaman dan cenderung sensitif, cara menyampaikan kritik yang kurang tepat akan membuatnya merasa terluka dan hilang keberanian ketimbang termotivasi.

Baca Juga: 5 Tips Mendidik Anak agar Lebih Berani Bebas Beropini dan Berkarya

4. Kerap membandingkan dengan anak lain 

dm-player
7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/tatianasyrikova

Apakah orang tua tidak boleh menceritakan prestasi anak lain di depan anak mereka? Sangat boleh. Anak juga perlu tahu soal itu kok. Namun pastikan orang tua paham benar bedanya hanya mengabarkan dengan membandingkan anak sendiri dengan anak lain.

Kalau hanya sekadar mengabarkan prestasi anak lain, anak juga akan menerimanya biasa-biasa saja. Bahkan anak akan ganti mengabarkan prestasi lain teman-temannya yang mungkin belum diketahui orang tua.

Tetapi jika orang tua membandingkan anak berprestasi itu dengan dirinya yang dirasa kurang berprestasi, ia akan merasa tertekan dan malu. Anak bisa menjadi selalu merasa kurang dari anak-anak lain dalam hal apa pun dan tidak berharga bagi siapa pun. Tak terkecuali bagi orang tuanya sendiri.

5. Tidak pernah memberi tahu anak tentang hal-hal istimewa dalam dirinya 

7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/gustavo-fring

Mengenali potensi diri memang tidak mudah. Terlebih untuk anak-anak. Oleh karenanya, orang tua perlu memberi tahu mereka. Tentu tidak asal-asalan melainkan berdasarkan pengamatan akan keseharian mereka, buku rapor, laporan guru dan teman-temannya, bahkan bila perlu hasil tes psikologi.

Bukan hanya kelebihan-kelebihan di bidang akademik yang perlu orang tua beri tahukan pada anak. Namun juga sifat-sifat baiknya. Seperti sifat rajinnya, kedermawanannya, dan selalu mau membantu orang tua.

6. Tak memberi anak kebebasan memilih dan mengutarakan pendapat 

7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/olly

Jika di rumah anak tidak pernah diberi kesempatan memilih dan menyampaikan pendapat, sampai besar ia akan kesulitan mengungkapkan gagasan-gagasannya pada orang lain. Ia selalu khawatir gagasannya keliru atau malah hanya akan mengundang tawa.

Bahkan ia bisa merasa tidak pernah memiliki pendapat apa pun dan asal menjadi pengikut siapa pun. Ini tentu bisa berbahaya. Selain dirinya menjadi tak berkembang, bila ia mengikuti orang yang tidak baik, ia akan ikut terjerumus.

7. Terlalu membatasi pergaulan anak 

7 Sikap Orang Tua yang Menghambat Kepercayaan Diri Anak Pexels.com/jonas-mohamadi-621232

Pergaulan anak memang perlu dibatasi. Bila tidak, bisa-bisa anak salah pergaulan. Namun membatasi tak boleh sampai membuat anak merasa tak punya teman. Pastikan saja anak masih berada di lingkungan yang aman. Anak butuh terhubung dengan teman-teman sebayanya dan saling belajar.

Dalam pergaulan dengan teman sebaya, anak belajar menumbuhkan rasa percaya dirinya sekaligus mengendalikan kepercayaan diri itu agar tidak berlebihan. Sebab bila berlebihan, ia tentu akan kurang disukai teman-temannya.

Memang tidak mudah menanamkan berbagai karakter positif pada anak termasuk kepercayaan diri yang sehat. Dengan mengingat 7 sikap yang perlu dihindari di atas, semoga ayah dan bunda bisa terbantu dalam mengasuh buah hati.

Baca Juga: 5 Cara yang Benar Dalam Mendidik Anak Agar Cinta & Peduli pada Hewan 

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya