5 Bentuk Kesombongan pada Keluarga Sendiri, Cepat Introspeksi!

Setelah dewasa berpikir mereka tidak penting

Kita tahu, sombong adalah sifat yang buruk. Akan tetapi, kita jarang menyadarinya saat menyombongkan diri di hadapan orang-orang. Tak terkecuali pada keluarga sendiri.

Biasanya, kita akan menemukan pembenaran atas kesombongan kita apabila ada orang yang menegur. Padahal, yang seharusnya dilakukan ialah segera berintrospeksi.

Jangan biarkan kesombongan tersebut makin menjadi-jadi sebab keluarga merupakan asal-usul sekaligus tempat kembali kita semua di dunia ini. Ada lima indikasi kesombongan pada keluarga yang harus kita akhiri, berikut di antaranya.

1. Merasa tidak membutuhkan saudara dan mampu melakukan semuanya sendiri

5 Bentuk Kesombongan pada Keluarga Sendiri, Cepat Introspeksi!ilustrasi pria berjalan (pexels.com/Trần Long)

Bentuk kesombongan ini muncul setelah kita dewasa, memiliki tubuh yang kuat, dan pengetahuan yang luas. Memang benar bahwa seiring dengan datangnya masa dewasa, ketergantungan kita pada orang lain otomatis menurun.

Namun, apakah itu artinya kita pasti tidak lagi membutuhkan saudara? Kita baru akan menyadari ketidakmampuan diri untuk lepas dari bantuan keluarga saban mengalami masalah berat. Atau, jatuh sakit dan tak ada yang mau merawat kita tanpa imbalan selain saudara.

2. Sesumbar bahwa keberhasilan yang diraih murni kerja keras sendiri, tanpa support keluarga

5 Bentuk Kesombongan pada Keluarga Sendiri, Cepat Introspeksi!ilustrasi seorang pria (pexels.com/Victoria Borodinova)

Untuk mencapai keberhasilan, tentu kita bekerja keras. Akan tetapi, akar dari keberhasilan tidak tumbuh dalam semalam. Jauh sebelum kita mulai bekerja keras, orangtua sudah menanamkan nilai-nilai yang hari ini memungkinkan kita buat meraih keberhasilan.

Contohnya, kedisiplinan, kepercayaan diri, semangat belajar serta berusaha, kepandaian memanfaatkan kesempatan, dan sebagainya. Dalam perjalanannya pun, baik adik maupun kakak kita ikut memberikan dukungan.

Meski kita cenderung menyangkalnya, penerimaan mereka saban kita mengalami kegagalan saja sudah merupakan bentuk dukungan. Mereka tidak mempermasalahkannya bahkan memberi tahu kita kalau ada informasi yang mungkin dapat membantu terwujudnya keinginan-keinginan kita.

Baca Juga: 5 Penyebab Keluarga Pasangan Sulit Akur Satu Sama Lain, Menyebalkan!

3. Meremehkan saudara yang dinilai tidak sukses dalam pendidikan dan pekerjaan

dm-player
5 Bentuk Kesombongan pada Keluarga Sendiri, Cepat Introspeksi!ilustrasi seorang pria (pexels.com/Anastasiya Vragova)

Kesuksesan kita yang melebihi saudara-saudara dalam hal pekerjaan dan pendidikan dapat berakibat baik maupun buruk. Baiknya, kita mampu menjadi contoh dan membantu mereka supaya bisa meraih hal yang sama.

Buruknya, dengan atau tanpa akibat baik di atas, kita menjadi punya pembenaran untuk bersikap sombong pada keluarga sendiri. Kita gemar menghakimi dan mengejek saudara-saudara yang pendidikannya tidak setinggi kita atau pekerjaannya biasa-biasa saja.

Padahal, kesuksesan tidak melulu tentang kedua hal tersebut. Saudara mungkin tak sehebat kita dalam tingkat pendidikan dan posisi pekerjaan. Namun, ia selalu siap menolong siapa saja yang membutuhkan. Tak terkecuali menjadi yang paling sibuk saat ada kematian dengan membantu mengurus proses pemakaman dari awal sampai akhir.

4. Menolak pemberian dari saudara yang dianggap gak bernilai

5 Bentuk Kesombongan pada Keluarga Sendiri, Cepat Introspeksi!ilustrasi seorang pria (pexels.com/Вальдемар)

Jangan membiasakan diri hanya mau menerima pemberian orang yang sesuai dengan ekspektasi. Contohnya, harus barang yang bermerek dan mahal. Kita perlu menerima pemberian apa pun dari saudara agar tidak menyakiti hati mereka.

Kita harus melihatnya dari sisi kepedulian serta keikhlasannya. Bukankah jauh lebih baik diberi apa pun dengan ikhlas ketimbang mendapatkan sesuatu yang mahal dari seseorang tapi ia suka mengungkit-ungkitnya?

5. Malu memperkenalkan keluarga pada teman atau pasangan

5 Bentuk Kesombongan pada Keluarga Sendiri, Cepat Introspeksi!ilustrasi seorang pria (pexels.com/Monstera)

Kita cenderung menutup-nutupi soal keluarga pada siapa pun. Sampai-sampai alamat rumah pun sebisa mungkin disembunyikan dari teman-teman. Apabila ada teman yang bertanya soal keluarga, kita bercerita lebih buruk dari kondisi keluarga yang sesungguhnya.

Seperti kita mengaku tumbuh di keluarga yang broken home padahal tidak. Hal ini kita lakukan hanya supaya orang tak lagi banyak bertanya karena kisah keluarga broken home berpotensi bikin kita sedih. Atau, kita justru melebih-lebihkan kehebatan keluarga.

Misalnya, berdalih kita tak pernah memperkenalkan orangtua dan saudara pada teman lantaran mereka semua sangat sibuk. Jika mereka tidak sedang mengurus berbagai bisnis, berarti berlibur ke luar negeri. Padahal, setiap hari kita masih bertemu dan mengobrol santai dengan keluarga.

Sikap sombong pada orang lain saja tidak baik, apalagi terhadap keluarga sendiri. Tidak ada yang benar-benar pantas kita sombongkan sebab semua hal di dunia ini cuma sementara. Lebih baik kita menjaga sifat rendah hati agar tak tercabut dari diri.

Baca Juga: 5 Bentuk Apresiasi Diri yang Salah Dilakukan, Termasuk Sombong!  

Marliana Kuswanti Photo Verified Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya