5 Alasan Anak Rewel dan Apa yang Harus Dilakukan, Orangtua Wajib Tahu!

Anak punya perasaan yang juga cukup kompleks

Layaknya orang dewasa, anak juga dapat mengekspresikan emosi berdasarkan apa yang dirasakan. Bahkan ia bisa dibilang memiliki perasaan yang sama kompleksnya dengan orang dewasa. Anak dapat merasakan kesedihan mendalam, bahkan berisiko mengalami depresi. Ia juga sering kali rewel tanpa orangtua ketahui alasannya.

Sayangnya, tak banyak orangtua menyadari hal ini sebab anak belum bisa menjelaskan apa yang benar-benar ia rasakan. Padahal jika orangtua memahaminya lebih jauh, anak tahu bahwa ayah dan bunda ada untuknya sehingga ia merasa nyaman. Hubungan yang terjalin pun bisa lebih dekat dan harmonis.

Maka dari itu, mari pahami apa saja alasan yang memicu anak menangis agar para orangtua tahu langkah apa yang perlu dilakukan untuk menenangkannya.

1. Anak merasa sangat kelelahan 

5 Alasan Anak Rewel dan Apa yang Harus Dilakukan, Orangtua Wajib Tahu!ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Phil Nguyen)

Walau aktivitasnya tak jauh dari bermain, makan, tidur, dan kegiatan ringan lainnya, tetapi anak juga dapat merasa sangat kelelahan. Ketika ini terjadi, tubuh mengeluarkan hormon adrenalin dan kortisol agar ia tetap waspada. Namun dilansir Parents, kedua hormon ini membuatnya cenderung cranky dan mudah menangis.

Jika aktivitas yang dilakukannya cukup padat dalam beberapa waktu terakhir, berikan anak waktu lebih untuk beristirahat. Apabila anak kesulitan tidur di malam hari, kurangi screen time atau kontak dengan gadget dan berikan makanan yang merangsang produksi melatonin seperti susu, telur, dan ikan agar tidurnya lebih nyenyak.

2. Anak sedang overwhelmed atau kewalahan

5 Alasan Anak Rewel dan Apa yang Harus Dilakukan, Orangtua Wajib Tahu!ilustrasi pesta ulang tahun anak (unsplash.com/@jontyson)

Dilansir Parents, sekitar 10 hingga 35 persen orang sensitif terhadap cahaya, suara, dan keramaian. Pada anak-anak, mereka akan mudah kewalahan dan cenderung menangis saat berada di situasi yang bising dan ramai seperti pesta ulang tahun.

Mungkin tak semua anak mengalami hal ini. Namun tak perlu khawatir, ini merupakan hal yang wajar karena setiap anak memiliki karakter dan kepribadian yang berbeda. Apabila anak menangis dalam situasi ini, tak perlu buru-buru menghentikan tangisannya. Biarkan ia meluapkannya hingga merasa lebih tenang.

Baca Juga: 5 Tanda Anak Tertekan dengan Tuntutan Orangtua, Pahami Keinginannya

3. Anak sedang sakit

dm-player
5 Alasan Anak Rewel dan Apa yang Harus Dilakukan, Orangtua Wajib Tahu!ilustrasi anak sakit (pexels.com/cottonbro)

Anak yang rewel juga bisa menjadi tanda bahwa ia sedang sakit. Namun, tangisan anak yang sedang sakit umumnya lebih keras dan intens dibandingkan biasanya. Dalam hal ini, sentuhan dan pelukan dari orangtua dapat menstimulasi hormon oksitosin yang merupakan pereda nyeri alami.

Di usia 3 hingga 4 tahun, anak juga akan menangis sebagai bentuk rasa takut dan antisipasi akan rasa sakit yang dialaminya. Sebut saja di momen ketika anak akan disuntik. Untuk itu, orangtua dapat memvalidasi perasaan takut yang dialami anak serta memberikan reward setelah anak melalui hal yang menakutkan tersebut.

4. Anak tengah merasa lapar

5 Alasan Anak Rewel dan Apa yang Harus Dilakukan, Orangtua Wajib Tahu!ilustrasi anak menangis (pexels.com/Vanessa Loring)

Tak hanya orang dewasa, anak juga cenderung rewel ketika sedang lapar dan kadar gula darahnya menurun. Anak-anak umumnya dianjurkan untuk makan setiap tiga hingga empat jam sekali. Ini setara dengan sekitar tiga makanan utama dan dua makanan selingan. 

Maka dari itu, penuhi kebutuhan nutrisi anak dan selalu siapkan makanan darurat untuk dikonsumsi anak kapan pun ia merasa lapar. Namun satu hal yang perlu dicatat, upayakan untuk tidak memberi makanan selingan dalam porsi besar di waktu makanan utama. Sebab, ini dapat membuat anak keburu merasa kenyang sebelum makan utama.

5. Anak merasa bersalah

5 Alasan Anak Rewel dan Apa yang Harus Dilakukan, Orangtua Wajib Tahu!ilustrasi anak menangis (pexels.com/Jep Gambardella)

Sejak anak menginjak usia 3 tahun, ia mulai dapat merasakan empati terhadap sesama dan menangis ketika ia menyakiti orang lain atau saat ia merasa bersalah. Anak mungkin berpikir, jika ia melakukan sesuatu yang buruk, ia akan menerima konsekuensi tertentu.

Ketika hal ini terjadi, bantu anak memvalidasi perasaannya serta merekonstruksi pikirannya. Berikan anak ruang untuk menangis agar bisa mengekspresikan emosinya. Setelah itu, ajak anak berdiskusi untuk fokus pada hal yang bisa diubah dan diperbaiki alih-alih tenggelam dalam kesedihan. 

Tak bisa dimungkiri, anak yang rewel menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua. Namun ini merupakan cara anak untuk mengekspresikan emosinya. Oleh sebab itu, orangtua perlu memahami alasan di balik rewelnya anak sehingga dapat melakukan langkah yang tepat untuk membuat anak merasa tenang.

Baca Juga: 5 Tips Mendekatkan Anak Kandung dengan Anak Adopsi

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya