5 Cara Jitu Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Teman Sebaya

Penting untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan

Tak terasa, sosok mungil yang dahulu menghabiskan waktu bersama kita selama nyaris 24/7 kini telah beranjak dewasa. Saat mulai bersekolah, intensitas bertemu pun semakin berkurang. Bahkan, mereka mungkin lebih nyaman berinteraksi dengan teman dibanding bersama orangtuanya.

Tentu perasaan khawatir sering kali melanda kita selaku orangtua. Karena tidak bisa mengawasi sepenuhnya, kita takut mereka terjerumus pergaulan negatif. Menasihati anak saja tak cukup untuk melindungi mereka dari pengaruh buruk teman sebaya. Berikut ini beberapa pendekatan yang bisa dilakukan. 

1. Jalin komunikasi yang baik 

5 Cara Jitu Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Teman Sebayailustrasi ibu dan anak berbincang (pexels.com/Nicole Micahlou)

Barangkali alasan mengapa anak lebih nyaman menghabiskan waktu bersama teman-temannya ialah lantaran dia merasa kesepian. Rumah yang seharusnya menawarkan kehangatan justru tampak seperti tempat asing untuknya. Alhasil dia mencari pelarian lain agar bisa mengisi kekosongan di hatinya.

Jika kebetulan dia bertemu teman-teman yang baik, tentu itu merupakan hal bagus. Namun jika sebaliknya, kita sebagai orangtua pastinya menyesal karena gagal melindungi mereka. Oleh karena itu, sesibuk apa pun kita, upayakan untuk selalu hadir untuknya. Jadilah teman dan tempat bernaung yang bisa mereka andalkan.

2. Berkenalan dengan teman-temannya

5 Cara Jitu Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Teman Sebayailustrasi sekelompok teman (pexels.com/Ron Lach)

Meski tak bisa mengawasi setiap saat, tapi kita bisa menilai baik buruknya sang kawan secara langsung. Sebelumnya, minta buah hati untuk menceritakan sekilas mengenai teman-temannya. Pastikan kita tertarik dan terlihat excited saat mendengarkannya.

Setelah itu, ajak dia membawa teman-temannya untuk bermain ke rumah. Pastikan kita memberikan ruang yang nyaman bagi mereka, menghidangkan makanan lezat, dan mengobrol dengan santai tanpa perasaan menghakimi. 

Jika mereka nyaman, ada kemungkinan mereka akan kembali hang out di rumah sehingga kita bisa mengawasi lebih mudah. Yang terpenting, jangan membuat mereka risi dengan melakukan gerak gerik mencurigakan.

Baca Juga: 5 Manfaat Penting dari Belajar Sembari Bermain bagi Anak-anak

3. Dorong mereka bertemu orang baru

dm-player
5 Cara Jitu Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Teman Sebayailustrasi anak-anak bermain (unsplash.com/Fabian Centeno)

Anak-anak sejatinya suka bersosialisasi. Mereka ingin diterima dan diakui dalam kelompok sosial. Orangtua tentunya bisa memfasilitasi ini dengan menempatkan mereka ke berbagai komunitas dan lingkungan yang positif. Misalnya mengajak mereka berinteraksi dengan para tetangga atau mengikutsertakan mereka dalam kegiatan seru.

Jika terbiasa bertemu dan membangun pertemanan dengan banyak orang, mereka berkesempatan mengenal berbagai karakter. Dengan arahan yang tepat, mereka pun bisa menjadi lebih selektif dalam memilih teman dan punya proteksi terhadap pengaruh dari lingkungan luar.

4. Ajak mereka berdiskusi mengenai konsekuensi dari perilaku negatif

5 Cara Jitu Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Teman Sebayailustrasi ayah dan anak berbincang (pexels.com/August de Richeliu)

Bak kertas kosong, anak-anak belum sepenuhnya memahami dunia di sekitar mereka. Karenanya, mereka belum mampu mengidentifikasi baik atau buruknya segala sesuatu. Bukan tidak mungkin mereka melakukan perilaku negatif sebab tak mengetahui dampaknya di masa mendatang.

Oleh karena itu, orangtua berperan untuk memberikan pemahaman bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Ajak mereka berdiskusi soal dampak buruk yang bisa menimpa mereka jika terjerumus dalam tindakan-tindakan negatif. Pastikan diskusi berjalan dengan nyaman agar mereka mau membuka pikiran dan memahami dengan baik.

5. Ajarkan mereka untuk menolak

5 Cara Jitu Melindungi Anak dari Pengaruh Negatif Teman Sebayailustrasi menolak (pexels.com/Monstera)

Sebagian besar dari kita gak mampu menolak permintaan atau ajakan orang lain. Kata "tidak" menjadi sesuatu yang sulit diucapkan. Biasanya kita merasa gak enak dan takut hubungan menjadi renggang jika menolak.

Jika hanya terjadi sekali dua kali masih bisa dimaklumi. Namun kalau berkali-kali, jelas akan merepotkan diri sendiri. Karenanya anak harus diberikan pemahaman bahwa kita tak perlu mengiyakan semua hal.

Ajarkan mereka untuk memprioritaskan diri mereka terlebih dahulu sebelum orang lain. Mereka juga perlu belajar menetapkan batasan yang jelas agar tak selalu memaksakan diri. Khususnya saat sedang tak mampu.

Sebelum mengenal dunia sekitar, orangtua perlu membekali anak dengan fondasi kuat yang bisa membentengi mereka dari pengaruh hal-hal negatif. Dengan demikian, mereka tak mudah terjerumus dalam pergaulan bebas. 

Baca Juga: 5 Perlakuan Buruk Orangtua yang Tanpa Sadar Menjadi Trauma Bagi Anak

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya