5 Cara Tanamkan Delayed Gratification pada Anak, Latih Kesabarannya

Salah satu bekalnya kelak untuk meraih kesuksesan

Anak muda zaman sekarang terkenal menyukai hasil instan. Padahal, tak ada shortcut atau cara cepat untuk meraih segaa sesuatu. Dengan kata lain, kita perlu mengerahkan kerja keras dan cerdas serta harus tahan melalui proses yang panjang demi mencapai kesuksesan. Bahkan, bukan tak mungkin kita menemui kegagalan di tengah jalan.

Kemampuan untuk menunda kesenangan atau delayed gratification merupakan salah satu bekal yang dibutuhkan untuk mencapai kesuksesan. Hal ini perlu ditanamkan dan dilatih sejak anak masih belia.

Wajib masuk di kamus parenting kamu, berikut cara yang bisa dilakukan agar anak mampu menerapkan delayed gratification di kehidupan sehari-hari!

1. Latih kesabaran anak

5 Cara Tanamkan Delayed Gratification pada Anak, Latih Kesabarannyailustrasi melatih kesabaran anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Biasakan anak untuk menunggu sebelum permintaannya dikabulkan. Beri jeda selama 10 hingga 20 menit sebelum kita mewujudukan keinginannya. Jika dilakukan secara konsisten, ini dapat mengajarkannya bahwa mendapatkan sesuatu membutuhkan waktu; gak semua hal bisa diperoleh dengan instan. 

Selain itu, anak juga akan lebih terampil dalam mengendalikan dan menahan diri sehingga cenderung tenang ketika permintaannya tak dituruti saat itu juga. Pelan-pelan, ia mulai mampu menerapkan nilai-nilai ini di dalam kehidupannya. 

2. Berikan reward saat berhasil menunggu

5 Cara Tanamkan Delayed Gratification pada Anak, Latih Kesabarannyailustrasi memberikan hadiah ke anak (pexels.com/Yan Krukov)

Untuk mendorong keberhasilan dalam melatih kesabaran anak, orangtua bisa memberikan reward sebagai bentuk motivasi eksternal. Ketika anak diminta menunggu untuk mendapat sesuatu, tambahkan hal lain yang menjadi kesukaannya jika ia berhasil. 

Di percobaan pertama, pemberian reward mungkin belum terlalu mempan dalam melatih kesabarannya. Namun, bila dibiasakan, mereka akan tertarik dan belajar untuk menunda keinginan agar bisa mendapat kepuasan berkali-kali lipat.

Baca Juga: 5 KDrama Ini Bukti Sikap Buruk Anak Lahir dari Parenting yang Salah

3. Alihkan perhatiannya 

5 Cara Tanamkan Delayed Gratification pada Anak, Latih Kesabarannyailustrasi anak-anak bermain (unsplash.com/Fabian Centeno)
dm-player

Agar pikirannya tak terpusat pada keinginan, anak perlu diajarkan untuk mengalihkan perhatiannya. Ini bisa dilakukan dengan melakukan aktivitas lain yang bisa membuatnya sejenak melupakan permintaannya.

Dalam jangka panjang, aspek ini dapat mendorongnya untuk memiliki kemampuan menghibur diri yang sangat penting untuk dimiliki. Sebab, ini merupakan bentuk kecerdasan emosional yang memungkinkannya mengelola dan mengendalikan perasaan sehingga lebih stabil.

4. Mendorong anak melakukan aktivitas yang penuh tantangan

5 Cara Tanamkan Delayed Gratification pada Anak, Latih Kesabarannyailustrasi menyusun puzzle (pexels.com/Yan Krukov)

Kita sepakat bahwa tak ada hasil gemilang yang bisa diperoleh dengan instan. Kesuksesan perlu diraih melalui hasil kerja keras dan cerdas dalam jangka panjang. Untuk memberikan pemahaman terkait hal ini, kita bisa mengajarkannya melalui aktivitas yang menantang.

Misalnya dengan membuat kue dan bermain puzzle. Kegiatan membuat kue di dapur membuatnya belajar bahwa demi sebuah kue yang cantik, kita perlu melakukan beberapa tahapan yang butuh ketelatenan tinggi. Proses pembuatan kue juga umumnya memakan waktu lama.

Hal yang sama berlaku untuk aktivitas bermain puzzle. Agar bisa dilengkapi dengan baik, kita harus menyusun kepingannya satu per satu. Bukan tak mungkin anak mengalami kesulitan di tengah jalan. Meski begitu, ia akan memahami bahwa untuk menggapai sesuatu perlu suatu usaha tertentu.

5. Praktikkan secara terus menerus

5 Cara Tanamkan Delayed Gratification pada Anak, Latih Kesabarannyailustrasi keluarga (pexels.com/Vlada Karpovich)

Praktik ini bisa diterapkan sejak anak belia. Namun, tingkat kesulitannya bisa disesuaikan dengan usia. Ketika masih balita, kita bisa meminta anak untuk menunggu dalam hitungan menit. Namun, seiring meningkatnya usia, misalnya ketika ia menginjak masa remaja, kita bisa menambah durasi waktunya dalam hitungan jam hingga hari.

Selain mendorong anak untuk bersabar, kita juga perlu memberi contoh nyata kepadanya. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menunjukkan anak pentingnya menabung agar kita bisa menikmati hasilnya di masa mendatang dengan mengajak mereka mengunjungi bank.

Melalui sebuah studi bertajuk Marshmallow Test yang dilakukan oleh seorang pakar psikologi pada tahun 1960-an, diketahui bahwa anak-anak yang berhasil menunda kepuasan cenderung memiliki keunggulan di nyaris segala aspek kehidupan, baik secara akademis, karier, hingga hubungan sosial.

Melihat dampak positifnya di masa mendatang, menanamkan tips parenting seputar delayed gratification pada anak menjadi sesuatu yang tak boleh dihindarkan. Karenanya, yuk, lakukan cara-cara di atas agar ia mampu memiliki kemampuan ini saat dewasa nanti!

Baca Juga: 7 Poin Penting dalam Parenting agar Anak Tumbuh Cerdas dan Bijaksana

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya