5 Kiat Menumbuhkan Sikap Resilien pada Anak agar Lebih Tangguh 

Diperlukan di tengah kehidupan yang tak menentu

Hidup berjalan sangat dinamis. Bak roda berputar, terkadang kita berada di titik teratas, namun ada kalanya juga kita bergerak di titik terbawah. Hal itu tentu saja tak bisa dihindari. Agar bisa menghadapi segala tantangan dengan baik, kita membutuhkan sikap resilien.

Resiliensi ialah kemampuan untuk menyesuaikan diri saat dihadapkan dengan masalah. Ini membantu kita untuk tetap bangkit walau sedang terpuruk. Nah, faktanya, kemampuan ini bisa dilatih sejak masih kanak-kanak.

Sayangnya banyak orangtua merasa tak tega jika harus membiarkan anak pada situasi yang kurang menguntungkan. Padahal sikap ini sangat penting di tengah kehidupan yang berkembang pesat. Lantas bagaimana tips menanamkan resiliensi pada anak? Simak informasinya berikut ini, ya!

1. Dorong anak untuk bersosialisasi dengan teman sebaya

5 Kiat Menumbuhkan Sikap Resilien pada Anak agar Lebih Tangguh ilustrasi anak-anak bermain (unsplash.com/Fabian Centeno)

Menempatkan anak pada lingkungan sosial membantu mereka mengembangkan kemampuan beradaptasi yang baik. Melalui interaksi dengan teman sebaya, dia akan memelajari banyak hal yang nantinya menjadi fondasi untuk kemampuan sosialnya di masa mendatang.

Jika anak tampak kesulitan bergaul dengan teman sebaya, coba tanyakan hambatan apa yang dia hadapi. Bantu dia dengan memikirkan solusi dan strategi yang tepat. Selain itu, jangan paksakan anak jika dia sedang tidak mood. Hal ini justru akan menciptakan pengalaman yang tak menyenangkan untuknya.

2. Buat rutinitas harian 

5 Kiat Menumbuhkan Sikap Resilien pada Anak agar Lebih Tangguh ilustrasi keluarga belajar bersama (pexels.com/Annushka Ahuja)

Secara alami, anak-anak menyukai keteraturan. Melakukan rutinitas harian menjadi salah satu hal yang bisa diterapkan. Hal ini sekaligus melatih kedisiplinan pada anak, lho. Karenanya, coba susun jadwal yang sesuai dengan kegiatan anak sehari-hari. Jangan lupa libatkan anak selama proses penyusunannya.

Atur waktu untuk bersekolah, belajar di rumah, bermain, dan berinteraksi dengan keluarga. Sebagai orangtua, kita juga harus tegas dalam menerapkan rutinitasnya. Ingat, anak merupakan peniru ulung. Jadi kita perlu memberikan contoh yang baik agar dia mau melakukannya.

Baca Juga: 5 Tips Atasi Anak Mengalami Gagap, Orangtua Wajib Paham

3. Bantu anak memecahkan masalah

5 Kiat Menumbuhkan Sikap Resilien pada Anak agar Lebih Tangguh ilustrasi keluarga (pexels.com/Gustavo Fring)
dm-player

Banyak orang mengira anak belum cukup mampu untuk memecahkan masalahnya sendiri. Karenanya para orangtua akan menyelesaikan masalah tersebut tanpa melibatkan anak. Selain itu, tak sedikit orang menyepelekan permasalahan yang dihadapi anak.

Padahal bisa saja masalah tersebut mengganggunya bahkan pada tingkat yang membahayakan kondisi mentalnya. Alih-alih menganggap remeh, orangtua seharusnya melatih kemampuan pemecahan masalah pada anak. Misalnya dengan melakukan brainstorming dengan anak.

Contoh sederhana yang bisa diterapkan ialah berdiskusi soal baju yang akan dikenakan, kegiatan ekstrakurikuler yang akan diikuti, atau mendorong mereka membersihkan mainan setelah digunakan. Meski tampak sepele, hal-hal kecil ini sangat krusial baginya.

4. Validasi perasaan anak

5 Kiat Menumbuhkan Sikap Resilien pada Anak agar Lebih Tangguh ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Tak bisa dimungkiri, anak juga bisa merasakan emosi layaknya orang dewasa. Dia bisa merasa bahagia, sedih, kecewa, dan marah. Emosi ini sama nyatanya dengan yang dialami kita sebagai orang dewasa. 

Penting bagi orangtua untuk memberikan label untuk setiap emosi yang dirasakan anak. Bantu mereka mengidentifikasi pemicunya. Jelaskan juga bahwa it's okay untuk merasakan emosi tersebut. 

Buat dia nyaman dengan memberikan bahasa tubuh tertentu, seperti menggenggam tangannya, atau mengelus pundaknya. Ini bisa membantu mereka untuk lebih tenang dan terbuka dengan orangtuanya.

5. Kenalkan coping strategy 

5 Kiat Menumbuhkan Sikap Resilien pada Anak agar Lebih Tangguh ilustrasi anak sedih (freepik.com/jcomp)

Hidup tidak akan berjalan mulus. Tak jarang kita menemukan rintangan yang menyulitkan kita untuk maju. Karenanya coping strategy dibutuhkan agar kita bisa lebih resilien atau tangguh dalam menghadapi tantangan. 

Coping strategy sendiri ialah strategi yang digunakan untuk menghadapi tekanan. Kemampuan ini bisa dikembangkan sejak masih kanak-kanak. Saat anak menghadapi situasi yang berat, ajarkan mereka untuk meluapkan emosinya dengan cara sehat. 

Misalnya mendemonstrasikan teknik bernapas 4-7-8, yakni bernapas selama 4 detik, tahan selama 7 detik, dan keluarkan selama 8 detik. Ini membantu anak agar lebih rileks ketika mengalami tekanan.

Anak tangguh tentunya merupakan harapan setiap orangtua. Karenanya lima hal ini perlu diterapkan demi mengembangkan sikap resilien pada anak. Lakukan dengan disiplin dan konsisten agar anak terbiasa dan berhasil memiliki kemampuan tersebut di masa mendatang.

Baca Juga: 6 Hal yang Boleh dan Dilarang Berlebihan Kamu Ceritakan ke Orangtua 

Nadhifa Aulia Arnesya Photo Verified Writer Nadhifa Aulia Arnesya

There's art in (art)icle. Hence, writing an article equals to creating an art.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Izza Namira

Berita Terkini Lainnya