Jangan Sepelekan! 7 Hal Ini Diam-diam Dipelajari Anak dari Orangtuanya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Buat kamu yang udah jadi orangtua, pastinya selalu ingin dong memberi nasihat pada anak supaya mereka jadi orang yang baik, pemaaf, suka menolong dan segunung nasihat positif lainnya. Tapi, sampai mulut berbusa pun, semua nasihat itu bakal percuma kalau perilaku kamu dan pasangan sebagai orangtua malah menunjukkan sebaliknya.
Anak lebih mudah mencontoh apa yang ia lihat sebagai kenyataan, daripada apa yang sekedar ia dengar. Gak banyak pasangan yang sadar kalau cara mereka berinteraksi bakal berdampak pada anak. Jadi, tiap kamu akan melakukan atau mengucap sesuatu, ingat terus ya kalau ada mata si kecil yang siap menangkapnya sebagai pelajaran. Berikut ini contoh-contohnya!
1. Saat istri merawat suami yang sakit atau sebaliknya, anak belajar cinta tanpa syarat
Kekhawatiran, perhatian atau perbuatanmu saat menyuapi pasangan yang sedang sakit, membuat si kecil yang melihatnya mempelajari nilai kasih sayang. Apalagi kalau kamu memintanya untuk mendoakan kesembuhan bagi yang sakit, anak gak cuma belajar cinta tapi juga kepedulian dan rasa empati yang besar.
Belum lagi dengan nilai kesabaranmu dalam merawat pasangan, inilah cinta tak bersyarat yang ditangkap si kecil oleh indera penglihatannya.
2. Kebiasaan orangtua bangun telat mempengaruhi kedisiplinan anak
Orangtua adalah pintu pertama yang memberikan pelajaran pada anak lewat segala perilakunya. Saat si kecil sering melihat kamu atau pasangan bangun kesiangan lalu tergopoh-gopoh berangkat ngantor, momen kekacauan di pagi hari itu pasti bakal terekam dalam memori anak.
Bukan hal yang gak mungkin kalau anak jadi menyepelekan kedisiplinan. Misalnya saat si kecil mulai masuk sekolah, ia jadi anak yang sering datang terlambat sebagaimana orangtuanya.
3. Saat anak selalu dibentak dan kena marah, ia belajar meluapkan emosi tanpa filter
Anak ibarat kertas kosong yang masih putih. Tahanlah lisanmu dari kata-kata kotor dalam bentakan yang bisa si kecil rekam dan jadi penyakit dalam pikirannya. Mengotori 'kertas putih' itu dengan umpatan, jauh lebih berbahaya dari sekedar tumpahan makanan yang ia perbuat.
Saat kamu berhasil menahan emosi dan menggantinya dengan nasihat lembut, anak bakal belajar untuk mudah memaafkan. Sebaliknya, kalau anak kenyang dengan bentakan dan amarah, ia juga bakal jadi pribadi yang penuh emosi.
Baca Juga: 7 Tips Penting Supaya Anak Senang Bantu Pekerjaan Rumah
Editor’s picks
4. Saat suami istri bekerja sama membersihkan rumah, anak belajar tanggung jawab
Sikap suami yang gak segan membantu istri atau sebaliknya, bisa mengajarkan anak bahwa setiap peran dalam keluarga punya tanggung jawab. Misalnya saja pembagian tugas dalam rumah tangga, mana yang jadi pekerjaan suami dan mana yang jadi kewajiban istri. Saat semuanya terlaksana dengan baik, anak gak akan sulit untuk dilibatkan.
Misalnya, ketika usia anak sudah layak untuk diajari merapikan kamarnya, ia akan lebih mudah menerima tanggung jawab itu sebagaimana yang ia lihat dari peran orangtuanya.
5. Saat suami istri beradu pendapat dengan kepala dingin, anak belajar cara bertengkar yang sehat
Masalah dalam rumah tangga juga berpengaruh pada kondisi anak. Ia akan melihat bagaimana orangtuanya menghadapi situasi sulit. Saat kesabaranmu diuji, tahanlah dari kata-kata yang penuh umpatan apalagi sampai mencaci maki masalah itu sendiri. Bukannya terpecahkan, sikap itu cuma bikin masalah tambah runyam.
Bersikaplah lebih tenang dengan menarik nafas, beragumenlah dengan pasangan tanpa nada tinggi, sebab ada si kecil yang mengamati gerak gerikmu.
6. Saat suka duka dihadapi bersama, anak belajar begitu berharganya sebuah komitmen
Momen indah dalam rekreasi atau sekedar makan bersama di rumah, tentu akan menjadi kenangan indah dalam memori si kecil. Gak cuma hal manis, saat keluarga diterpa kedukaan lalu suami istri saling menguatkan, anak yang melihatnya juga bakal belajar tentang begitu kuatnya komitmen dalam pernikahan. Suka atau pun duka, keluarga harus terus berpegangan untuk saling menguatkan.
7. Kata-kata sayang dan pujian suami istri, mengajari anak pentingnya apresiasi
Perbanyaklah mengungkapkan rasa cinta di hadapan anak. Gak mesti lewat kata-kata manis kok, pelukan atau usapan lembut di kepala adalah sebentuk kasih sayang yang juga manis di mata si kecil. Suami yang berterimakasih pada istri saat disuguhi secangkir kopi, atau istri yang berterima kasih atas pertolongan suami memasangkan tabung gas, diam-diam mengajari anak pentingnya apresiasi.
Si kecil bakal memahami bahwa perbuatan positif sekecil apa pun itu perlu dihargai. Semua yang terjadi di rumah terkait sikap orangtua, akan menjadi bekal yang membumbui karakter anak hingga dewasa. Jadi kesimpulannya, perbanyaklah amunisi kasih sayang di rumah supaya anak juga tumbuh penuh cinta pada sesamanya.
Baca Juga: Ini 5 Cara Jelaskan pada Anak Saat Ketahuan Sedang "Membuat Adiknya"
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.