5 Bahaya Overscheduling pada Anak, Jangan Terlalu Memaksakan!

Harus disesuaikan dengan kondisi anak, lho 

Tiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun, terkadang orangtua lupa bahwa seorang anak juga memiliki pilihan untuk hidupnya.

Salah satu pilihan orangtua yang berdampak negatif pada perkembangan anak adalah memberi jadwal kegiatan yang padat dan tidak disesuaikan dengan tahap perkembangan anak. Agar tidak salah langkah, kenali dulu lima bahaya overscheduling pada anak di bawah ini!

1. Anak mudah mengalami burn out

5 Bahaya Overscheduling pada Anak, Jangan Terlalu Memaksakan!ilustrasi anak mengalami burn out (pexels.com/Karolina Grabowska)

Dilansir Lifehack, The New York Time melaporkan beberapa penelitian tentang kejenuhan pada anak. Beberapa penelitan tersebut menunjukkan bahwa anak yang memiliki beban kerja akan mengalami kejenuhan.

"Anak-anak yang terlalu banyak bekerja lebih cenderung mengalami kelelahan daripada yang lain," ungkap seorang Psikolog, Dr. Magdalena Battles, dilansir Lifehack.

Oleh karena itu, waktu istirahat sangat dibutuhkan anak-anak agar terhindar dari kejenuhan. Kurangi waktu kegiatan anak apabila tidak memiliki waktu istirahat pada jadwal kegiatannya.

2. Mengurangi aktivitas bermain anak

5 Bahaya Overscheduling pada Anak, Jangan Terlalu Memaksakan!ilustrasi anak-anak bermain (pexels.com/Lukas)

Anak-anak yang memiliki jadwal padat cenderung akan kehilangan waktu bermain. Padahal, waktu bermain sangat penting untuk perkembangan kreativitas seorang anak. Saat bermain, seorang anak akan bertemu teman-temannya dengan melakukan berbagai aktivitas.

Mereka juga akan bertemu dengan orang-orang yang terdiri dari berbagai karakter ketika bermain. Ini juga dapat berfungsi bagi pengelolaan emosi dan membantu mereka menemukan resolusi konflik yang baik.

3. Menyebabkan stres dan tekanan pada anak

5 Bahaya Overscheduling pada Anak, Jangan Terlalu Memaksakan!ilustrasi stres pada anak (pexels.com/ cottonbro studio)
dm-player

Anak-anak yang mengalami overscheduling dipengaruhi oleh keinginan orangtua yang memiliki anak berprestasi. Keinginan tersebut cenderung menjadi tekanan sehingga menimbulkan stres pada seorang anak.

Orangtua cenderung menginginkan seorang anak untuk unggul di segala bidang. Seharusnya orangtua memberi kesempatan pada anak untuk memilih dan menekuni kegiatan berdasarkan yang mereka minati. 

Baca Juga: Apa yang Dimaksud Pola Asuh Helikopter? Simak Penjelasannya!

4. Kehilangan waktu bersama keluarga

5 Bahaya Overscheduling pada Anak, Jangan Terlalu Memaksakan!ilustrasi keluarga (pexels.com/August de Richelieu)

Anak-anak yang memiliki jadwal padat cenderung menggunakan waktu keluarga untuk waktu istirahat. Ini dapat mengakibatkan hilangnya waktu keluarga dan mengurangi keterikatan antar anggota keluarga.

Dilansir Health Essentials, waktu keluarga dapat membantu anak mengembangkan imajinasi dan meningkatkan ikatan keluarga. Berikanlah jadwal dua puluh menit tiap lima minggu sekali untuk waktu keluarga.

"Kami meminta orangtua menjadwalkan 20 menit, lima kali seminggu, sebagai waktu keluarga. Praktek ini telah terbukti efektif dalam mengembangkan imajinasi dan meningkatkan ikatan keluarga," ungkap dokter anak, Deb Lonzer, MD., dilansir Health Essentials.

5. Anak cenderung sering mengonsumsi makanan cepat saji

5 Bahaya Overscheduling pada Anak, Jangan Terlalu Memaksakan!ilustrasi junk food (pexels.com/Horizon Content)

Ketika anak mengalami overscheduling, mereka akan sering berada di luar rumah. Ini membuat seorang anak akan mengonsumsi makanan yang mudah dan cepat didapatkan.

Jika mengonsumsi makanan cepat saji dilakukan terus-menerus, seorang anak akan kehilangan gizi yang dibutuhkan pada usianya. Ini juga dapat menghambat perkembangan nutrisi pada seorang anak.

Sebagai orangtua sangat penting untuk memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih kesukaannya, sehingga anak bisa fokus ke satu bidang saja. Sebelum terlambat, yuk hindari sembilan bahaya overscheduling di atas!

Baca Juga: 5 Bahaya Pola Asuh Terlalu Posesif pada Anak, Sudah Tahu?

Nurlaeli Aida Photo Verified Writer Nurlaeli Aida

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya