5 Sikap Egois Orang Tua yang Bisa Bikin Suasana Rumah Tak Harmonis
Unsplash.com/Ben White
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Membangun keluarga yang rukun dan bahagia adalah harapan bagi semua orang. Bukan hal yang mudah menyatukan sifat masing-masing anggota keluarga sehingga rumah menjadi nyaman. Pertengkaran, perdebatan dan keegoisan orang tua dapat memicu keretakan dalam keluarga.
Agar suasana rumah tidak panas dan penuh emosi, ada beberapa sikap yang harus dihindari orang tua yang berdampak pada mental anak. Jangan sampai, sikap ini membuat anak-anak tidak betah berada di dalam rumah. Berikut beberapa sikap buruk yang harus dihindari orang tua untuk menjaga keharmonisan keluarga.
1. Kasar dalam mengekspresikan emosi
Pexels.com/Christina MorilloKekerasan dalam bentuk verbal bisa memicu keretakan dalam sebuah keluarga. Orang tua tidak boleh berlebihan dalam mengekspresikan emosi sehingga berdampak pada mental anak. Anak-anak yang dididik terlalu keras akan mudah mengingat, sehingga memendam rasa sakit hati dan dendam dalam hati mereka.
Jika sikap ini tidak dihindari, maka semua anggota keluarga sulit mendapatkan kebahagiaan di dalam rumah. Bahkan, sikap keterbukaan akan hilang dan komunikasi yang sehat mulai berkurang. Setiap keluarga perlu menjaga sikap agar keharmonisan tetap terjaga.
2. Tidak mentoleransi kegagalan anak
Pexels.com/ThiszunLingkungan keluarga dikatakan tidak baik dan beracun jika tidak ada dukungan satu sama lain. Orang tua sering menuntut terlalu tinggi sehingga menyebabkan anak-anak kehilangan jati dirinya. Standar hidup dalam keluarga yang berlebihan dapat menganggu mental anak-anak.
Jika tidak ada toleransi dalam kegagalan, maka setiap anak akan kelelahan untuk mencapai standar hidup tersebut. Orang tua harus belajar menghargai setiap usaha yang dilakukan anak-anak untuk mencapai kesuksesannya.
3. Banyak menuntut dan mengekang
Pexels.com/Eric AntunesEditor’s picks
Suasana keluarga akan menjadi tegang ketika orang tua sering menuntut. Semua usaha yang dilakukan dianggap selalu salah dan tak pernah mendapat penghargaan. Seorang anak yang tinggal dalam suasana keluarga yang tegang akan selalu waswas dan waspada.
Kadangkala, orang tua bersifat egois dengan mengekang anak agar hidup sesuai keinginannya. Tekanan seperti ini tidak boleh berlangsung secara terus menerus karena memicu pertengkaran. Dampak terburuknya, anak-anak akan mencari kebahagiaan lain di luar rumah.
Baca Juga: 6 Sikap Orangtua yang Berbahaya untuk Kepribadian Anak
4. Tak pernah menghargai usaha sekecil apa pun
Freepik.com/YanalyaRasa saling menghargai setiap keluarga sangat berhubungan dengan kesehatan mental. Setiap anak memiliki rasa ingin dihargai terhadap usaha yang dilakukan sekecil apa pun. Orang tua yang pemarah dan menyepelekan anak akan mudah melukai hati anak-anaknya.
Sama seperti kasih sayang, sebuah keluarga harus menjungjung tinggi sikap saling menghargai agar tercipta keharmonisan dalam keluarga. Jangan sampai ada anggota keluarga yang depresi karena tidak adanya pengertian sesama penghuni rumah.
5. Selalu mengkritik tanpa memotivasi
Pexels.com/MentatdgtSetiap anak memiliki privasi dan harga diri yang tidak boleh disepelekan. Orang tua yang mudah mengatakan bodoh, tidak berguna dan membandingkannya dengan orang lain akan melukai harga diri anak. Secara mental, mereka mudah putus asa menghadapi kritikan yang menjatuhkan.
Apa pun bakat dan kekurangan setiap anak harus dimotivasi dengan kata-kata yang memotivasi. Jangan sampai anak-anak kehilangan kepercayaan diri akibat dari kritikan orang tua yang menyakiti dan membekas dalam ingatannya.
Nah, mulai sekarang jadilah orang tua bijak yang pandai dalam mengelola sifat egois. Keharmonisan dalam keluarga perlu dijaga dengan baik.
Baca Juga: 5 Sikap Orang Tua Saat Anak Mulai Aktif Bercerita Banyak Hal
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
