5 Alasan Kenapa Kita Malu Bilang Sayang pada Ibu Saat Beranjak Dewasa

Tidak semua anak bisa romantis

Manusia memiliki beragam respons emosi dalam dirinya, seperti rasa malu. Respons yang ditunjukkan bisa berupa enggan mengungkapkan perasaan sayang kita pada orangtua, bahkan sampai dewasa.

Berikut ini beberapa faktor penyebab kenapa kita malu mengungkapkan rasa sayang pada ibu. Tak perlu berkecil hati, setiap anak memiliki caranya masing-masing. Bukan berarti kita tidak perlu mengungkapkannya, alangkah baiknya kita mengungkapkan rasa sayang pada ibu dengan cara yang tepat versi diri kita sendiri.

1. Faktor psikologis manusia yang berkaitan dengan cara menyatakan perasaan

5 Alasan Kenapa Kita Malu Bilang Sayang pada Ibu Saat Beranjak DewasaUnsplash/Kira auf der Heide

Menurut Roslina Verauli, M.Psi., seorang psikolog anak dan keluarga, sebagian besar masyarakat Asia, seperti Indonesia, cenderung sulit mengungkapkan perasaan secara verbal. Mereka lebih menyukai tindakan, daripada sekadar kata-kata manis.

Uniknya, hal tersebut kerap berbanding terbalik dengan keadaan terkini saat mayoritas remaja beramai-ramai mengatakan, “I love you,” pada pujaan hatinya. Persoalan tersebut dapat dikupas tuntas oleh faktor budaya berikut ini.

2. Dalam konteks budaya, masyarakat Indonesia cenderung malu mengungkapkan rasa sayang

5 Alasan Kenapa Kita Malu Bilang Sayang pada Ibu Saat Beranjak DewasaPexels/@thiszun

Hal itu disebabkan adanya power distance antara ibu dan anak. Jarak usia yang jauh antara ibu dan anak merupakan faktor pendukung rasa malu itu terjadi. Tidak seperti hubungan dengan lawan jenis yang didominasi antara kalangan seumuran, perbedaan usia yang jauh menuntut kita untuk lebih santun dalam bertutur kata.

Ketika kita ingin bilang, “I love you, Mama,” atau, “Aku sayang banget sama Ibu,” seolah-olah kita berbicara dengan teman yang usianya sepantaran.

Budaya Indonesia yang mengagungkan kesopanan bertutur kata pada orang yang lebih tua jelas memberi ruang tersendiri pada kebebasan berekspresi setiap anak. Walaupun, tidak jarang pula, anak zaman sekarang memiliki hubungan santai dan erat dengan ibunya tanpa bertutur kata dengan tata krama setiap harinya.

Selain itu, budaya masyarakat Asia, seperti Indonesia, menganut pola high context atau sangat terikat dengan kondisi sosial. Hal ini dibuktikan dengan sering terjadinya perkumpulan warga dengan tujuan mempererat tali persaudaraan. Mereka mendefinisikan hal tersebut sebagai upaya mengungkapkan rasa cinta dan kasih sayang secara implisit.

Baca Juga: 5 Fakta Menarik tentang Hari Ibu yang Dirayakan di Seluruh Dunia

3. Bahasa Indonesia tidak sekompleks bahasa yang lain, sehingga kata sayang terdengar sedikit risi

dm-player
5 Alasan Kenapa Kita Malu Bilang Sayang pada Ibu Saat Beranjak DewasaPexels/@thiszun

Faktor beriktutnya berkaitan dengan bahasa Indonesia itu sendiri. Menurut Vera dalam acara kampanye Nivea PS I love you Mom di Jakarta memaparkan bahwa bahasa Indonesia tidak sekompleks bahasa di Negara lainnya. Hal tersebut mengakibatkan rasa kurang nyaman saat mendengar kata, “I love you, Mom” secara tiba-tiba.

4. Tidak semua manusia memenuhi standar keromantisan

5 Alasan Kenapa Kita Malu Bilang Sayang pada Ibu Saat Beranjak DewasaPexels/Pixabay

Di samping beberapa faktor psikologis, budaya dan bahasa tersebut, ada beberapa sifat yang paten dalam diri manusia.

Ada beberapa manusia yang enggan menyampaikan rasa secara eksplisit dan ada beberapa sifat manusia yang tidak ingin terlalu mellow dan menunjukkan sisi lemahnya (jika dalam kasus ini, perasaan dikategorikan sebagai hal yang sensitif dan merupakan titik kelemahan).

Dapat kita yakini bahwa tidak semua manusia memenuhi sisi romantis yang ter-standardisasi oleh publik. Setiap manusia memiliki sisi romantisnya masing-masing. Begitu pula setiap anak memiliki caranya tersendiri dalam mengungkapkan rasa sayang pada orangtua, terutama ibu.

5. Kurang terbiasa untuk curhat hal yang tabu pada ibu

5 Alasan Kenapa Kita Malu Bilang Sayang pada Ibu Saat Beranjak DewasaPexels/Min An

Tidak menutup kemungkinan, kurang terpeliharanya jalinan komunikasi yang erat dengan Ibu saat masih kecil akan berpengaruh pada saat usia dewasa. Minimnya antusias dan kurang menggebu-gebu saat menceritakan masalah pribadi yang cenderung tabu mengakibatkan hubungan ibu dan anak cenderung kaku.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan dengan membiasakan diri untuk berkomunikasi tentang apa pun dengan Ibu. Keterbukaan adalah kunci menepis perbedaan pendapat dan rasa malu mengungkapkan rasa sayang pada ibu. Itu karena terlalu menutup diri juga tidak baik.

Itulah lima alasan di balik rasa malu yang kerap menyergap seorang anak untuk mengungkapkan rasa sayang kepada orangtua, terutama ibu. Sekali lagi, setiap anak memiliki caranya tersendiri untuk mengungkapkan rasa sayang.

Selain itu, alangkah baiknya, kita membiasakan diri untuk terbuka dengan ibu dengan tujuan menjalin komunikasi yang lebih seru. Selamat hari Ibu! 

Baca Juga: Rayakan Hari Ibu, 10 Rekomendasi Lagu untuk Ibu yang Sarat Makna!

Nurul Fitri Photo Writer Nurul Fitri

INFJ person.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya