MahakaryaAyahIbu: Pa, Ma... Maaf, Aku Belum Sempat Mempersembahkan Mahakarya pada Kalian

Sekarang Papa sudah tenang di sana, tapi belum sempat kuucapkan betapa aku menyayangimu dan mama.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


26 tahun usiaku saat ini, penat menyiksa tubuh dan pikiran ini. Harus bekerja keras bertahan dalam kehidupan ini dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada. Bahkan saat kaki ini serasa telah lelah berlari, harus ku paksakan untuk tetap maju meski dengan merangkak demi bisa bertahan di ganasnya hutan kehidupan ini.

Mata mengintip isi dompet yang hanya tersisa 2 lembar uang berwarna biru, yang harus aku hemat agar bisa cukup untuk 2 minggu ke depan. Terkadang kumenangis dalam kesendirian, apakah harus sesulit ini untuk bisa bertahan dan hidup di rimba kota. Apakah semua ini hanya terjadi padaku atau terjadi pada semua orang...

Saat lelah tubuh, pikiran dan perasaan mendera, pikiranku menerawang pada foto kumal yang terselip dalam dompetku. Foto dari 2 orang yang masih teringat jelas dalam ingatanku telah memberikan banyak pengorbanan bagiku, mengorbankan kebahagiaan mereka untuk melihatku tersenyum ceria setiap harinya.

Ku ambil foto itu dan aku letakkan dalam pangkuanku. Kupandangi dengan seksama foto kumal itu. Aku sadar, tak pernah berubah guratan senyum dan tatapan hangat dalam foto itu meski sudah bertahun-tahun ada di dalam dompetku. Melihat tatapan kalian melalui foto itu, perlahan-lahan pikiranku teringat pada kalian berdua..

Ma, Pa... Bagaimanakah kabar kalian saat ini? Apakah kalian sedang tertawa bersama? Atau sedang duduk berbincang di ruang tamu rumah kita? Semakin jauh tenggelam dalam memori, aku teringat betapa kerasnya perjuangan yang kalian berikan padaku. Masih segar dalam ingatan ini bagaimana tetesan keringat dan air mata kalian menjadi tumpuan untuk kehidupanku. Dan teringat pula bagaimana nakalnya aku yang tak mengerti dengan kesusahan dan kesengsaraan yang kalian sembunyikan dalam tatapan hangat dan senyuman kalian.

dm-player

Teringat Suatu peristiwa yang tak pernah aku lupakan adalah saat aku berpura-pura sakit parah, batuk-batuk, sesak nafas hingga mengatakan bahwa perutku seperti teriris agar kalian mau membelikan permainan games terbaru sehingga bisa aku pamer kepada teman-temanku. Tak pernah terlintas dalam pikiran anakmu yang ceroboh ini bahwa kalian akan begitu ketakutan dan cemas dengan kondisiku.

Teringat jelas dalam ingatanku saat Mama menangis kala aku ada dipangkuannya, aku yang berpura-pura sakit batuk, sesak nafas dan perut sakit. Dalam kepura-puraan itu sempat aku melirik, terlihat bahwa wajah yang selama ini selalu terlihat ceria dan penuh senyuman, meneteskan air mata. Aku juga mencuri dengar dalam pangkuanmu bahwa engkau tak memiliki uang dan mungkin harus terpaksa berhutang demi memeriksakan aku ke dokter dan membelikan games yang aku idamkan itu, hingga akhirnya kudapatkan penuh perasaan menyesal atas kelakuanku pada kalian.

Setelah sempat pikiran ini menerawang ke masa lalu, tiba-tiba aku tersadar, tak pernah ku mengucapkan kata cinta dan sayang pada kalian selama 26 tahun ini. Jika bisa ku memutar waktu, bahkan jika harus kembali menjadi janin dalam kandungan. Aku akan meminta pada Tuhan untuk tetap bisa menjadi anak kalian. Aku akan menjadi anak baik, aku tidak akan meminta yang macam-macam, aku akan mengatakan bahwa aku menyayangi kalian setiap harinya, dan aku akan mendoakan kalian setiap harinya semoga kesusahan tidak akan pernah mendatangi kalian sekarang dan seterusnya.

Karena kalianlah aku ada, karena kalianlah keluarga ini kokoh sampai sekarang, kokoh tak tertandingi. Satu hal yang benar-benar ingin aku lakukan untuk kalian jika bisa memutar waktu, baik dalam tulisan ini dan juga secara langsung, aku ingin mengucapkan: 

“Kalian menatapku, menjagaku, melindungiku dan memperlakukan aku seolah diriku ini adalah Mahakarya bagi kalian. Ma.. Pa... Sesungguhnya kalianlah mahakarya dalam hidupku."

Sekarang Papa sudah tenang di sana, tapi belum sempat kuucapkan betapa aku menyayangimu dan mama.

Teruntuk papa, semoga kau beristirahat dengan tenang di sana. Akan kujaga dan lindungi mama untukmu. Hanya dan akan selalu kalian yang menjadi hal terbaik dalam hidupku, yang tak akan tertandingi oleh apapun. Tak ada mahakarya yang bisa kupersembahkan kepada kalian, karena aku sudah memiliki kalian. Hanya doa yang bisa kupanjatkan untuk kalian, memohon agar Tuhan memelihara kalian dalam kebahagiaan saat ini dan seterusnya.

Onny Fransinata Anggara Photo Writer Onny Fransinata Anggara

Dosen Psikologi sekaligus buruh tinta dan asa

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya