5 Alasan Klasik Orangtua yang Kerap Jadi Dalih untuk Memanjakan Anak

#IDNTimesLife Sayang dan memanjakan itu beda, lho

Semua orangtua pasti menyayangi anak-anaknya hingga tanpa sadar mereka jadi ingin selalu bisa memberi apa pun. Mulai dari semua kebutuhan sampai memfasilitasi setiap keinginan anak, pasti akan diupayakan dengan berbagai cara oleh para orangtua. Sayangnya, hal semacam ini justru mengarah pada sikap yang cenderung memanjakan.

Berbagai alasan disahkan oleh para orangtua untuk menjadi dasar pembenaran dari sikap mereka tersebut. Berikut beberapa alasan yang cukup khas dan sering dipakai oleh orangtua sebagai 'dalih' memanjakan anak.

1. Menganggap anak sebagai harta yang berharga hingga rela memberikan apa saja 

5 Alasan Klasik Orangtua yang Kerap Jadi Dalih untuk Memanjakan AnakIlustrasi keluarga (Unsplash.com/Marina Abrosimova)

Setiap orangtua pasti akan berpikir bahwa anak-anak mereka adalah harta yang paling berharga. Meski benar adanya, tapi imbas dari hal ini gak jarang akan berujung pada sikap memanjakan. Saking dianggap terlalu berharga, para orangtua jadi rela memberikan apa pun yang diinginkan anak-anak. 

Faktanya, gak semua anak membutuhkan berbagai kemanjaan berupa barang dan fasilitas mahal yang mewah. Disini orangtua dituntut untuk lebih selektif dalam memenuhi kebutuhan anak, antara primer dan tersier, demi menghindari munculnya dampak negatif tumbuh kembang si anak.

2. Jangan sampai anak menjalani masa kecil seperti mereka dulu 

5 Alasan Klasik Orangtua yang Kerap Jadi Dalih untuk Memanjakan AnakIlustrasi keluarga (Unsplash.com/Jessica Rockowitz)

Hampir sebagian besar orangtua berpikir kalau masa kecilnya yang kurang bahagia tidak boleh sampai dialami oleh anak-anak mereka. Ketika terbayang kenangan masa lalu saat tidak bisa mendapatkan mainan kesukaan, para orangtua ini lantas berjanji pada dirinya sendiri bahwa si anak akan selalu mendapatkan apa pun yang diinginkan.

Pemahaman ini, meski bisa dimaklumi, tapi sebenarnya kurang tepat. Boleh saja memberikan keinginan anak, tapi bukan semua hal dan tanpa usaha lebih dulu. Boleh saja memberi apa yang diinginkan, tapi harus sesuai dengan kebutuhan yang akan mendukung tumbuh kembang anak secara lebih positif.

Baca Juga: 8 Fungsi Orangtua dalam Keluarga, Tak Hanya Mencari Uang

3. Merasa mampu memberi apa pun, termasuk fasilitas dengan harga fantastis 

dm-player
5 Alasan Klasik Orangtua yang Kerap Jadi Dalih untuk Memanjakan AnakIlustrasi keluarga (Unsplash.com/Jonathan Borba)

Hal semacam ini biasanya muncul pada orangtua yang memiliki kemampuan finansial menengah hingga menengah keatas. Mereka merasa mampu secara materi untuk memenuhi kebutuhan anak dengan berbagai fasilitas dan barang-barang yang terkadang anak bahkan belum paham kegunaannya.

Gak jarang juga karena merasa berkecukupan, mereka berpikir bahwa tindakan tersebut adalah hal yang wajar. Hingga akhirnya orangtua belum merasa harus memperbaiki kebiasaan mereka tersebut. Sampai pada akhirnya anak jadi terbiasa dimanjakan tanpa paham makna bekerja keras lebih dahulu. 

4. Merasa tidak tega saat anak mengiba

5 Alasan Klasik Orangtua yang Kerap Jadi Dalih untuk Memanjakan AnakIlustrasi memeluk anak (Unsplash.com/Jordan Whitt)

Dalam kasus lain, cikal bakal kebiasaan memanjakan anak justru bisa tidak disadari oleh si orangtua itu sendiri. Mereka hanya merasa harus selalu memenuhi permintaan anak dan akan berusaha mengupayakannya. Bahkan ada juga orangtua yang sampai merasa tidak tega untuk menolak permintaan anak mereka.

Alhasil, anak jadi terbiasa mendapatkan keinginan mereka dan berisiko jadi pribadi egois di masa depan. Terkadang sikap tidak tega dari orangtua ini juga bisa dijadikan 'senjata' oleh anak agar terus dapat dipenuhi keinginannya. Bahaya banget, nih. 

5. Wujud rasa bersalah karena harus meninggalkan anak untuk bekerja 

5 Alasan Klasik Orangtua yang Kerap Jadi Dalih untuk Memanjakan AnakIlustrasi keluarga (Unsplash.com/Jessica Rockowitz)

Rasa bersalah yang muncul memang sangat wajar dialami oleh orangtua pekerja. Kesibukan pekerjaan yang sudah menyita waktu akhirnya membuat orangtua berpikir untuk menebus kesalahan mereka. Alih-alih menciptakan kebersamaan di akhir pekan, gak jarang para orangtua memilih membelanjakan uang mereka untuk mewujudkan keinginan anak-anak.

Padahal, menebus lewat quality time tanpa fasilitas mewah pun sebenarnya sudah mampu memenuhi harapan anak. Sebab bagi anak, tidak ada barang mahal di dunia ini yang mampu menggantikan kebersamaan dengan orangtua mereka.

Pada dasarnya, level memanjakan sendiri bisa berbeda-beda di antara para orangtua. Namun, kunci dari ambang batasnya terletak pada pemenuhan kebutuhan utama anak secara wajar. Lebih dari itu, memanjakan sebesar apa pun tetap tidak sebanding dengan perhatian yang mampu membentuk kedekatan secara emosional.

Baca Juga: 5 Tips Mendongeng Asyik yang Bisa Diterapkan Orangtua, Olah Suaramu!

T y a s Photo Verified Writer T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya