Mamaku: Wanita Setegar Batu Karang

#ParaPerempuanHeba Cinta mama takkan pernah pudar ditelan waktu

Ribuan syair atau puisi tentang mama mungkin sudah banyak menghiasi dunia, tapi yang ku tulis ini bukanlah bait puisi yang dikarang sebegitu menariknya. Ini adalah kisah nyata yang menggambarkan sosok Ibu yang sebenarnya. 

Kita terlahir dari rahim wanita kuat yang mempertaruhkan nyawanya hanya demi kelahiran seorang bayi. Bayi yang begitu lemah ketika hadir di dunia, bayi yang belum bisa apa-apa, dan tentunya belum mempunyai apa-apa. Tetapi kita sudah dirawat bahkan sebelum kita dilahirkan. Ya...Ibu merawat kita sejak kita masih berada dalam kandungan. Begitu besarnya pengorbanan Ibu hingga kita dewasa.

Setiap anak mempunyai panggilannya tersendiri. Ada yang menyebut Ibu itu Ummi, Ibu, Mom, Mami, dsb. Aku sendiri memanggil ibuku Mama...

Aku terbangun jam dua pagi, kemudian aku pergi ke dapur untuk buang air. Tiba-tiba terdengar suara isak tangis agak samar-samar. Seketika bulu kudukku merinding, teringat cerita orang bahwa di samping rumahku banyak hantunya. Kata orang kalau suaranya jauh itu berarti tanda bahwa si hantu itu dekat dengan kita. Setelah teringat itu tak segan-segan aku berlari ke kamar mandi. Tetapi setelah melewati tempat shalat, ternyata itu Mama yang sedang menangis sambil berdoa. Ah...aku lega sekali ternyata bukan hantu.

Setiap kali Mamaku menangis, aku selalu teringat kejadian yang paling membuatku trauma. Ketika itu aku masih tidur di kamar. Setengah sadar aku mendengar suara tangis Mama di ruang keluarga. Aku mengintip melalui pintu ketika aku mendapati Mama menangis dipelukan Papa. Ku dengar Mama mengatakan, "Tega kamu Pa! Aku salah apa sama kamu?"

Aku yang masih baru bangun tidur hanya bisa termenung. Apa maksud "tega" yang dikatakan Mama. Apakah karena Papa bohong atau karena yang lainnya.

Tiba-tiba tanpa sadar aku duduk di ruang tengah sambil pura-pura tak melihat mereka. Papa yang melihat aku duduk ketika pembicaraan serius langsung pergi ke kamar, diikuti Mama kemudian.

Yang membuatku kaget adalah ketika tiba-tiba Mama berteriak sambil memanggil anak-anaknya termasuk aku. Mama menyuruhku untuk memanggil Nenek. Aku penasaran kenapa Mama berteriak, lalu aku membuka pintu kamarnya. Aku melihat Papa tertawa aneh seperti orang yang tidak waras di pangkuan Mama. Aku hanya bisa termenung dan badanku tidak bisa bergerak sama sekali. Aku masih berpikir apa yang sebenarnya sedang terjadi. Adikku yang lebih terjaga kemudian berlari memanggil Nenek.

Tak lama setelah itu keluargaku membawa Papa ke rumah sakit. Sementara aku masih bingung dengan apa yang terjadi dan aku bertanya-tanya memangnya Papa sakit apa.

Akhirnya aku mengetahui setelah Mama pulang dari rumah sakit. Mama menangis dan memelukku termasuk adik-adikku. Hatiku begitu sakit untuk menuliskan ini, karena aku harus mengingat kejadian yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya dan juga tak pernah ku inginkan.

dm-player

Mama berkata, "Papamu sudah punya yang lain nak." sambil menangis terisak-isak

Mendengar Mama mengatakan itu aku dan adikku yang pertama langsung menangis dan menjerit, sementara adik kedua dan terakhir hanya menatap aku penuh kebingungan. Wajar saja mereka belum mengerti dengan apa yang sedang terjadi.

Dengan berat, aku dan Mama menemani Papa yang dirawat di rumah sakit. Ketika di rumah sakit akhirnya aku tahu siapa wanita yang menjadi istri kedua Papaku. Dia adalah istri dari almarhum karyawan Papaku. Begitu tega dia merebut Papaku setelah apa yang Mamaku berikan padanya. Mamaku memberikan perhatian yang lebih kepadanya dan menganggapnya seperti adiknya sendiri. Tetapi apa balasannya sungguh di luar dugaan. Yang tidak lebih aku duga adalah Papaku sendiri yang tega mengkhianati Mama yang telah mendampingi dia sebelum menjadi apa-apa, yang mendampingi dia saat masih tinggal di gubuk dan makan hanya pakai ikan asin, yang mendampingi dia saat masih ngutang sana sini.

Aku masih tak menduga bahwa orang yang mengambil Papaku dari kami adalah orang dekat yang juga kami kenal. Parahnya mereka melakukan itu sudah lebih dari empat tahun dan sudah dikaruniayi seorang anak. Wanita itu mendekati Papaku ketika dia sudah kaya raya, sementara Mamaku mendampingi Papa dari nol sampai jadi pengusaha sukses.

Hal yang paling menakutkan yang tidak ingin aku bayangkan adalah ketika orang tuaku bercerai atau berselingkuh. Ketika aku mendengarkan cerita teman-temanku tentang rahasia kelam keluarga mereka, aku bersyukur orang tuaku tidak seperti itu. Tapi kenyataan yang aku dapatkan ternyata lebih menyakitkan.

Kenapa semua ini terjadi dalam hidupku, ketika aku juga mengetahui penyakit yang baru aku derita. Kenapa dunia seakan runtuh di hadapanku seketika. Rasanya aku tidak sanggup lagi untuk hidup.

Ku lihat lantai dasar rumah sakit. Waktu itu aku sedang berada di lantai empat karena Papaku dirawat di sana. Seketika dipikiranku terlintas untuk terjun ke bawah. Mungkin ini akhir hidupku, mungkin ini jalan kelam ceritaku.

Tapi kemudian aku teringat wajah mama dan adik-adikku. Siapa yang akan menjaga mereka saat aku tak ada lagi di samping mereka. Siapa yang akan melindungi mereka dari wanita itu. Akhirnya aku berpikir mungkin Tuhan punya rencana lain, bukankah Dia tak akan memberikan ujian diluar batas kemampuan hamba-Nya. Aku mencoba menjadi orang yang kuat walaupun ujian sebenarnya adalah setelah ini.

Satu tahun kemudian...

Aku diterima masuk universitas negeri di Bandung, ya walaupun bukan di jurusan yang aku inginkan. Sementara Mamaku masih setia mendampingi Papa walaupun dia belum menceraikan istri keduanya. Karena itulah Mama adalah wanita yang setegar batu karang. Walau ujian selalu menghampirinya, tetapi dia selalu menyayangi anak-anaknya. Jika aku disuruh memilih, bukan kekayaan yang ingin aku miliki, tetapi kembalikanlah Papaku. Kembalikan Papaku yang dulu...

Rianna Zheid Photo Verified Writer Rianna Zheid

IG: @Riannazheid

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya