#MahakaryaAyahIbu: Akan Kupersembahkan Gelar Masterku Untukmu Mak, Pak...

Bapak yang lulusan SMP dan mamak yang lulusan SD, tapi hati mereka jauh lebih gemilang dari apapun.

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Adakah yang kau sebut cinta yang paling indah selain cinta Tuhan padamu? Tidak. Tapi Tuhan mencipta cinta yang juga luar biasa, cinta Ayah dan Ibu kepadamu. Cinta mereka menandingi cinta paling tulus di dunia ini. Laki-laki pertamaku, kusebut ia “Bapak”, perempuan pertamaku kusebut ia “Mamak”.

Kau tahu apa yang menjadi impian mereka kepada anak-anaknya? Menyandang gelar Master. Mungkin terdengar menggelikan dan mustahil, tapi tidak untuk bapak dan mamakku, dengan kehidupan sangat sederhana mereka optimis bisa membawa dua anaknya sampai bergelar master, Bapakku memang hanya lulusan SMP, sedangkan Mamakku hanya lulusan SD, tapi mereka jauh lebih gemilang dari pada itu dimataku.  Mereka mencipta gelar sarjana pada kami anak-anaknya.

Bekerja sebagai tukang gorengan disamping rumah, mereka adalah pemberian terbaik dari Allah, mereka adalah yang paling kokoh tak tertandingi, seperti rumah kontrakan yang kami tempati sekarang, mungkin sudah lebih dari 15 tahun, kami memang belum punya rumah sendiri. Mamak bilang, “Mamak bapak tak perlu harta benda, kami hanya perlu melihat kalian bahagia, melihat kalian berpendidikan tinggi.” atau bapak yang sering bilang, “Bapak tak pernah malu dengan masa lalu, bapak dan mamak akan buktikan kalo kami dapat mendidik kalian dengan sangat baik. Itu saja”.

Bapak bilang, "Gelar Master si anak tukang gorengan, Insyaallah"

#MahakaryaAyahIbu: Akan Kupersembahkan Gelar Masterku Untukmu Mak, Pak...instagram.com

Cinta Bapak dan Mamakku tak berdefinisi, kalaupun ada maka aku akan kehabisan waktu hidup sekedar untuk membacanya. Cinta Bapak dan Mamakku tak memuat ukuran, kalaupun ada maka dunia pun tak akan mampu menampungnya. Cinta Bapak dan Mamakku tak bisa dilukis dengan warna, kalaupun ada, aku takut pelangi tak berani muncul karena ada yang mengalahkan indahnya.

Aku ingat betul malam itu, suara lirih bapak pada mamak  di kamar mereka, “Dek, aku ingin pergi ke tanah suci berdua denganmu, menikmati senja disana tempat paling indah di dunia.” Lalu mamak berkata “PR kita belum selesai, sebentar lagi jika Allah mengizinkan, maka kita akan kembali mengumpulkan uang dan pergi kesana, sekarang yang terpenting adalah menunaikan janji sebagai orang tua untuk anak-anaknya”. Hatiku kelu. Walaupun semasa study  S1 kami walaupun sebagian dari beasiswa prestasi, namun menguliahkan 2 orang anak dari Manado ke Yogyakarta bukanlah hal yang mudah, membutuhkan dana yang besar.

Aku tak pernah bisa diam, karena sudah terbiasa hidup susah, mencari cara agar beban mereka lebih ringan. Menjajakan kue kue pasar di kampus sudah kulalui, menjadi tentor les matematika dan IPS untuk anak-anak SMA menjadi pekerjaanku seminggu 3 kali, kembaranku lebih aktif dikampus menjadi asisten dosen dan grader karena sepertinya dia memang lebih pintar. Makan cukup 2 kali sehari, puasa senin kamis yang sudah sejak dulu kulakukanpun cukup membatu.  Menahan nafsuku untuk pulang berjumpa dengan mereka, masalah rindu, pulang 2-3 tahun sekali adalah hal pahit yang harus aku telan, tak apa-apa, tak perlu iri dengan mereka yang hampir setiap liburan pasti pulang ke rumah.  Saat wisudapun kubilang “masih banyak hal  yang harus kita wujudkan, wisuda hanya prosesi, tapi gelar yang kudapatkan kupersembahkan pada kalian, tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk datang”.

Semua lelah sirna, karena bapak dan mamakku jauh lebih lelah. semua bosan hilang, karena dua wajah itu lebih sering bersemayam, semua tangisku dapat segera terusap, karena keringat mereka jauh lebih deras. Semua keluhku lenyap tak bersisa, karena doa-doa mereka jauh lebih bernyawa dan kuat. Ini adalah hidup yang adil. Dia, Cinta dari segala Cinta memberiku cinta luar biasa.

Tak apa walau harus bertemu 3 tahun sekali...

#MahakaryaAyahIbu: Akan Kupersembahkan Gelar Masterku Untukmu Mak, Pak...instagram.com

Kini sembari bekerja, kumantapkan kaki untuk mendaftarkan diri di program Master almamaterku yang dulu, kampus kerakyatan. Kau tau apa yang mengantarku sampai di sini? Adalah harapan dan doa Bapak dan Mamakku
Ada janji yang tak pernah luntur dari hati. Suatu saat akan akan kubawakan senja berdua di tanah suci.

Bapak, mamak, kalian tak disisi tapi di hati...

#MahakaryaAyahIbu: Akan Kupersembahkan Gelar Masterku Untukmu Mak, Pak...doc. pribadi

Untuk doa yang tak pernah berhenti, Biarkan aku mencipta mahakaryaku, sebuah gelar master pada mereka, Bapak dan Mamakku.

Yogyakarta, 5 Desember 2016

Yu, ikut kompetisi menulis #MahakaryaAyahIbu!

#MahakaryaAyahIbu: Akan Kupersembahkan Gelar Masterku Untukmu Mak, Pak...community.idntimes.com

Menangkan hadiah utama PAKET WISATA ke Singapore, Perhiasan emas dari Frank & Co. serta Ide cerita terbaik akan dijadikan naskah video iklan Semen Gresik!

Rizkiani Iskandar Photo Writer Rizkiani Iskandar

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya