#MahakaryaAyahIbu: Ayah, Ibu Kalian Masih yang Terhebat dan Terbaik

"Ibu hanya berharap jadilah kalian anak-anak sholehah, karena hanya itu yang ayah dan ibu punya ketika sudah tiada"

Artikel ini merupakan karya tulis peserta kompetisi storyline "Mahakarya untuk Ayah dan Ibu" yang diselenggarakan oleh IDNtimes dan Semen Gresik. 


Ayah apa kau ingat, saat kau bisa melakukan pekerjaan apapun asal anak istrimu bisa kau cukupi? Ayah apa kau ingat waktu kami masih usia bulanan? Kau jauh meningalkan kami ke kota. Ibu bilang kau sedang mencari masa depan untuk kita, rupanya setelah dewasa aku baru tau kau menjadi buruh galian salutan telepon seluler — kau hebat, Yah

Ayah, apa kau ingat waktu aku kecil saat kau berani membawa anak dan istrimu ke kota dan menyewa kamar sepetak, kita hampir tak jarang bertemu mungkin seminggu sekali. Bukan karena kau pergi jauh atau tak peduli dengan keluargamu, tapi karena kau adalah supir angkot, kau pergi saat petang, kami belum terbangun dari mimpi dan kembali selepas jam 10 malam saat kami terbuai mimpi kembali. Kau selalu terhebat, Yah.

Ayah apa kau ingat waktu aku kecil? Saat kau pulang dan kami anak-anakmu masih terjaga, kami segera berebutan memelukmu, walupun bau keringatmu dan wajah lelahmu tergambar jelas. Kami rindu padamu. Mungkin itu adalah wujud terimakasih kami yang belum mengerti arti perjuangan. Kau masih yang paling hebat, Yah.

Ayah apa kau ingat? Saat aku berusia SD, tiap sore kau berdagang ketoprak keliling, berangkat sambil tersenyum lalu menciumi kami dan berkata “Doakan semoga jualannya habis ya, Nak." Kami selalu menunggumu pulang didepan pintu, kadang hatiku sakit saat hujan deras, apakah kau kedinginan diluar sana, Yah? Apakah daganganmu ada yang membeli, Yah? Dan kau pulang, basah kuyup, daganganmu bersisa banyak. Kau bilang, “Allah sudah mengatur rezeki kita nak, jangan sedih”. Kau adalah ayahku yang hebat. Kau kokoh tak tertandingi.

Ibu apa kau ingat waktu kami masih kecil, kau bangun saat petang memasak ini itu, kau berjualan nasi kuning keliling, membantu ayah mencukupi keluarga kita? Tapi dengan begitu kami harus sangat mandiri, tanpamu dipagi hari, menyiapkan diri untuk berangkat sekolah. Kami tak apa Bu, walaupun diwajahmu seringkali kutangkap rasa bersalah. Kau yang terbaik, Bu.

dm-player

Ibu apa kau ingat saat kami masih kecil,  saat tengah malam di kala lelahmu, masih kau sempatkan membuka tas sekolah kami, memeriksa PR-PR yang kami kerjakan, memastikan peralatan tulis menulis kami lengkap, aku mengintip dalam tidurku. Dan kau masih yang terbaik, Bu.

Ibu apa kau ingat, sepulang sekolah kami membeli 4 buah donat, karena kami ingat kau berulang tahun saat itu. Iya hanya donat yang sampai membuatmu haru. Kau bilang “ terimakasih, ibupun bahkan tak mengingatnya. Ibu hanya berharap jadilah kalian anak-anak sholehah, karena hanya itu yang ibu punya ketika nanti ibu dan ayah tiada” kau ibu wanita hebat itu, di kakimu ada surgaku.

Bu apa kau ingat, kau resah malam itu, aku tak berani memandang wajahmu. Aku ingat malam itu gerobak gorengan dagangan kita diangkut satpol PP, mereka jahat ya bu. kau bilang “mereka hanya menjalankan tugasnya, Allah akan membuka jalan lain untuk kita nak. Bu, kenapa kau begitu hebat.

Bu apa kau ingat, kau pernah tertidur sambil duduk, yang aku tau malam itu kau sangat lelah, kau tak beristirahat sedari pagi, aku tetiba memelukmu dan menciumimu. Kau terbangun dan kembali berjualan. Kau bilang “tidurlah nak sudah malam, besok harus sholat subuh dan berangkat sekolah”. Ka masih wanita terhebatku Bu. Kau kokoh tak tertandingi.

Sampai saat ini, semua masih terekam di memoriku, masa kecilku yang begitu indah melihat kalian berjuang, masa remajaku yang juga sangat  indah karena kuhabiskan untuk membantu kalian, dan masa dewasaku yang juga indah karena dapat kunikmati pendidikan terbaik di universitas terbaik, karena kerja keras kalian. Kalian adalah yang terhebat, kalian tetap yang terbaik, terimakasih untuk setiap doa yang tak pernah berhenti mengalir.

Ayah, Ibu, suatu saat akan kuberikan gelar sarjanaku sebagai mahakaryaku pada kalian atau mungkin saja kita bisa keliling Singapura bersama. Aku janji. Aku adalah anak yang begitu beruntung terlahir ditengah-tengah kalian.

 

Yogyakarta, 5 Desember 2016

Rizkiani Iskandar Photo Writer Rizkiani Iskandar

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya