5 Cara Orangtua Berkomunikasi dengan Anak Learning Disability

Anak LD alami kesulitan untuk belajar

Bagi sebagian orangtua yang memiliki anak dengan learning disability atau LD, tentu bukan hal yang mudah. Namun orangtua gak perlu bingung dan marah, kuncinya adalah berproses lalu dengarkan isi hati, lebih peduli, dan mengetahui persepsi sang anak mengenai situasinya, ya. 

Dalam artikel ilmiah yang diterbitkan oleh Departemen Kesehatan Amerika Serikat, tanda-tanda anak dengan learning disability adalah kesulitan membaca dan menulis, bermasalah dengan hitungan, hafalan yang buruk, sulit untuk fokus, sulit untuk mengikuti perintah, ceroboh, sulit mengatur waktu, dan mempunyai masalah dalam mengatur. Jika dibiarkan, anak-anak akan memperlihatkan beberapa tindakan seperti sulit mendengarkan orang lain, berbicara seperti anak kecil, bermasalah dengan perubahan jadwal, susah memahami konsep, dan bermasalah di sekolahnya.

Keadaan ini bukanlah kesalahan anak, lho. Sebagian besar anak dengan LD pun sulit memahami mengapa mereka alami hal ini. Sebagai langkah awal, orangtua perlu menjalin komunikasi yang baik dengan anak learning disability. Lakukan beberapa hal di bawah ini sebagai bentuk dukungan orangtua pada mereka yang mengalami kesulitan belajar.

1. Orangtua mendengarkan secara aktif dan menanggapi yang dikatakan anak-anak

5 Cara Orangtua Berkomunikasi dengan Anak Learning Disabilityilustrasi anak bertanya pada ibunya (unsplash.com/Kenny K)

Mendengarkan curahan hati anak-anak dan memberikan tanggapan dapat menjadi tanda bahwa orangtua memperhatikan mereka. Meski sebenarnya kamu tidak mengerti apa yang dikatakannya, setidaknya dengan memperlihatkan keterlibatan secara aktif membuat kesan positif pada mereka. 

Kalau kamu memang benar-benar tidak memahami maksud mereka, tak ada salahnya untuk meminta mereka mengulang perkataan mereka. Setelah itu, coba ucapkan ulang menurut versimu dan tanyakan apakah sudah sesuai dengan keinginan mereka. Biarkan mereka mengoreksi jika ternyata belum tepat. Secara tidak langsung, komunikasi kalian berjalan lebih baik sambil melatih mereka mengoreksi.

2. Terimalah bahwa anak-anak berbeda dalam beberapa hal 

5 Cara Orangtua Berkomunikasi dengan Anak Learning Disabilityilustrasi anak bermain di atas karpet (pexels.com/Ketut S)

Kantong kesabaran dan pemakluman harus diisi penuh oleh orangtua dengan anak LD. Menerima keadaan bahwa anak-anak berbeda dalam beberapa hal membuat kamu dan pasangan menyadari bahwa kemungkinan adanya konflik dengan anak yang sangat besar.

Meski adanya label dan batasan yang tak menyenangkan dari orang lain, orangtua perlu membesarkan hati dan mental anak-anak. Ingatlah jika setiap anak mempunyai keunggulan masing-masing, jadi jangan paksakan mereka untuk menjadi hebat seperti anak lain. Dengan memberikan harapan baik pada mereka, rasa percaya diri dan penerimaan terhadap diri mereka sendiri akan lebih besar.

3. Jangan takut untuk bereksperimen 

5 Cara Orangtua Berkomunikasi dengan Anak Learning Disabilityilustrasi anak berbisnis (pixabay.com/marybettiniblank)
dm-player

Setiap orang mempunyai cara untuk mengatasi masalah mereka sendiri, begitu juga dengan anak LD. Jadi, jangan paksakan mereka untuk menyelesaikan masalah dengan cara apa yang dilakukan oleh banyak orang. 

Sebagai orangtua, selalu tanamkan pada anak-anak untuk berani bereksperimen. Selama solusi yang dilakukan mereka tidak melanggar aturan dan merugikan orang lain, biarkan anak-anak merasakan pengalaman dalam menyelesaikan masalah mereka. Yang terpenting, orangtua tetap memperhatikan mereka dan terus berkonsultasi pada terapis atau dokter perkembangan anak-anak.

Baca Juga: 5 Perempuan Disabilitas Indonesia yang Membanggakan

4. Secara aktif identifikasikan metode paling tepat untuk anak-anak 

5 Cara Orangtua Berkomunikasi dengan Anak Learning Disabilityilustrasi ortu mengajari anak (pexels.com/ Karolina Gabrows)

Orangtua sebaiknya berperan aktif dalam bersikap dan verbal untuk mencari tahu metode terbaik untuk anak-anak. Disesuaikan dengan usia mereka, aktiflah mencari blog, buku, komunitas, atau seminar yang dilakukan oleh para orangtua atau mereka yang mengalami masalah yang sama dengan anak-anak. 

Secara aktif meminta saran dan pendapat orang lain agar makin menyempurnakan pemahamanmu terhadap learning disability. Setelah itu praktekkan pada anak-anak dan temukan metode apa yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

5. Identifikasikan apa yang menyebabkan anak-anak jadi stres

5 Cara Orangtua Berkomunikasi dengan Anak Learning Disabilityilustrasi bermain bersama anak (unsplash.com/Bruno Nascimen)

Terakhir, bantu anak mengetahui apa saja yang menyebabkan mereka jadi mudah stres atau stimulasi berlebihan. Dengan menyadari batasan kenyamanan mereka, cara bersosialisasi mereka, dan stimulasi lingkungan yang nyaman untuk mereka tentu membuat anak-anak tidak merasa berbeda. 

Meski untuk melakukan hal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar, namun jika dilakukan secara aktif dan saling mendukung, bukan hal mustahil anak-anak jadi lebih memahami diri mereka sendiri. Bukan hal mustahil jika nantinya dia akan tumbuh menjadi anak-anak yang mandiri dan mampu bersosialisasi dengan orang lain secara lebih sehat. 

Setiap anak mempunyai keistimewaan masing-masing, jadi jangan pernah merasa minder kalau mereka berbeda dengan yang lain. Selama menemukan metode yang tepat, anak learning disability juga bisa tumbuh dengan baik seperti teman-temannya. Jadi, tetap optimis, ya!

Baca Juga: 5 Rahasia Memilih Sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus

IamLathiva Photo Verified Writer IamLathiva

Love To See, Love To Read, and Love To Share.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya