5 Kegiatan Membeda-bedakan Anak yang Gak Seharusnya Dilakukan Orangtua
Intinya Sih...
- Perlakuan adil terhadap anak perlu diterapkan oleh orangtua
- Memberikan apresiasi yang sama terhadap prestasi anak, tanpa membedakan
- Membeda-bedakan perlakuan terhadap anak dapat berdampak negatif bagi perkembangan mereka
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meskipun orangtua kerap dipandang sebagai sosok yang memiliki wewenang dan pemahaman luas soal mendidik anak. Tapi, hal ini tidak berarti bahwa semua perlakuan orangtua pada anak bisa dimaklumi. Kenyataannya, ada banyak anak mengeluhkan perbedaan sikap yang dilakukan orangtua padanya.
Sebagian anak merasa iri dengan saudara kandungnya yang mendapat perlakuan khusus atau reward spesial dari orangtua. Sementara dirinya, tidak sekalipun mendapatkan hal yang sama. Adakah dari kamu yang juga pernah merasakan kesenjangan seperti ini?
Walaupun orangtua sering kali merasa bahwa mereka tidak membeda-bedakan anak dalam hal memenuhi kebutuhan serta mengurusnya. Tapi, dari sudut pandang anak, perlakuan diskriminasi boleh jadi terasa begitu ketara.
Inilah kenapa orangtua perlu setidaknya bersedia mendengar dan memahami tentang apa saja tindakan membeda-bedakan anak yang berpotensi menyakiti mereka!
1. Membeda-bedakan dalam hal pemberian apresiasi
Jika semua anak berhasil meraih prestasi, maka baiknya apresiasi mereka dengan cara yang sama. Bahkan, meskipun pencapaiannya tidak melulu soal akademik, tetaplah berikan apresiasi yang adil. Jangan malah membeda-bedakan, dengan memberikan salah satu anak hadiah barang menarik, sementara anak yang lain cuma diberi hadiah biasa atau sekadar pujian semata.
Hal seperti ini dapat menimbulkan kesenjangan yang cukup terlihat jelas. Anak yang diberi hadiah istimewa tentu bakal merasa senang dan makin giat buat mencapai prestasi baru. Sebaliknya, anak yang tidak mendapat reward khusus, mungkin bakal kehilangan minat untuk meningkatkan prestasinya. Pikirnya, tidak ada gunanya untuk terus berusaha. Toh, ia juga tidak bakal mendapat apresiasi spesial dari orangtua.
2. Mengadakan perayaan hanya untuk anak tertentu
Eits, jangan salah, nyatanya ada juga orangtua yang seperti ini, lho. Mereka mengadakan perayaan khusus, seperti acara ulang tahun, hanya untuk salah satu atau beberapa anaknya saja. Padahal, perlakuan seperti ini sudah jelas dampak buruknya buat anak-anak yang tidak berkesempatan merasakan momen spesial tersebut.
Selain bikin iri, pastinya anak yang tidak dirayakan ulang tahunnya akan mulai mempertanyakan eksistensinya di keluarga tersebut. Apakah ia tidak cukup istimewa untuk diberi perayaan seperti itu? Mengapa hanya dirinya saja yang tidak dirayakan hari kelahirannya?
Baca Juga: 5 Cara Memenuhi Baterai Kasih Sayang Anak agar Gak Mudah Tantrum
3. Memperlakukan anak dengan sikap yang berbeda-beda
Editor’s picks
Misalnya, ke salah satu anak, sikapnya lemah lembut dan apa-apa selalu dituruti. Sementara ke anak lainnya, cenderung suka mengkritik, melontarkan amarah, dan terus memintanya menuruti apa yang dirimu inginkan sebagai orangtua. Entah apa pun alasannya, pastinya ini bukanlah perilaku yang adil.
Membeda-bedakan perlakuan terhadap anak sangat mungkin memengaruhi bagaimana sikap mereka ketika tumbuh nantinya. Barangkali juga, sang anak akan memperlakukanmu sebagaimana kamu memperlakukan dia di masa lalu. Mau bilang anak durhaka, tapi bukankah kamu sebagai orangtua yang justru lebih dulu bersikap buruk padanya?
4. Tidak adil dalam membagi tugas rumah
Memberikan anak tugas membereskan rumah pun mesti sama rata. Jangan malah membebankan kewajiban hanya pada anak tertentu saja. Contohnya, untuk urusan kebersihan.
Sebaiknya bagi perannya menjadi beberapa bagian. Misal, anak pertama bertugas menyapu rumah, anak kedua merapikan barang berantakan, dan anak ketiga mencuci piring di wastafel.
Oh iya, pemilihan tugas tentunya perlu disesuaikan dengan kemampuan dan usia anak. Dengan pembagian tugas yang benar, gak akan ada anak yang memprotes atau merasa dirugikan, hanya gara-gara beberapa anak lainnya dibebaskan dari keharusan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
5. Terlalu memihak ke salah satu gender
Sebagai contoh, persoalan mengerjakan urusan rumah seperti pada poin sebelumnya. Seringnya hal tersebut hanya disuruhkan ke anak perempuan saja, sedangkan anak laki-laki tidak dibebankan sama sekali. Dalam hal kebebasan pun, anak laki-laki dibolehkan keluyuran sampai malam, sementara anak perempuan mesti di rumah seharian.
Terakhir, perihal pengambilan keputusan penting, seperti pemilihan jurusan, pekerjaan, atau pasangan. Biasanya, orangtua lebih membebaskan anak laki-lakinya dalam memilih dan melarang anak perempuan untuk mengutarakan keinginan pribadinya. Ya, meskipun perbedaan perlakuan orangtua terhadap gender anak, mungkin didasari oleh alasan khusus, seperti menganggap kalau anak perempuan lebih rapuh dan harus dilindungi.
Akan tetapi, jika terlalu memihak ke salah satu gender dan mengekang anak yang berada pada gender lainnya. Hal seperti ini justru terlalu menunjukkan sikap diskriminasi orangtua. Padahal, baik anak laki-laki dan perempuan, sama-sama berhak mendapat kesempatan dan kebebasan, meskipun kadarnya tidak harus selalu sama persis.
Artikel ini tidak bermaksud menjelek-jelekkan peran orangtua sebagai pihak pengurus maupun pemberi kehidupan untuk anaknya. Tentu saja, di dunia ini tidak ada orangtua yang sempurna.
Tapi, paling tidak, dengan mengetahui lima perlakuan membeda-bedakan anak seperti di atas. Para orangtua dapat belajar untuk lebih bersikap adil dalam hal pemberian kasih sayang serta mengapreasiasi anaknya.
Baca Juga: 5 Jenis Manipulasi yang Sering Dilakukan Anak dan Cara Mengatasinya
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.