Mental Anak Stabil, 5 Mindset Agar Relasi dengan Orangtuanya Setara

Pandang anak sebagai manusia, bukan sebagai alat dan objek

Konstruksi sosial di mana anak diyakini sebagai subjek yang harus mengiyakan apa pun perintah orangtua, acap kali membentuk orangtua menjadi tipe diktaktor. Ego bawah sadar juga kerap mendorong orangtua menjadi pribadi yang memaksakan kehendak pada anak.

Tentu pola pikir toksik ini rentan mengganggu kesehatan mental anak. Berikut, lima pola pikir yang harus dimiliki orangtua agar kesehatan mental anak terjaga.

1. Anak bukan alat yang bisa digunakan untuk memenuhi ambisi orangtua

Mental Anak Stabil, 5 Mindset Agar Relasi dengan Orangtuanya Setaraexpress.co.uk

Anak memiliki kehidupannya sendiri, ia bukan sedang menjalani kehidupan orangtuanya. Segala obsesi orangtua tentang karier, ataupun status sosial lainnya seharusnya tidak dibebankan pada anak. Jika orangtua selalu memaksakan ambisinya pada anak, maka anak akan kehilangan jati dirinya.

2. Anak bukanlah properti yang bisa digunakan untuk mendapatkan prestise

Mental Anak Stabil, 5 Mindset Agar Relasi dengan Orangtuanya Setaraidentity-mag.com

Pandanglah anak sebagai manusia, bukan sebagai objek yang bisa dipamerkan. Jika orangtua memandang anak sebagai properti yang bisa digunakan untuk mendapatkan prestise─melalui prestasi anak, maka tipe orangtua seperti ini hanya akan berfokus pada hasil.

Tipe orangtua yang hanya berfokus pada hasil akan membuat anak kehilangan sosok yang bisa dijadikan sandaran ketika si anak sedang berjuang melalui proses. Dampaknya, relasi emosional yang baik antara orangtua dan anak tidak akan terbentuk.

Baca Juga: 5 Situs Gratis untuk Membantu Orangtua Belajar Bersama Anak Selama WFH

3. Anak bukan media untuk melampiaskan emosi

dm-player
Mental Anak Stabil, 5 Mindset Agar Relasi dengan Orangtuanya Setaraindependent.co.uk

Relasi kuasa di keluarga­─ orangtua dominan dan posisi anak subordinasi─ membuat anak rentan menjadi sasaran pelampiasan emosi oleh orangtua. Padahal, dilansir dari humanium.org, anak yang mendapatkan bentuk pelampiasan emosi berupa verbal, psikis, ataupun fisik akan rawan mengalami masalah kesehatan mental ke depannya. Tentu ini akan merugikan masa depan sang anak.

4. Terapkan pola komunikasi dua arah, bukan model diktator

Mental Anak Stabil, 5 Mindset Agar Relasi dengan Orangtuanya Setaraintegratedlistening.com

Kebutuhan untuk menyampaikan keinginan, pendapat, dan didengar bukan hanya miliki orangtua. Anak tentu juga mempunyai kebutuhan yang sama, sehingga komunikasi dua arah adalah hal yang utama. Komunikasi dua arah akan membuat anak merasa dihargai, yang lantas dapat membangkitan kemampuan self-worth untuk si anak.

Orangtua yang diktator cenderung mengambil keputusan untuk anak melalui definisi dan sudut pandang pribadinya, tanpa melibatkan anak. Padahal, dengan menggunakan komunikasi dua arah maka akan menghasilkan pandangan yang adil untuk anak. Ingat, orangtua tidak berhak mendefinisikan dan mendikte preferensi kebahagiaan anak. Biarkan anak menentukan sendiri hal-hal apa yang membuatnya bahagia.

5. Kewajiban orangtua bukan sekadar pemenuhan kebutuhan material

Mental Anak Stabil, 5 Mindset Agar Relasi dengan Orangtuanya Setaraindianexpress.com

Orangtua sering kali alpa bahwa kebutuhan emosional anak juga harus dicukupi, bukan sekadar materi. Menjadi orangtua tidak cukup hanya sekadar memenuhi kebutuhan makan dan sekolah. Lebih dari itu, anak butuh sosok yang bisa selalu mendampinginya dalam tiap aspek psikologis.

Jadilah teman bagi anakmu. Teman yang seperti apa? Teman yang dikenang karena dapat diandalkan, rekan yang tepat untuk bertukar pikiran, enak untuk diajak bersenda gurau, setia mendengarkan, menghargai pendapat, dan tidak mendikte.

Itu tadi lima pola pikir yang harus dimiliki oleh orangtua agar kesehatan mental anak terjaga, dan relasi dengan anak menjadi baik. Apakah orangtua kamu sudah menerapkan lima pola pikir ini? Silakan bagikan kisahmu di kolom komentar, ya!

Baca Juga: 5 Perlakuan Orangtua Ini Gak Patut Dilakukan Kepada Anak

Shinta Dwi Adinda Photo Verified Writer Shinta Dwi Adinda

🖤

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya