5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Pola Asuh Tiger Parenting 

Setiap pola asuh memiliki dampak positif maupun negatif 

Tiger parenting adalah salah satu bentuk pola asuh ketika orangtua menggunakan otoritasnya secara penuh sebagai orang yang berhak membuat anak mengikuti dan mencapai harapan mereka. Oleh karena orangtua terlalu menaruh ekspektasi yang tinggi terhadap anak, dalam praktiknya sering kali pola asuh tiger parenting mengandalkan pola asuh yang keras untuk mendorong anak mencapai tujuan orangtua, terutama dalam hal akademis agar lebih unggul dari yang lain.

Berdasarkan pengertian tersebut, banyak yang beranggapan bahwa tiger parenting termasuk pola asuh yang buruk. Namun, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, sebenarnya ada beberapa hal baik yang bisa dipelajari dari pola asuh tiger parenting, lho. Selengkapnya, yuk langsung saja simak penjelasannya sebagai berikut.

Baca Juga: 5 Pola Asuh yang Sering Dianggap Normal Namun Berbahaya, Bukan Sepele 

1. Mencintai anak tanpa syarat sembari mengelola ekspektasi yang tinggi

5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Pola Asuh Tiger Parenting ilustrasi anak belajar dengan ibunya (pexels.com/Pixabay)

Ekspektasi yang tinggi kerap dikaitkan dengan sifat ambisius. Sebenarnya, boleh saja orangtua memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak mereka. Tapi, harus digaris bawahi bahwa orangtua juga harus bisa mengelola ekspektasi atau harapannya tersebut.

Caranya yaitu dengan menerima kemampuan yang dimiliki oleh anak terlebih dahulu. Kemudian pelajari ke arah mana minat atau kemampuan si anak. Setelah itu, barulah orangtua bersama anak menetapkan ekspektasi bersama lalu bekerjasama mewujudkan ekspektasi atau harapan tersebut. Dalam hal ini, antara orangtua dan anak harus memiliki tujuan yang sama atau sejalan.

2. Membangun karakter anak dengan memberikan fasilitas yang dibutuhkan

5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Pola Asuh Tiger Parenting ilustrasi anak belajar naik sepeda bersama orangtua (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Setelah berdiskusi untuk menetapkan ekspektasi bersama antara orangtua dan anak, langkah selanjutnya yang dapat dilakukan oleh orangtua adalah memberikan fasilitas atau alat yang menunjang anak untuk lebih cepat mencapai tujuan yang diimpikan oleh orangtua. 

Sebagai contoh, jika orangtua menginginkan anak mereka rajin, maka orangtua harus bisa membentuk karakter rajin sejak awal dengan dimulai dari orangtuanya terlebih dahulu. Selanjutnya fasilitasi anak dengan mendaftarkannya pada les, kursus, atau hal lain yang akan mendukung tujuan orang tua.

Misalnya lagi jika orangtua menginginkan anaknya handal dalam bermain piano, maka orangtua harus mau mengeluarkan dana lebih untuk membelikan piano agar anak dapat berlatih di rumah sekaligus memasukkan anak ke dalam kursus.

3. Mengajarkan bahwa keberhasilan bisa dicapai dengan kerja keras

dm-player
5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Pola Asuh Tiger Parenting ilustrasi anak sedang belajar dengan ibu (pexels.com/Julia M Cameron)

Pasti akan ada suatu momen saat anak mulai merasa berada di titik lelah setelah berusaha rajin dan disiplin dalam melaksanakan beragam aktivitas agar lebih cepat mencapai tujuan. Saat hal ini terjadi, sebagai orangtua harus bisa memaklumi, jangan malah memarahinya.

Justru di momen tersebut adalah saat yang tepat bagi orangtua mengajarkan nilai hidup atau menasihati anak bahwa tidak ada hal yang bisa terjadi dengan instan di dunia. Tanamkan dalam diri anak pemahaman bahwa setiap keberhasilan yang dicapai oleh orang-orang sukses pasti selalu diikuti dengan kerja keras.

Baca Juga: 5 Pola Asuh yang Membuat Anak Tumbuh Menjadi Keras Kepala

4. Tetap percaya pada anak bahkan saat mereka tidak percaya terhadap dirinya sendiri

5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Pola Asuh Tiger Parenting ilustrasi anak sedang berjalan dengan ayahnya (pexels.com/Josh Willink)

Seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa kesuksesan tidak bisa diraih dengan mudah. Perlu adanya kerja keras dan pengorbanan di dalamnya. Bahkan saat sudah bekerja keras, seseorang masih harus menghadapi yang namanya kegagalan. Hal ini juga bisa berlaku pada anak.

Saat anak mengalami kegagalan, orangtua selalu menjadi orang pertama yang mendukung anak agar bisa bangkit dan kembali fokus mencapai tujuan. Sebab, sejujurnya bangkit dari kegagalan tidaklah mudah, sehingga dalam hal ini peran orangtua sangat penting untuk membuat anak kembali bersemangat dan tetap berada di jalurnya untuk mencapai tujuan, harapan, atau ekspektasi tinggi dari orangtua.

5. Menunjukkan cara menjadi sukses yang juga fleksibel tentang definisinya

5 Hal yang Dapat Dipelajari dari Pola Asuh Tiger Parenting ilustrasi seorang ibu mencium anaknya (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Memang tujuan khusus orangtua menerapkan pola asuh tiger parenting pada anak adalah agar anak mereka bisa menjadi orang yang sukses di masa depan. Tapi, orangtua juga harus tahu dan fleksibel mengenai definisi sukses itu sendiri. Jangan menilai kesuksesan seorang anak hanya dari nilai akademis yang tinggi saja. Ketika anak mampu tumbuh menjadi pribadi yang baik, hal itu juga termasuk ke dalam definisi sukses.

Sejatinya orangtua jangan hanya berfokus pada tujuan atau ekspektasi mereka saja. Tapi, lihatlah pada proses dan usaha sang anak agar bisa mencapai harapan orang tua demi kebahagiaan mereka. Toh sebagai anak pasti juga ingin melihat orangtua bahagia, bukan?

Di dunia ini tidak ada pola asuh yang sempurna. Oleh karena itu, jangan sampai merasa diri menjadi yang paling baik dalam hal mengasuh anak. Pahamilah bahwa setiap pola asuh yang dipilih oleh para orangtua memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing.

Baca Juga: 5 Dampak Pola Asuh Toksik di Crash Course in Romance, Ambil Hikmahnya!

Sinta Listiyana Photo Verified Writer Sinta Listiyana

Terimakasih telah membaca tulisan saya :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya