Hindari 6 Sikap Orangtua yang Bikin Anak Minder, Stop Membandingkan!
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak memiliki karakter dan kepribadian masing-masing. Lingkungan keluarga dan tempat dipercaya sebagai hal utama yang bisa membentuk karakter dan kepribadian anak.
Beberapa anak tumbuh dan berkembang dengan sangat baik. Mereka memiliki rasa percaya diri, semangat, dan kebahagiaan melimpah. Tapi, tidak sedikit anak yang justru merasa kurang percaya diri, minder, mudah takut, mudah khawatir, dan lainnya.
Sebagai orangtua hindari enam sikap yang bikin anak minder di bawah ini.
1. Orangtua keras kepala
Orangtua yang keras kepala dan egois bisa menyebabkan anak merasa minder di hadapan orang lain. Ketika anak mendengar tentang sikap keras kepala dan egois orangtua dari orang lain yang membicarakan orangtua di belakangnya, rasa minder anak bisa semakin besar.
Orangtua yang keras kepala biasanya juga sering membentak anak, hal itu akan berdampak pada pola pikir dan sikap anak sehari-hari. Ia akan kesulitan dan kurang bisa dalam mengendalikan emosinya sendiri. Pengendalian emosi si anak pun tidak stabil dan memiliki kecenderungan meledak-ledak seperti yang dilakukan orangtuanya.
2. Memarahi anak di hadapan orang lain
Memarahi anak di hadapan orang lain juga akan membuat anak merasa minder. Dimarahi di depan orang lain terlebih orang banyak akan membuat anak merasa harga dirinya turun. Ini juga akan membuat anak merasa dendam ke orangtuanya. Tak hanya minder, memarahi anak di hadapan orang lain juga memungkinkan membuat anak bertambah bandel dan menyebalkan.
Memarahi hingga membentak anak di depan orang banyak hanya akan membuat dirinya malu. Meskipun orang tua memiliki niat untuk memberitahukan hal baik kepadanya, harus diingat juga nih untuk tidak dengan cara membentaknya di depan umum, orangtua bisa saja menasehatinya di lain tempat.
Baca Juga: 5 Cara Menunjukkan Kepedulian Kita pada Orangtua, Gak Sulit!
3. Menertawakan anak
Ketika anak melakukan kesalahan dan orangtua menertawakannya, ini juga akan membuat harga diri anak turun. Anak dapat merasa trauma hingga merasa ketakutan atau minder. Menertawakan anak hanya akan menurunkan rasa percaya diri anak.
Editor’s picks
Ketika anak melakukan kesalahan yang disengaja maupun tidak, orangtua sebaiknya langsung membantu anak membenarkannya, agar anak bisa mengetahui apa yang bisa dia perbaiki. Kalau kita tidaksengaja ketawa dan kita cuma ketawa tanpa membenarkan anak, ini bisa memicu rasa malu pada anak yang lama-kelamaan membuatnya enggan melakukan hal itu lagi.
4. Suka mengolok anak
Jangan mengolok anak di depan orang lain karena bisa merusak harga diri anak untuk selamanya. Tak hanya di depan orang lain, tapi usahakan tidak pernah mengatakan hal tersebut kepada anak.
Sebagai orangtua kita harus bisa menegakkan hal yang positif dan mendorong anak-anak untuk meyakini harga dirinya.
5. Jangan pernah membandingkan anak
Setiap orangtua harus memahami anak-anak itu berbeda. Hanya karena anak-anak lain melakukan hal yang lebih baik bukan berarti anak kita harus melakukan hal yang sama.
Banyak anak yang merasa sedih, kehilangan kepercayaan diri, bahkan merasa tidak berharga karena terlalu sering dibandingkan.
Ingat, tiap anak memiliki sifat dan karakter yang berbeda. Sebaiknya ambil dan optimalkan karakter positif anak, lalu minimalkan karakter negatifnya.
6. Terus-terusan mengeluh
Orangtua yang mempunyai kebiasaan mengeluh dan mengucapkan kalimat negatif dapat menyebabkan anak mengalami stres dan kecemasan.
Anak pun akan cenderung takut untuk mengeksplorasi diri karena khawatir orangtua akan marah atau mengeluhkan tingkah lakunya. Akibatnya, anak akan merasa takut dan minder untuk mencoba hal-hal baru.
Orangtua memang bukan pribadi yang sempurna. Kesalahan bisa terjadi. Namun, jangan teruskan kebiasaan buruk di atas yang membuatmu jadi tipe orangtua yang bisa merusak masa depan anak.
Baca Juga: 5 Tips Melakukan Bonding Time dengan Anak dari Psikolog Anak-Remaja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.