5 Sikap Bijak Hadapi Pasangan yang Hobi Mengadu ke Ortu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sudah selayaknya pasangan dalam rumah tangga punya komunikasi yang baik dan lancar. Tujuannya agar kenyamanan bisa tercipta dan konflik diatasi secepatnya. Namun, sering kali ada hal yang membuat pasangan tak mudah saling terbuka perihal isi hatinya. Dampaknya, salah satu pihak lebih senang berkeluh kesah ke orangtuanya.
Mungkin, awalnya hanya curhat biasa. Tapi orangtua bisa menanggapi lebih dari dugaan kita. Itu sebabnya, penting membatasi informasi internal rumah tangga ke pihak luar, termasuk orangtua.
Mengetahui hal tersebut, sebagai pasangan kamu gak perlu marah atau dendam. Berikut ini sikap bijak hadapi pasangan yang sering mengadu pada orangtuanya. Simak lima poinnya, jangan dihakimi terlebih dahulu, ya!
1. Mulailah menjadi teman cerita yang nyaman untuknya
Bisa saja penyebab pasangan senang mengadukan hal-hal internal rumah tangga ke orangtua adalah kita belum menjadi teman mengobrol yang menyenangkan. Menikah bukan hanya perihal menyiapkan makanan atau sarapan, tapi juga komunikasi yang nyaman.
Maka, mulailah menjadi teman cerita yang nyaman untuk pasangan. Berusahalah secara maksimal menanggapi berbagai ceritanya dan tunjukkan rasa ketertarikan pada setiap topik yang dibicarakannya.
2. Tanyakan alasannya selama ini bercerita kepada orangtua
Banyak alasan yang membuat pasangan senang mengadukan perihal rumah tangga ke orangtua. Mulai dari rasa nyaman dan aman hingga orangtua yang dirasa selalu memberi solusi tepat.
Tidak ada salahnya jika kita bertanya, apa alasan terkuat yang membuat dia dengan mudahnya menceritakan privasi rumah tangga. Dengan mengetahui alasannya, kita bisa mengambil peran yang sama agar dia tak sering mengandalkan orangtua.
3. Mintalah dia untuk cerita apapun hanya kepadamu meski itu keluhan
Editor’s picks
Mulailah meminta pasangan untuk membicarakan semua hal padamu. Mulai dari hal-hal substantif hingga perkara remeh, termasuk keluhan-keluhan yang dianggap tak berarti.
Tanda kita dekat dan intim dengan seseorang adalah tidak ada lagi sekat yang menghalangi kita untuk menceritakan apapun. Hanya kepada orang terdekatlah kita mudah menceritakan peristiwa yang baru disaksikan, meski itu hanyalah kejadian konyol atau tidak penting.
Baca Juga: 5 Red Flag Cowok Manja, Gak Worth It Jadi Pasangan Hidup!
4. Katakan bahwa bercerita pada orangtua tanpa konfirmasi padamu bisa berujung konflik
Setelah menjadi teman cerita yang nyaman dan menyenangkan untuknya, mulailah memberi nasihat kepada pasangan terkait aturan yang ingin kamu terapkan. Katakan bahwa menceritakan privasi rumah tangga ke orangtua tanpa sepengetahuanmu berpotensi menimbulkan kesalahpahaman dan konflik.
Katakan padanya bahwa kamu tidak ingin ada perseteruan dengan orangtua. Sebab, cerita satu pihak umumnya bersifat subjektif dan itu rawan memunculkan kesalahpahaman dari orangtua.
5. Katakan kamu menyayanginya sehingga ingin mandiri menghadapi masalah apapun dengannya
Bukan hanya perseteruan dengan orangtua yang ingin dihindari, kamu dan dia juga perlu mandiri dalam menyelesaikan persoalan. Maka, memang sebaiknya kita menyimpan masalah rumah tangga sendiri dan menyelesaikannya segera bersama pasangan.
Maka, kamu bisa memberinya pemahaman secara perlahan bahwa kamu ingin mandiri dalam segala hal bersama pasangan. Dengan prinsip demikian, rumah tangga bisa terbangun lebih kokoh.
Tidak mudah melepas ketergantungan terhadap orangtua dari berbagai sisi. Maka pahamilah pasanganmu jika dia belum sepenuhnya mandiri dari sisi kejiwaan. Tetaplah tunjukkan sikap bijak hadapi pasangan kamu dan mendukungnya agar memiliki hubungan yang baik dengan orangtua sekaligus jadi pasangan yang diharapkan.
Baca Juga: 5 Dampak saat Menilai Pasangan Hanya sebagai Orangtua Anakmu Saja
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.