3 dari 10 Orang Buang Pakaian Setelah Sekali Pakai, Apa Dampaknya?

Tinkerlust ungkap pengaruhnya dalam Impact Report 2022

Isu lingkungan masih menjadi isu problematik yang gak bisa dituntaskan sendirian. Setiap aktivitas bahkan baju yang kita pakai pun sama saja menyumbang sampah yang bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan. 

Pada Selasa (15/11/2022), Tinkerlust baru saja meluncurkan Tinkerlust Impact Report 2022 yang digelar dalam acara Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022 di Hotel Alila SCBD, Jakarta. Terdapat 63,46 persen warga Indonesia yang lebih suka membeli produk fast fashion karena mudah dan fashionable. Nah, ternyata efeknya bisa buruk bagi lingkungan, kenapa bisa demikian?

1. 3 dari 10 orang Indonesia membuang baju mereka padahal baru sekali pakai

3 dari 10 Orang Buang Pakaian Setelah Sekali Pakai, Apa Dampaknya?Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022 (dok. Tinkerlust)

Data dari Kementerian PPN/Bappenas yang ada dalam Impact Report 2022 menjelaskan bahwa masih banyak orang yang memilih untuk tidak lagi memakai baju mereka usai sekali pakai. Padahal, riset yang dilakukan Tinkerlust kepada 655 responden di Indonesia, menunjukkan bahwa ada 63,5 persen orang yang lebih memilih membeli produk fast fashion untuk mengejar tren.

Sementara 58 persen lainnya lebih memilih membeli baju baru daripada bekas. Artinya, semakin banyak sampah tekstil yang menumpuk karena banyaknya orang membeli baju dengan usia pakai yang sangat pendek.

"Kalau fashion kita mikir 'aduh cakep cakep ya bajunya'. Jadi gak mikir kalau itu sampah. Aku bilang baju potensi sampahnya besar, kenapa? Dari industri fashion yang sangat terlihat secara studi riset paling nyata, baju itu paling banyak sampahnya," ujar Amanda Zahra Marsono, Head of Public Relations & Marketing Zero Waste Indonesia.

2. Sebanyak 65 persen responden riset Tinkerlust mengerti bahwa ada dampak negatif yang ditimbulkan dari industri fashion

3 dari 10 Orang Buang Pakaian Setelah Sekali Pakai, Apa Dampaknya?Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022. Selasa (15/11/2022). IDN Times/Adyaning Raras

Fashion merupakan suatu wadah di mana seseorang bisa menumpahkan seluruh ide, kreativitas, dan ajang berekspresi. Sayangnya, tidak semua orang paham bahwa industri tekstil atau fashion cukup besar pengaruhnya bagi lingkungan.

Survei yang diadakan Tinkerlust pada bulan Juli 2022 menjelaskan bahwa ada 35 persen orang yang tidak sadar akan dampak negatif industri fashion. Sementara 65 persen responden lainnya menyadari hal tersebut. Meskipun memiliki kesadaran besar, sebagian besar orang tetap mengikuti keinginan mereka untuk membeli baju baru atau fast fashion.

Ada pun orang-orang yang membuang baju mereka memiliki beberapa alasan tertentu, seperti merasa bosan (37,2 persen), ingin merubah gaya (22 persen), bajunya sudah tidak muat (19,4 persen), baju rusak (21,3 persen). 

3. Pengelolaan sampah yang tidak baik bisa berimbas pada udara, air, dan tanah

3 dari 10 Orang Buang Pakaian Setelah Sekali Pakai, Apa Dampaknya?Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022. Selasa (15/11/2022). IDN Times/Adyaning Raras

Tara Ainun Adila, Team Leader Slow Fashion Indonesia, ikut menceritakan fenomena bisnis yang berimbas pada pencemaran lingkungan. Pertumbuhan home industry semakin pesat tetapi tidak dibarengi dengan pengelolaan limbah yang tepat.

"Di Jawa Tengah, banyak home industry yang pertumbuhannya pesat. Jadi banyak limbah gak terolah dengan baik. Akhirnya merusak sungai sepeti Bengawan Solo," katanya.

Di samping itu, Tara juga menyampaikan bahwa pengelolaan limbah yang kurang baik akhirnya berdampak pada polusi udara, serta tercemarnya air dan tanah. Bahkan, bisa menimbulkan bau yang kurang sedap sehingga orang sekitar perlu menggunakan oksigen tambahan.

dm-player

Berdasarkan riset Tinkerlust, sebanyak 85,5 persen orang mengakui bahwa sebagian besar sampah hanya menjadi tumpukan sampah. Hal ini tentu saja bisa mencemari tanah, serta 33,8 persen orang percaya bahwa sampah industri fashion membuat polusi air.

"70 persen dari carbon emission waste itu ada di hulu. Hulu itu dari pabrik, mempengaruhi udara, tanah, dan air," ungkap Tamara Gondo, founder Liberty Society.

Baca Juga: 5 Tips Zero Waste ketika Berbelanja, Bantu Kurangi Sampah

4. Belajar aware dan hidup berkesadaran melalui hal kecil

3 dari 10 Orang Buang Pakaian Setelah Sekali Pakai, Apa Dampaknya?Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022 (dok. Tinkerlust)

Tinkerlust Impact Report 2022 menyatakan bahwa ada 0,3 juta ton material tekstil yang didaur ulang di Indonesia. Sementara masih ada sekitar 2 juta ton material tektil menjadi sampah yang belum terkelola dengan baik.

Untuk itu, perlu kesadaran setiap orang untuk bisa lebih bijaksana. Kamu bisa memulainya dengan cara yang sederhana, seperti menukar baju. Kampanye #TukarBaju diinisiasi oleh komunitas Zero Waste Indonesia sejak tahun 2019.

"Ini aktivitas di mana masyarakat yang datang bisa membawa baju terus ditukarkan pada baju yang tersedia. Itu cara yang dilakukan untuk memperpanjang usia pakaian. Ada risetnya yang bilang bahwa dengan menukar baju sama dengan memperpanjang usia baju selama 9 bulan," papar Amanda.

Tara sebagai Team Leader yang menjalankan gerakan Slow Fashion di Indonesia pun turut mendukung masyarakat untuk menahan diri dari godaan. Melalui gerakannya, Tara mengajak orang lain untuk menunda belanja selama tiga bulan. Ia juga memberikan beberapa edukasi terkait pembuatan baju, yang disebutnya dengan #KnowYour.

5. Tren thrifting dan renting jadi solusi untuk lebih bijak dalam berbusana

3 dari 10 Orang Buang Pakaian Setelah Sekali Pakai, Apa Dampaknya?Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022. Selasa (15/11/2022). IDN Times/Adyaning Raras

Banyak sekali langkah kecil untuk membuat perubahan besar, seperti mengurangi over konsumsi dan lebih bijak dalam membeli produk fashion. Tasya Kamila dan Valerie Krasnadewi merupakan dua publik figur yang turut memperhatikan hal ini.

Tasya Kamila melihat bahwa thrifting atau membeli barang bekas itu efeknya jangka panjang. Mungkin dulu masih dipandang sebelah mata, tetapi sekarang jadi lifestyle yang terus berjalan. 

"Kita punya media sosial untuk share informasi dan pengalaman soal sustainable lifestyle. Mungkin banyak org gak melakukan karena kurangnya akses atau platform.  Kita sebagai yang sudah menjalani dan pengalaman, ya, kita bisa share," ucap Tasya.

Selain thrifting, menyewa juga menjadi opsi baru untuk mengurangi dampak buruk fashion terhadap lingkungan. Hal ini dilakukan oleh Valerie Krasnadewi, finalis Asia’s Next Top Model cycle 5 dan konten kreator.

Valerie bercerita, "Aku jarang belanja baju. Aku suka banget renting terutama untuk event atau pas lagi travelling. Kalau aku belanja juga cari yang either sustainable atau by local brand. Aku juga suka thrifting, biasanya dateng ke garage sale."

Perjalanan untuk bisa hidup berkesadaran dan berkelanjutan bukanlah hal yang mudah. Seraya menutup sesi terakhir dalam Tinkerlust Fashion Impact Summit 2022, Valerie menegaskan bahwa kita gak boleh berhenti untuk belajar karena banyak orang sudah punya pengetahuan atau informasi, tetapi belum banyak yang menjalankannya.

Baca Juga: Kisah Maurilla Sophianti Selamatkan Bumi dengan Gaya Hidup Nol Sampah

Topik:

  • Pinka Wima

Berita Terkini Lainnya