Gak Nyangka, 8 Rahasia Kepopuleran Jepang Sebagai Negara Terbersih
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Umumnya, kota-kota di Jepang dirawat dengan sangat baik. Grafiti jarang ditemukan dan orang jarang membuang sampah sembarangan. Padahal, tidak ada papan pengumuman berisi pembayaran denda jika membuang sampah sembarangan.
Di Jepang pasti terdapat sebuah gagasan umum yang menyatakan bahwa bersih itu baik. Bahkan anak-anak sekolah akan dibiasakan membersihkan kelasnya masing-masing tanpa petugas kebersihan.
Nah, berikut ini delapan wawasan tentang budaya kebersihan yang ada di Jepang!
1. Tidak ada tempat sampah umum? Tidak masalah!
Di Jepang, hanya ada sedikit tempat sampah umum. Di banyak negara memiliki begitu banyak tempat sampah umum untuk mencegah orang membuang sampah ke tanah.
Pada umumnya orang Jepang tidak mau orang lain harus membersihkan sampah yang sebenarnya milik mereka. Orang Jepang telah diajari untuk selalu bertanggung jawab atas segala tindakannya. Oleh karena itu, orang Jepang lebih memilih menyimpan sampah dan membuangnya ketika sampai di rumah.
2. Sekalinya ada tempat sampah, tempat sampahnya juga bersih dan teratur
Bagi orang Jepang, membuang sampah tidak hanya membuangnya ke tempat sampah yang tepat. Jepang memiliki sistem pembuangan sampah yang membantu orang memisahkan sampah dengan benar. Setiap daerah atau distrik memiliki sistemnya sendiri.
Misalnya, sampah yang dapat dibakar (kantong merah), tidak dapat dibakar (kantong biru), kertas, plastik, kaleng, karton, baterai, pecahan kaca (kantong putih).
Tergantung pada jenis sampah, ada yang dikumpulkan setiap minggu, sementara yang lain dikumpulkan setiap satu atau dua bulan.
3. Pentingnya kebersihan di Jepang karena gagasan Shinto tentang kemurnian
Shintoisme Kontemporer adalah seperangkat keyakinan dan ritual penuntun yang berasal dari Jepang tanpa kitab suci tertulis atau doktrin formal yang ketat. Kemurnian identik dengan kebaikan sementara ketidakmurnian sama halnya dengan dosa.
4. Ada hubungannya dengan sejarah Jepang
Jepang memiliki sejarah penyakit epidemi, berbagai jenis infeksi, hingga keracunan makanan. Sebab itulah orang Jepang sadar akan perlunya menjaga kebersihan lingkungan.
Editor’s picks
Baca Juga: Ini Pendapat Mengejutkan Para Warga Jepang Terhadap Film Porno Jepang
5. Iklim panas dan lembap
Jepang memiliki iklim yang panas dan lembap disertai dengan curah hujan yang tinggi. Kondisi iklim itulah yang membuat Jepang menjadi lingkungan yang sempurna untuk pertumbuhan bakteri.
Makanan akan cepat rusak dan barang-barang rumah tangga akan mudah berjamur sehingga semua harus selalu bersih.
6. Kebersihan telah menjadi bagian dari budaya Jepang ketika Buddhisme Zen masuk ke Jepang
Kebersihan adalah bagian sentral dari Zen Buddhisme. Aktivitas sehari-hari seperti memasak dan bersih-bersih dianggap sebagai bagian dari rutinitas spiritual.
Sampai sekarang, jelas bagi siapa pun yang mengunjungi kuil bahwa kepercayaan ini masih kuat. Bahkan, pengunjung tidak akan menemukan setitik debu pun di sudut mana kuil.
7. Sekolah di Jepang melatih siswanya untuk selalu menjaga kebersihan
Meluangkan waktu untuk membersihkan kelas membuat siswa menyadari pentingnya kebersihan. Setiap siswa diharapkan dapat memperoleh kepuasan dan rasa bangga setelah kelas terlihat bersih dan nyaman.
Para pendidik juga berharap dengan membersihkan kelas secara bersama-sama dapat menumbuhkan semangat kepedulian sosial di benak siswa.
8. Agenda tahun baru adalah bersih-bersih
Liburan tahun baru di Jepang difokuskan pada acara bersih-bersih. Orang-orang Jepang akan menghabiskan 2-3 hari membersihkan dan mempersiapkan tahun baru di rumah masing-masing.
Keren, ya. Jepang benar-benar representasi dari "bersih itu indah", 'kan? Kamu mau meniru gak, setidaknya bisa memulai dari diri sendiri.
Baca Juga: Sering Pakai, Ini 5 Benda Penemuan Jepang yang Telah Mengubah Dunia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.