Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat Arab

Harus lewati persaingan yang tidak mudah   

Malang, IDN Times - Al Rizhal Tisma Wahid Maulana (24) tak pernah menyangka bahwa dirinya bakal bernasib mujur. Warga yang beralamat di Jl Bantaran Indah, Lowokwaru, Kota Malang itu terpilih menjadi salah satu imam muda yang akan berangkat ke Uni Emirat Arab (UEA). Pasalnya, persaingan untuk bisa berangkat ke Uni Emirat Arab tidaklah mudah. Ia harus bersaing dengan 200 orang lain untuk bisa lolos menjadi imam di luar negeri. Berkat kegigihan dan usaha keras pantang menyerah, Tisma akhirnya lolos menjadi salah satu 27 orang yang akan berangkat ke UEA. 

1. Ikuti seleksi hingga tiga gelombang

Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat ArabTisma saat bercerita tentang kelolosan seleksi imam di UEA. Dok/istimewa

Tisma menceritakan bahwa awalnya dia memang mengikuti seleksi setelah ada program dari Kementerian Agama untuk seleksi imam ke luar negeri. Namun, Tisma awalnya tak mengetahui jika negara yang dituju adalah Uni Emirat Arab. Kemudian ia mengirimkan Curiculum Vitae (CV) untuk mengikuti seleksi tersebut bersaing dengan 200 peserta lain dari seluruh Indonesia.

Setelah melalui beberapa tahap tes, akhirnya Tisma dinyatakan lolos k seleksi tahap kedua. Dari total 200 peserta yang mendaftar hanya 150 yang mengikuti tes tahap kedua. 

"Ada tiga tes utama yang dilakukan yakni hafalan Al Quran harus 30 juz. Kedua pemahaman agama, terutama di fiqih ibadah. Lalu ketiga tentang pemahaman kebahasaan, utamanya bahasa Arab. Itu aktif dan pasif, karena di sana harapannya juga bisa berkhotbah bahasa Arab. Jika mampu menguasai bahasa lain, itu akan menjadi nilai tambah tersendiri," urainya Sabtu (15/4/2021). 

2. Tes berlanjut di Jakarta

Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat ArabTisma Wahid didampingi sang istri saat bercerita tentang kelolosan ke UEA. Dok/istimewa

Setelah menyisakan 100 orang, seleksi tahap ketiga dilakukan di Jakarta. Kemudian dari 100 orang ini, dilakukan seleksi langsung dari pihak Uni Emirat Arab. Ada empat syekh yang langsung melakukan tes tatap muka dengan peserta.

"Bedanya, pada tahap pertama, ujian hafalan Al Quran itu levelnya tidak terlalu sulit. Tetapi pada saat tes langsung dengan pihak UEA, itu lebih sulit. Karena penguji langsung membuka Al Quran, menunjuknya, dan peserta harus membaca langsung secara hafalan. Pertama diawali dengan surat Al Fatihah, dan nanti surat acak," tambahnya. 

3. Bahagia setelah dinyatakan lolos

Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat ArabIlustrasi Hotel Burj Al Arab di Uni Emirat Arab (www.instagram.com/@emirates)

Setelah melalui serangkaian tes yang tidak mudah, Tisma kemudian dinyatakan lolos menjadi salah satu orang yang dipersiapkan untuk berangkat ke UEA. Ia bersama 26 orang saat ini masih menggu keputusan dari otoritas UEA untuk waktu keberangkatan.

"Tetapi kemarin itu ada wacana, dari pihak Kemenag kalau bulan Juni akan diberangkatkan. Karena pada Juli-Agustus itu banyak para imam di sana yang mengajukan cuti. Jadi perlu imam pengganti," kata alumnus Universitas Negeri Malang itu. 

dm-player

4. Disebar di seluruh wilayah UEA

Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat ArabMuhammad Shohibul Huda juga turut berbahagia setelah dinyatakan lolos ke UEA. Dok/istimewa

Nantinya, 27 orang yang terpilih akan ditempatkan di beberapa daerah berbeda. Awalnya, meraka berangkat magang menjadi imam pengganti terlebih dahulu dan akan terus berpindah-pindah. Setelah beberapa waktu, mereka akan ditempatkan secara tetap dan keluarga bisa menyusul ke sana. 

"Kalau gerogi sudah pasti, walaupun sebenarnya saya itu sering mengikuti lomba. Tetapi karena pengalaman teman-teman langsung harus face to face, tanpa ada sound system maka ada rasa gerogi," sambungnya. 

5. Bahagia meski sempat kesulitan

Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat ArabShohibul Huda saat menceritakan kelolosan ke UEA. Dok/istimewa

Cerita yang sama juga disampaikan Muhammad Shohibul Huda (37) yang juga lolos berangkat ke UEA. Pria yang berlamatkan di Perum Istana Bedali Agung, Lawang, Kabupaten Malang itu mengakui juga sempat gerogi saat mengikuti rangkaian tes. Terutama saat tes langsung dengan syekh dari Uni Emirat Arab (UEA). Namun, dengan berbekal pengalaman dan keyakinan Huda bisa melewati semua ujian tersebut dengan baik. 

"Alhamdulillah semua proses berjalan lancar, para syekh juga memahami. Karena materinya memang tidak mudah. Tetapi berkat barokah para guru akhirnya bisa lolos," jelasnya. 

Baca Juga: 9 Potret Liburan Nia Ramadhani dan Keluarga ke Uni Emirat Arab, Mewah!

6. Hanya bisa bersyukur atas kesempatan yang didapat

Cerita Dua Pemuda Asal Malang Lolos Jadi Imam di Uni Emirat ArabANTARA FOTO/Andrew Caballero-Reynolds/Pool via Reuters

Setelah dipastikan lolos, Huda mengakui sangat bersyukur. Ia menyebut bahwa keberhasilan tersebut tidak didapat karena usahanya sendiri. Melainkan juga atas barokah dari para guru-guru yang juga mendoakan dirinya. Bahkan sampai saat ini dirinya masih merasa tidak percaya dirinya mendapat kesempatan lolos dan berkesempatan berangkat ke UEA.

"Kalau sesuai edaran dari Kementerian Agama kemungkinan bulan Juni akan berangkat. Namun untuk tanggal kepastiannya, masih belum diberikan informasi. Masih menunggu pihak UEA, mengenai visa dan sebagainya," tandasnya. 

Baca Juga: Pengantin Baru, Ustaz Somad Jadi Imam Tarawih di Kampung Istrinya

Alfi Ramadana Photo Verified Writer Alfi Ramadana

Menulis adalah cara untuk mengekspresikan pemikiran

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya