Temanco, Gerakan Memberi Dukungan Psikis untuk Pasien COVID-19

COVID-19 bukan aib, ini cara hubungi Temanco!

Jakarta, IDN Times - Virus Corona bisa menjangkiti siapa saja. Sayangnya, masih banyak orang di luar sana yang menganggap COVID-19 sebagai aib, kemudian menjadikannya justifikasi untuk memperlakukan pasien positif COVID-19 secara diskriminatif. Kendati perlu diisolasi untuk mencegah penularan, mengasingkan atau bahkan mengucilkan pasien penderita COVID-19 secara sosial juga bukanlah suatu hal yang dapat dibenarkan. 

Sempat mengalami hal yang sama, seorang mantan pasien COVID-19 bernama Ara Wiraswara (Kang Ara) akhirnya memantapkan tekadnya untuk menginisiasi sebuah gerakan guna mendukung pasien pengidap COVID-19. Diberi nama Temanco (Teman Corona), gerakan tersebt tak hanya bertujuan untuk memberi dukungan secara mental, namun juga dalam pemenuhan kebutuhan pokok, serta beberapa hal fundamental yang lain. 

1. Diinisiasi oleh seorang survivor COVID-19

Temanco, Gerakan Memberi Dukungan Psikis untuk Pasien COVID-19Dok. Salam Aid

Beberapa waktu yang lalu, IDN Times mendapat kesempatan untuk berbincang dengan dua anggota komunitas Temanco, yakni Fauziah Prapitasari (Prita) dan Ardhan Maulana (Ardhan). Prita dan Ardhan kemudian menceritakan awal mula terbentuknya Temanco yang diinisiasi Kang Ara ini.

“Kang Ara sendiri adalah seorang survivor kasus COVID-19 kedua di Bogor. Dalam kurun waktu 3 bulan, setelah menjalani swab test sebanyak 17 kali, ia baru dinyatakan negatif COVID-19,” ujar Prita. Setelah betul-betul dinyatakan sehat, Kang Ara baru berani bergerak dan mengajak Salam Aid, sebuah yayasan kemanusiaan yang berbasis pendidikan, untuk segera mengawali Temanco. 

Prita melanjutkan, “Salam Aid sendiri memiliki beberapa kategori, seperti Salam Sehat untuk rumah sehat berbayar sampah, Salam Tanggap untuk respon cepat kondisi emergency. Dalam kasus ini, Temanco masuk ke kategori Salam Tanggap. Bisa dibilang kondisi emergency  karena penyebarannya yang begitu cepat dan jumlah kasus yang terus bertambah tiap harinya.” 

2. Berhasil kalahkan COVID-19, Ardhan sempat merasa terpukul

Temanco, Gerakan Memberi Dukungan Psikis untuk Pasien COVID-19Dok. Salam Aid

Faktor penyebab depresi selama masa pandemik tentu tak hanya datang dari satu aspek saja. Bukan hanya karena dirumahkan, seseorang juga akan merasa lebih terpojokkan dan tertekan setelah mengetahui bahwa dirinya juga terpapar COVID-19. Hal ini biasanya disebabkan oleh sikap diskriminatif tetangga pada orang tersebut.

Ardhan, yang juga merupakan survivor COVID-19, mengenang, “Saat dinyatakan positif COVID-19, saya memang merasakan sakit: batuk, demam, indra penciuman dan perasa yang kurang berfungsi secara maksimal, diare, dan yang lain. Namun, satu hal yang paling saya ingat adalah beban mental, terutama dari pihak-pihak yang tinggal di lingkungan sekitar.”

Tinggal di sebuah daerah padat penduduk, berita bahwa Ardhan dan adik perempuannya positif mengidap COVID-19 pun cepat menyebar. “Tanpa menyebutkan nama saya dan adik saya, berita tersebut diumumkan di masjid dekat rumah. Namun, meski tak disebut namanya, rumah saya dipagari dengan bambu oleh warga―ini menjadi penanda agar siapa pun yang berinteraksi dengan keluarga kami dapat lebih berhati-hati,” katanya.

dm-player

“Saya paham kalau mereka melakukan ini karena mereka pun resah. Namun, rasanya kurang adil bila saya sudah isolasi mandiri secara strict selama berpuluh-puluh hari, tapi mereka tetap memberlakukan hal yang sama pada saya dan keluarga. Nah, tekanan psikis seperti ini yang dapat membuat imunitas pasien cenderung turun, sehingga proses penyembuhannya pun jadi lambat,” jelasnya. 

3. Ardhan juga sempat mendapat bantuan psikis dari Temanco

Temanco, Gerakan Memberi Dukungan Psikis untuk Pasien COVID-19Dok. Salam Aid

Sebagai upaya Temanco untuk membantu Ardhan dalam melewati masa sulitnya, tim relawan Temanco pun menyempatkan diri untuk mendatangi RT dan RW setempat. “Temanco berdiskusi dan bernegosiasi dengan RT dan RW setempat untuk melepaskan pagar-pagar yang telah dipasang di rumah saya. Intinya, Temanco menyampaikan kalau itu hanya akan menambah tekanan buat saya dan keluarga. Akhirnya, mereka mengiyakan, lalu pagar bambu ‘penanda’ itu dilepas pada sore harinya,” Ardhan mengonfirmasi.

4. Ingin bergabung dengan komunitas yang bantu pasien COVID-19

Temanco, Gerakan Memberi Dukungan Psikis untuk Pasien COVID-19Dok. Salam Aid

Ternyata, tak semua tetangga Ardhan berlaku acuh tak acuh pada Ardhan dan keluarganya. “Masih ada tetangga yang antar makanan atau sembako. Namun, selain beberapa tetangga saya, Temanco juga sangat berperan dalam proses penyembuhan saya. Tahu Temanco dari Kang Ara, saya pun diberi semangat dan bimbingan secara psikis, sehingga akhirnya rasa percaya diri saya pun kembali: saya merasa lebih lega dan optimis,” terang Ardhan.

Ia mengimbuhkan, “Karena tak diperkenankan keluar dari rumah, Temanco juga memberi stok kebutuhan pokok berupa sembako, bahan makanan, buah, dan suplemen. Kemudian, ketika saya sudah selesai menjalani pengobatan, saya diwajibkan untuk swab test. Hasilnya harus 3 kali negatif, baru saya dapat dinyatakan negatif. Dalam hal ini, Temanco bantu antar ke sana sini. Semenjak saat itu, saya bertekad akan gabung dengan Temanco bila saya sudah sembuh. Alhamdulillah, sudah keturutan.”

Menanggapi hal ini, Prita berkata, “Kendaraan COVID-19 yang Temanco gunakan untuk antar jemput pasien positif COVID-19 ini dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri yang sudah sesuai dengan standar protokol kesehatan pemerintah. Penyemprotan disinfektan juga akan dilakukan sebelum dan sesudah prosedur. Apa yang diceritakan oleh Mas Ardhan ini tadi adalah apa yang Temanco lakukan pada pasien COVID-19 yang menghubungi kami.”

5. Harapan Temanco dan cara mendapat pendampingan

Temanco, Gerakan Memberi Dukungan Psikis untuk Pasien COVID-19Dok. Salam Aid

Baru beroperasi di wilayah Bogor, Temanco berusaha untuk menyebarluaskan peran komunitas ini pada lebih banyak orang. “Kami sudah approach Dinas Kesehatan Kota Bogor dan kami dipercaya untuk memberi pendampingan psikis pada pasien positif di RSUD Bogor. Harapannya, komunitas ini bisa berekspansi supaya ada lebih banyak orang yang terbantu, tak hanya terbatas pada area Bogor saja, ya. Paling tidak naik ke provinsi, Jabodetabek, syukur-syukur sampai nasional,” ujar Prita.

“Dengan bantuan teman-teman media dan influencer yang sebelumnya telah kami kontak, semoga Temanco jadi semakin diketahui. Nah, untuk saat ini, bila ada teman-teman yang ingin mendapat pendampingan secara psikis oleh Temanco, bisa langsung DM kami di Instagram Salam Aid, ya,” tutup Prita memberi kesimpulan.

Topik:

  • Amelia Rosary

Berita Terkini Lainnya