WHO Beberkan 4 Fakta Jelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021

Anda memasuki konten tanpa rokok

Hari Tanpa Tembakau Sedunia (World No Tobacco Day) adalah sebuah gerakan global yang setiap tahunnya digencarkan oleh WHO (World  Health Organization) pada tanggal 31 Mei. Bukan tanpa alasan, lewat situsnya, WHO secara berani ingin menyoroti kesehatan dan juga risiko lain terkait penggunaan tembakau.

Tak hanya itu, WHO juga ingin menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kesehatan masyarakat, serta memberdayakan pengguna tembakau untuk melakukan upaya berhenti melalui "Commit to Quit" dan juga ajakan kampanye lainnya.

Di tahun ini, setidaknya WHO telah mencatat beberapa fakta jelang gerakan untuk menyerukan para perokok supaya 'berpuasa' atau tidak merokok selama 24 jam. Oh ya, dan ini dilakukan secara serentak di seluruh dunia. Intip faktanya berikut ini!

1. Terdapat lebih dari 1,3 miliar pengguna tembakau di seluruh dunia

WHO Beberkan 4 Fakta Jelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021World No Tobacco Day (Shutterstock/Dzmitryieu Dzmitry)

Kamu termasuk salah satu perokok aktif? Jika iya, berarti kamu adalah salah satu dari 1,3 miliar pengguna tembakau di seluruh dunia yang telah tercatat oleh WHO. Melalui situsnya pula, WHO setidaknya menyebutkan bahwa kehadiran tembakau ini telah menyebabkan 8 juta kematian setiap tahunnya.

Sebenarnya, informasi terkait bahaya penggunaan tembakau pun sudah kita ketahui dengan baik. Tapi kalau data tersebut sudah berhasil dirilis, itu tandanya, masyarakat dunia lagi sedang tidak baik-baik saja dari segi kesehatnnya.

Baca Juga: Perangi Hoax soal Produk Tembakau Alternatif, Riset Harus Dilakukan

2. Manfaat berhenti merokok

WHO Beberkan 4 Fakta Jelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021World No Tobacco Day (Shutterstock/awsome design studio)

Sekarang pertanyaannya adalah apa sih manfaat dari berhenti merokok? Perlu diingat, manfaat berhenti merokok hampir langsung terasa. Setidaknya, setelah 20 menit ketika kamu berhenti merokok, detak jantungmu secara otomatis akan menurun. Dalam 12 jam, tingkat karbon monoksida dalam darah pun turun menjadi normal.

Coba bayangkan deh bagaimana jadinya ketika ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang. Misalnya, dalam 2-12 minggu saja sirkulasimu pasti akan ikut membaik dan fungsi paru-paru pun ikut meningkat. Kalau dalam waktu 1-9 bulan, batuk dan sesak napas dijamin akan ikut berkurang. Lalu dalam 5-15 tahun, risiko stroke seseorang pun bisa ikut berkurang menjadi bukan perokok.

dm-player

Mau bukti manfaat lainnya? Kalau dalam 10 tahun, tingkat kematian akibat kanker paru-paru kamu pun hanya sekitar setengah dari perokok. Terakhir,  jika kamu mampu bertahan  untuk berhenti merokok dalam 15 tahun, risiko penyakit jantung kamu adalah bukan perokok. Sepertinya alasan ini sudah cukup valid ya, menurutmu?

3. Sekitar 60 persen perokok telah menyatakan keinginannya untuk berhenti

WHO Beberkan 4 Fakta Jelang Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2021World No Tobacco Day (Shutterstock/Sira Anamwong)

Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia tahun 2021 ini sangatlah penting selama situasi pandemik COVID-19. Lagi-lagi, perlu diingat bahwa perokok memiliki risiko yang lebih besar terkena kasus yang parah atau bahkan meninggal akibat COVID-19.

Jelas saja, hal ini memicu jutaan perokok lainnya untuk berhenti merokok. Setidaknya, sekitar 60 persen perokok (sekitar 780 juta orang) telah menyatakan keinginannya untuk berhenti. Tapi sayang, hanya ada sekitar 30 persen saja yang memiliki akses alat yang membantu mereka agar penyembuhan bisa berjalan sukses.

Aksi seperti ini memang sangat membutuhkan dorongan dan juga motivasi. Untuk itu, WHO bersama dengan mitranya, akan membuat dan membangun komunitas digital di mana mereka dapat menemukan dukungan sosial yang mereka butuhkan untuk berhenti. Berhenti merokok itu sangatlah menantang, terutama dengan tekanan sosial dan ekonomi tambahan yang datang sebagai akibat dari pandemik. Tapi demi hidup yang lebih sehat, pasti bisa!

4. Aksi nyata sekaligus dukungan WHO

https://www.youtube.com/embed/Ebtn5lx8xms

Ada beberapa alasan di balik meningkatkan jumlah perokok di dunia. Mulai dari kurangnya layanan komprehensif untuk berhenti merokok, hingga persoalan tentang kesenjangan dalam mencapai lingkungan yang kondusif bagi kesehatan pun akan terus ada dan 'menghantui' para perokok ini. 

Ketika muncul berita bahwa perokok lebih mungkin terkena penyakit parah dengan COVID-19 dibandingkan non-perokok, WHO tidak berdiam diri. Lewat kampanye "Commit to Quit" ini seakan mendukung para pengguna tembakau dalam perjalanan mereka untuk berhenti merokok.

Di sinilah, WHO berperan dalam membantu hingga memberikan dukungan, alat dan juga pendidikan untuk membantu perokok berhenti. Besar harapan WHO dan kita semua, agar jumlah perokok dan juga risiko kesehatan akibat merokok ini akan terus berkurang ya setiap tahunnya. (WEB)

Baca Juga: Lindungi Konsumen, Regulasi Produk Tembakau Alternatif Perlu Berbasis Sains

Topik:

  • Anastasia Desire

Berita Terkini Lainnya