5 Alasan Mengapa Debat di Internet Sangat Tidak Efektif, Toksik?

Tren debat secara online sudah menjamur di masyarakat

Ketika membuka media sosial atau sebuah forum, banyak sekali kiriman yang mengarah pada perdebatan antara dua pihak atau lebih tentang suatu hal, baik itu perkara politik, sosial, maupun untuk sebatas karakter anime siapa yang paling kuat.

Dasarnya, tidak ada yang salah dengan hal tersebut, bahkan bisa menjadi diskusi jika dilakukan secara baik-baik. Sayangnya, debat di internet dinyatakan kurang efektif untuk dilakukan. Apa alasannya? Yuk simak ulasannya di bawah ini.

1. Terlalu mudah untuk melewati batas

5 Alasan Mengapa Debat di Internet Sangat Tidak Efektif, Toksik?ilustrasi debat online (pexels.com/Liza Summer)

Banyak sekali perdebatan di internet yang menggunakan kata kasar dan toksik hanya demi memenangkan argumennya, bagaimana sebuah perdebatan menjadi memanas hanya karena tidak mau mengalah satu sama lain.

Artinya, sangat mudah sekali bagi seseorang untuk melewati batas hanya untuk sebatas berpendapat. Kata-kata toksik sangat tidak baik dalam sebuah perdebatan, itu hanya akan menciptakan drama yang berkelanjutan.

2. Rawan kesalahpahaman

5 Alasan Mengapa Debat di Internet Sangat Tidak Efektif, Toksik?ilustrasi debat online (pexels.com/Yan Krukov)

Perdebatan di internet kenyataannya cukup rawan kesalahpahaman dalam menafsirkan apa yang mereka nyatakan. Umumnya, perdebatan di media sosial atau forum tertentu hanya menggunakan pesan teks saja, tidak tahu ekspresi dari setiap orang.

Pada akhirnya, pesan yang disampaikan bisa disalahartikan sebagai persetujuan atau penolakan. Hal ini sangat tidak efisien untuk mencari jalan tengah, yang ada malah penuh dengan kesalahpahaman.

Baca Juga: 5 Alasan Harus Berhenti Debat Kusir di Internet, Gak Berfaedah!

3. Tidak mau saling mengerti dan cenderung offensive

dm-player
5 Alasan Mengapa Debat di Internet Sangat Tidak Efektif, Toksik?ilustrasi debat online (pexels.com/Vlada Karpovich)

Berdebat di internet dikatakan kurang efektif karena mereka cenderung offensive dan tidak mau saling mengerti satu sama lain. Artinya, kedua belah pihak hanya sekadar mengutarakan pendapatnya tanpa mempedulikan orang lain.

Hal ini bisa menyebabkan perdebatan yang tidak ada habisnya, bahkan bisa memanas seiring dari perdebatan yang saling menyudutkan, akan banyak terjadi ketersinggungan di luar dari perdebatan yang seharusnya.

4. Menanggapi tanpa berpikir

5 Alasan Mengapa Debat di Internet Sangat Tidak Efektif, Toksik?ilustrasi debat online (pexels.com/Liza Summer)

Rasa aman yang didapatkan dari debat online menciptakan orang-orang yang sangat ambisius, bagaimana mereka bisa dengan bebas mengomentari pemikiran orang lain tanpa berpikir terlebih dahulu.

Hal inilah yang menyebabkan debat di internet bisa lebih kejam dari debat secara langsung. Mereka hanya mengomentari sesuatu sesuai dengan apa yang ada di pikirannya, tanpa memilah dan memilih kata yang tepat untuk diterapkan.

5. Rentan bermusuhan

5 Alasan Mengapa Debat di Internet Sangat Tidak Efektif, Toksik?ilustrasi debat online (pexels.com/George Milton)

Perdebatan didasari pada perbedaan pendapat, bukan karena mereka tidak menyukai seseorang secara pribadi. Namun, debat di internet sangat memungkinkan itu terjadi, yang mana kedua belah pihak bermusuhan hanya karena perbedaan tersebut.

Pada akhirnya, keduanya saling bermusuhan dan membuat ruang lingkup masing-masing. Padahal, tidak ada yang salah dengan perbedaan pendapat, setiap orang punya sudut pandangnya sendiri dalam menilai suatu hal.

Kesimpulannya, perdebatan online mungkin menjadi alternatif bagi orang yang punya masalah keterampilan komunikasi, biasanya didasari pada rasa gugup. Namun, masih kurang efektif dilakukan karena bisa memicu berbagai macam dampak negatif yang merugikan semua pihak.

Baca Juga: 5 Fakta Internet of Everything, ketika Segala Hal Terhubung Internet

Andri Yanto Photo Verified Writer Andri Yanto

Hi, Bro!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya