Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh Makna

Kamu pasti pernah dengar salah satunya #LokalIDN

Suku Melayu merupakan salah satu etnik asli Indonesia yang mendiami sebagian besar wilayah Sumatra dan sekitarnya. Bahasa yang digunakan pun tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia.

Bahkan banyak sekali persamaan antara kedua bahasa tersebut. Oleh sebab itu, bahasa Indonesia sering disebut sebagai Bahasa Melayu modern. Sebagai salah satu keragaman budaya, bahasa Melayu juga memiliki peribahasa lho.

Beberapa di antaranya mungkin sudah akrab di telinga kamu. Berikut sepuluh peribahasa melayu yang penuh dengan filosofi kehidupan. Yuk, pelajari!

1. Kerana mulut badan binasa

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Free-Photos

Mulut sering diidentikan dengan panah, dimana keduanya tidak dapat menarik kembali sesuatu yang sudah mereka lepas. Mulut melepaskan perkataan sedangkan panah melepaskan anak panah.

Oleh karena itu, perkataan yang keluar dari mulut hendaknya perkataan yang baik dan berguna. Hal tersebut senada dengan peribahasa melayu kerana mulut badan binasa yang artinya mendapatkan kecelakaan karena perkataannya.

2. Melentur buluh biarkan dari rebungnya

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/5311692

Buluh merupakan tanaman bambu yang mudah ditemukan di daerah tropis. Karakter seorang anak hampir sama dengan buluh. Bentuknya yang lurus sangat rawan patah apabila mendapat goncangan angin yang kuat. Oleh karena itu, baik bambu ataupun seorang anak harus diberi perlakuan khusus sejak dini.

Tanaman seperti bambu ini memiliki peribahasa lho, yaitu melentur buluh biarlah dari rebungnya yang bermakna mendidik anak sebaiknya dilakukan sejak mereka masih kecil

3. Katak di bawah tempurung

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Hermann

Peribahasa katak di bawah tempurung memiliki makna seseorang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman hidup yang sedikit.

Sama seperti katak yang terus bersembunyi di balik tempurung, seseorang yang terus mengurung diri di tempat asalnya juga akan minim pengalaman dan pengetahuan baru.

Oleh karena itu, tidak ada salahnya apabila kita mengembara ke daerah lain untuk melihat fenomena baru kemudian mengambil manfaat dan pengalamannya.

Baca Juga: Inspiratif, 6 Peribahasa Daerah Ini Sarat akan Makna Kehidupan

4. Sedia payung sebelum hujan

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Victoria_Borodinova

Sedia payung sebelum hujan, merupakan salah satu peribahasa melayu yang sering kamu dengar bukan? Peribahasa tersebut memiliki makna berjaga-jaga sebelum mendapatkan bencana.

Sudah menjadi hukum alam jika apa yang kita tanam, itulah yang akan kita petik. Oleh karena itu, Peribahasa tersebut mengajarkan kita untuk waspada dan hati-hati terhadap tindakan yang kita ambil.

5. Bagai kaca terhempas ke batu

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/StockSnap
dm-player

Ketika menghadapi masalah yang rumit atau kegagalan terus menerus, biasanya seseorang akan merasa sangat sedih dan kecewa terhadap kenyataan pahit itu.

Hal tersebut sesuai dengan peribahasa melayu bagai kaca terhempas ke batu yang berarti suatu keadaan yang sangat sedih atau kecewa. Sedih dan kecewa itu merupakan hal yang wajar, tetapi jika terus terlarut dalam rasa bersalah sebaiknya dibatasi atau bahkan dihindari.

6. Bara yang digenggam biar sampai jadi arang

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/LAWJR

Peribahasa bara yang digenggam biar sampai jadi arang memiliki makna ketika mengerjakan sesuatu yang sulit, hendaklah bersabar hingga hal tersebut berhasil.

Peribahasa di atas sangat cocok untuk anak muda zaman sekarang sebab, didalamnya terdapat pesan dan motivasi untuk tekun dan semangat ketika menyelesaikan target yang hendak dicapai.

7. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Jarmoluk

Saat kamu duduk di bangku SD, kamu pasti pernah diajarkan oleh guru untuk gotong royong saat membersihkan kelas atau membantu teman ketika sedang kesulitan memahami pelajaran bukan?

Hal tersebut merupakan cerminan dari peribahasa berat sama dipikul ringan sama dijinjing. Peribahasa itu memiliki makna mengalami susah dan senang bersama-sama

8. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Mickey907

Kamu pasti sudah tidak asing lagi dengan peribahasa melayu ini, yup berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Peribahasa tersebut memiliki makna yang sangat mendalam.

untuk mendapatkan kesuksesan di masa depan, kita harus bersusah payah terlebih dahulu. Kurang lebih, begitulah makna peribahasa di atas. Segala sesuatu yang hendak dicapai harus ada pengorbanan di dalamnya.

9. Sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Stevepb

Ketika kamu masih kecil, ibu pasti pernah menyuruh kamu untuk belajar menabung bukan? Hal itu sesuai dengan peribahasa melayu,  sedikit-sedikit, lama-lama jadi bukit. 

Peribahasa tersebut mengajarkan kita untuk sabar dalam mengerjakan sesuatu hingga tuntas. Pekerjaan yang dilakukan dengan sabar dan tekun, pasti akan mendapatkan hasil yang sepadan dengan kerja kerasnya.

10. Buangkan yang keruh, ambil yang jernih

Ajarkan Filosofi Hidup, Ini 10 Peribahasa Suku Melayu yang Penuh MaknaPixabay.com/Engin_Akyurt

Peribahasa buangkan yang keruh, ambil yang jernih memiliki makna membuang hal yang buruk dan mengambil hal yang baik

Peribahasa di atas juga bisa berarti memulai kehidupan yang baru, dimana kamu akan memperbaiki segala kesalahan yang pernah kamu lakukan sebelumnya.

Nah itu dia sepuluh peribahasa melayu yang penuh dengan filosofi kehidupan. Kamu pernah dengar peribahasa yang mana, nih?

Baca Juga: 5 Peribahasa Jawa ini Mengandung Kata 'Asu', Tapi Bukan Makian Lho!

Angra Eni Saepa Photo Verified Writer Angra Eni Saepa

Write when young

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya