5 Tren Toksik yang Sering Dilakukan oleh Banyak Orang, Kamu Termasuk?
ilustrasi perempuan menari (pexels.com/SHVETS production)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Seperti namanya, tren selalu berubah seiring perkembangan zaman. Namun, gak semua tren harus kamu ikuti, lho. Selain akan menguras waktu dan tenaga, mengikuti tren juga akan membuatmu lelah fisik maupun mental.
Namun, dewasa ini, ada beberapa tren yang ternyata toksik, tapi banyak orang lakukan. Kira-kira apa saja tren tersebut? Cari tahu sama-sama, yuk!
1. Panic buying
ilustrasi perempuan berbelanja (pexels.com/Laura James)Semenjak pandemik berlangsung, kamu pasti sering mendengar istilah yang satu ini. Yup, benar sekali istilah itu adalah panic buying. Kondisi ini membuat seseorang memborong sesuatu karena rasa panik, entah karena takut adanya kenaikan atau penurunan harga. Hal ini pun bisa terjadi untuk mengantisipasi adanya bencana.
Di masa pandemik seperti saat ini, tren panic buying jadi meroket, mulai dari kasus masker hingga susu steril. Tren semacam ini toksik banget, lho. Belilah secukupnya dan gak usah diborong semua. Yang butuh dan perlu toh juga bukan kamu seorang. Banyak di luar sana juga butuh barang yang sama. Bijaklah dalam membeli, ya, Guys.
2. Bekerja terus-menerus
ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Ron Lach)Belakangan, tren bekerja terus-menerus atau yang kerap disebut hustle culture sering terdengar di media sosial. Bekerja terus-menerus gak baik, lho. Kamu juga butuh istirahat. Pikiran dan tubuhmu juga perlu relaksasi.
Buang pikiranmu, deh, kalau kita bekerja terus-menerus tanpa henti akan langsung mendadak kaya. Gak begitu, Guys. Yang ada kamu justru malah tumbang karena dihinggapi banyak penyakit. Bekerjalah secara cerdas, bukan bekerja secara terus-menerus.
3. Takut ketinggalan hal yang lagi tren
ilustrasi perempuan ketakutan (pexels.com/MART PRODUCTION)Editor’s picks
Fear of missing out atau yang kerap disebut dengan FOMO merupakan sebuah kondisi yang membuat seseorang jadi merasa takut ketinggalan hal yang sedang menjadi tren. Kamu pasti pernah, dong, merasakan hal yang satu ini?
Dampak dari tren toksik yang satu ini membuat penderitanya jadi mengusahakan berbagai cara untuk selalu jadi yang pertama mencoba apa pun yang sedang tren di masyarakat tanpa memikirkan dampak lainnya. Hal seperti ini jelas toksik banget, dong, kalau terus-menerus dilakukan?
4. Menuntut diri agar tetap produktif
ilustrasi perempuan bekerja (pexels.com/Ivan Samkov)Produktif merupakan salah satu kata yang mungkin sering kamu dengar belakangan ini. Namun, produktif juga harus dilakukan dengan tepat supaya gak berubah jadi produktif yang palsu. Kamu pasti pernah, dong, bertemu seseorang atau bahkan dirimu sendiri yang berusaha untuk selalu aktif dan produktif sepanjang waktu.
Padahal, yang kamu lakukan sebenarnya hanya berpura-pura produktif agar terlihat sibuk saja. Hal seperti inilah yang lantas menjadi sebuah tren toksik yang sebaiknya gak perlu kamu lakukan.
5. Merasa tertinggal dari orang lain
ilustrasi laki-laki dan perempuan (pexels.com/Budgeron Bach)Kalau tren toksik yang satu ini bisa jadi penggabungan dari beberapa tren di atas. Kamu mungkin melihat quotes di internet yang pada akhirnya membuat kita malah merasa jauh tertinggal, misalnya "saat kamu asyik rebahan, di luar sana, banyak temanmu sedang berprogres".
Sebetulnya gak salah dengan kalimat tersebut. Namun, kalau kalimat tersebut membuatmu malah merasa tertinggal dari orang lain, itulah yang kemudian jadi sebuah kalimat toksik. Gak apa-apa, lho, kalau kamu ingin rebahan.
Kapasitas masing-masing orang berbeda, jadi kamu gak harus meraih apa yang orang lain raih, kan? Jadi, gak usah merasa gak berguna atau jauh tertinggal dari orang lain, ya.
Itulah tadi beberapa tren toksik yang sering dilakukan oleh banyak orang. Semoga kamu gak melanjutkan untuk melakukan tren di atas, ya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
