8 Peribahasa Dayak Maanyan yang Bermakna Dalam, Sudah Tahu?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Peribahasa merupakan bagian penting dari komunikasi lisan yang cenderung mempunyai rima yang sederhana namun memiliki makna yang sangat dalam. Peribahasa dapat berarti nasehat, himbauan, peringatan, atau bahkan sindiran. Uniknya di Indonesia, di beberapa daerah memiliki peribahasa khas daerah mereka masing-masing.
Suku Dayak Maanyan yang tinggal di Kalimantan Tengah ternyata mempunyai banyak peribahasa yang tak kalah menarik dengan peribahasa dari Jawa, Bali, ataupun Sunda. Bagi kamu yang belum tahu, berikut peribahasa Dayak Maanyan yang mempunyai makna yang dalam.
1. Dunrung ruah rare, petan sangkuh benet
Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang melakukan berbagai macam usaha untuk menuju kesuksesan dan semuanya berhasil? Peribahasa yang cocok untuk menggambarkan seseorang tersebut ialah dunrung ruah rare, petan sangkuh benet.
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, peribahasa ini berarti "pedang bermata dua,
sumpitan bermata tombak". Peribahasa ini diungkapkan sebagai ucapan bangga terhadap seseorang yang telah bekerja keras dan layak mendapatkan kesuksesan.
2. Anipe katelen karah karengkup
Jika diartikan, peribahasa ini mempunyai arti ular ditelan, tempurung kura-kura pun diambil. Makna dari peribahasa ini sendiri ialah seseorang yang memaksakan kehendak terhadap orang lain. Seseorang tersebut mempunyai sifat menang sendiri dan tak mau tahu apa yang dirasakan orang lain.
3. Batan hang ambau gajah
Batan hang ambau gajah mempunyai arti luka di atas gajah. Peribahasa ini mempunyai makna seseorang yang mengalami sebuah musibah di saat dirinya masih menderita. Peribahasa ini mempunyai makna yang mirip dengan peribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga pula".
4. Ipahanrai sasameh punggur
Jika diartikan, peribahasa ini mempunyai arti "saling bersandar pada batang kayu lapuk". Seperti yang kita ketahui, kayu lapuk tak dapat dijadikan tempat bersandar yang baik. Pantas saja jika peribahasa ini mempunyai arti meminta bantuan kepada orang yang juga tak mampu.
Editor’s picks
Baca Juga: 10 Peribahasa Orang Batak yang Dipakai saat Upacara Pernikahan
5. Hala etang bangkai hala pada ulah rarung
Jika kita akan mengerjakan sesuatu namun salah di awal, pastinya kemungkinan besar kita juga akan salah pada langkah-langkah seterusnya. Kurang lebih peribahasa ini mempunyai arti demikian. Jika diartikan, peribahasa ini mempunyai arti "kalau salah mengatur mayat, maka salah pula membuat dan bentuk peti matinya".
6. Munu iwek, nyambelum wawui
Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang rela menyusahkan diri sendiri demi kesenangan orang lain? Jika pernah, mungkin peribahasa ini relevan dalam menggambarkan orang tersebut. Dalam Bahasa Indonesia, peribahasa ini mempunyai arti membunuh babi peliharaan, memelihara babi liar.
7. Nyambelum ramai hang kapit gantang
Dalam Bahasa Indonesia, peribahasa ini mempunyai arti "menghidupkan lampu atau api di dalam gantang". Seperti yang kita ketahui bahwa api tidak akan menyala di dalam gantang. Memang, peribahasa ini mempunyai arti melakukan pekerjaan yang sia-sia.
8. Nyalah karewau napait hangurung
Nyalah karewau napait hangurung mempunyai arti "seperti seekor kerbau yang ditarik di
hidungnya". Peribahasa ini mempunyai makna jangan gegabah mengikuti ajakan seseorang. Peribahasa ini merupakan sebuah pesan agar kita selalu mempertimbangkan baik buruknya ajakan seseorang, terutama dari orang yang baru saja dikenal.
Nah, itu dia delapan peribahasa Dayak Maanyan yang memiliki makna yang dalam. Ternyata peribahasa-peribahasa tersebut tak kalah menarik ya dari peribahasa daerah lainnya. Semoga dapat menambah wawasan kamu ya!
Baca Juga: 5 Nasihat di Balik Peribahasa Jawa 'Wong Nandur Mesti Ngunduh'
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.