PLAYO: Ciptakan Furnitur dengan Bahan Material dari Alam

Kolaborasi dengan desainer dan material produk desainer

Jakarta, IDN Times - Playo dan Erasmus Huis berkolaborasi menghasilkan proyek "Building with Nature" dan "Rongga", yang ditampilkan pada ICAD (Indonesian Contemporary Art & Design) 12: "Fragmenting Yesterday, Reshaping Tomorrow" di Grandkemang Jakarta, pada Jumat (18/11/2022).

Menariknya, "Building with Nature" dan "Rongga" mengaplikasikan bahan material berbasis dari alam, limbah pangan, pertanian, dan lainnya. Sebagai culture, proyek ini juga berkolaborasi dengan desainer-desainer lainnya.

"Material yang kami pilih untuk akurasi project ini dari berbasisnya alam, limbah pangan, alam, pertanian. Project ini dan lainnya, salah satu culture yang kami dorong adalah berkolaborasi dengan desainer lain," ujar Adil Alba, Chief Director PLAYO.

1. Bio-based material sebagai pilihan material alternatif

PLAYO: Ciptakan Furnitur dengan Bahan Material dari AlamTur media "Building with Nature" dan "Rongga", Jumat (18/11/2022). (Dok. IDN Times/Aprodithe Kyrie)

"Building with Nature" mengaplikasikan bio-based material, yang artinya sebagian besar komponen bahan penyusunnya berasal dari alam sebagai pilihan untuk material alternatif. Proyek tersebut berkolaborasi dengan 21 material project designer Indonesia untuk memberikan gambaran kalau material tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk 3D.

"Proyek ini, kami berkolaborasi dengan 21 material project designer Indonesia untuk memberikan gambaran bahwasanya, material alternatif atau bio-based material dalam konteks ini bisa di-apply ke dalam bentuk atau objek yang sifatnya tiga dimensi," ujar Adil.

Selain mengangkat bio-based, proyek "Building with Nature" juga mendorong sisi interaktif dari pameran ini. Pameran tersebut berupa panel yang bisa dibongkar pasang. Sistem pemasangannya menggunakan magnet.

"Untuk frame 3D-nya sendiri ada yang segitiga, balok, bisa dibongkar pasang untuk memberikan gambaran secara umum bahwasanya material-material ini tuh bisa diterapkan di dalam bangunan, entah itu rumah, gedung, tower, dan seterusnya," lanjutnya.

2. Menghubungkan desainer dengan level berbeda dalam satu proyek

PLAYO: Ciptakan Furnitur dengan Bahan Material dari AlamTur media "Building with Nature" dan "Rongga", Jumat (18/11/2022). (Dok. IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Beragam desainer dilibatkan dalam proyek ini. Tak hanya Jakarta, namun juga ada yang dari Bandung, Surabaya, bahkan Bali dengan level materialnya yang beragam.

"Ada mereka yang habis lulus SMA sampai yang sudah sekelas industrial level. Itu juga salah satu tujuan kami melalui pameran ini, mencoba menghubungkan desainer-desainer yang levelnya berbeda dalam satu proyek," kata Adil.

Salah satunya, di usia muda sudah cukup advance menggunakan bahan dasar limbah kertas untuk menjadi plastik. Hal menarik tersebut dilihat sangat penting untuk dieksplorasi dan ditampilkan.

3. "Rongga" jadi inspirasi untuk proyek yang lebih real

dm-player
PLAYO: Ciptakan Furnitur dengan Bahan Material dari AlamTur media "Building with Nature" dan "Rongga", Jumat (18/11/2022). (Dok. IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Berangkat dari "Building with Nature", "Rongga" hadir menjadi salah satu inspirasi yang membuahkan proyek baru. Inspirasi yang dimaksud, bagaimana jika material-material berbasis alam diaplikasikan menjadi proyek yang lebih real.

"Gimana material-material ini diterapkan di real project, sehingga orang bisa merasakan bukan hanya sekedar bermain atau mengenali dari permukaan, tapi juga dari bagaimana kita membayangkan kalau kita tinggal di dalam bangunan itu, berinteraksi secara langsung dengan material-material itu," ujar dia.

Adil mengatakan, ini merupakan penataan "Building with Nature" ke "Rongga" hingga menjadi suatu perjalanan. Jadi, setelah orang-orang mengenal material tersebut dari luar secara langsung, mereka akan dapat langsung tinggal dan bersentuhan dengan material itu.

4. Pengaplikasian "Rongga" pada kamar hotel

PLAYO: Ciptakan Furnitur dengan Bahan Material dari AlamTur media "Building with Nature" dan "Rongga", Jumat (18/11/2022). (Dok. IDN Times/Aprodithe Kyrie)

"Rongga" diaplikasikan dalam ukuran skala yang lebih besar, yakni skala ruang kamar hotel. Berbeda dengan "Building with Nature", semua material yang terdapat di "Rongga" sudah industrial level.

"Untuk proyek ini, ada beberapa material dari building with nature yang kami kurasi dan masuk, bukan hanya masuk tapi juga secara pengaplikasiannya itu lebih gede secara ukuran skalanya," ujar Adil.

"Rongga" juga memiliki sekitar 14 material produk desainer, termasuk desainer aroma yang berkolaborasi. Ada BYO Living, Conture Concrete Lab, Daur Goods, Home of Humans, Keebon, Mortier, Mycotech, Pable, Plana, ROA Atelier, Robries, Santai Furniture, dan Studio Dapur.

Genie Anggita selaku Project Manager PLAYO berharap, ""Rongga" dapat menjadi referensi baru para desainer interior dan arsitek, yang nanti akhirnya akan memilih penggunaan-penggunaan material di dalam proyek-proyek mereka.

5. Menjadi solusi yang dapat diterima dan dipakai masyarakat

PLAYO: Ciptakan Furnitur dengan Bahan Material dari AlamTur media "Building with Nature" dan "Rongga", Jumat (18/11/2022). (Dok. IDN Times/Aprodithe Kyrie)

Menarik bahwa dengan adanya proyek ini, dapat mengatasi masalah-masalah tertentu seperti meresposn adanya limbah plastik. Namun, hal yang penting bagi proyek ini adalah bagaimana material ini akhirnya dapat dipilih untuk digunakan oleh masyarakat.

"Karena, kalau sudah dipakai, baru masalah-masalah itu benar-benar solved. Semakin banyak orang yang pakai material ini, limbah yg terserap dan berubah bentuk menjadi panel dan bahan baku, akan semakin banyak. Kalau yang pake enggak banyak, produksi akan sedikit, jadi ini sebuah proses." ujar Genie Anggita.

Itulah sekilas PLAYO dan karyanya yang berbahan material dari alam. Menarik bukan?

Topik:

  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya