7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki Murakami

Karakter tokoh utamanya mirip dengan pribadi Murakami

Penulis kenamaan asal Jepang, Haruki Murakami, merilis karya fiksi terbaru yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris bertajuk First Person Singular pada April 2021. Buku yang memuat delapan cerita pendek (cerpen) itu terasa berbeda dari karya sebelumnya karena dianggap mengandung potongan riwayat hidup faktual penulisnya.

Atas dasar itu, tidak sedikit pengulas buku dan pembaca yang kemudian menyebut karya yang diterjemahkan oleh Philip Gabriel itu sebagai bentuk lain dari memoar berwujud fiksi. Ada sejumlah dasar yang menguatkan anggapan tersebut.

Berikut ini tujuh alasan karya First Person Singular dianggap sebagai memoar pribadi Haruki Murakami.

1. Tokoh utama yang menggemari musik jaz

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki Murakamiilustrasi toko piringan hitam (unsplash.com/clem onojeghuo)

Dari 8 cerpen yang tersaji dalam buku setebal 240 halaman itu, separuhnya menampilkan tokoh utama cerita yang sangat menyukai musik jaz. Empat cerita itu adalah "Charlie Parker Plays Bossa Nova", "With the Beatles", "Carnaval", dan "The Yakult Swallows Poetry Collection".

Karakter yang menggemari musik jaz itu sulit dilepaskan dari diri Haruki Murakami yang juga mencintai genre musik tersebut. Kecintaannya itu bahkan disampaikan secara eksplisit dalam setiap kesempatan wawancara dan dua buku nonfiksi karyanya, yakni Absolutely on Music (2011) dan Murakami T (2021).

2. Penyebutan nama diri "Haruki Murakami" dalam "The Yakult Swallows Poetry Collection"

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki MurakamiHaruki Murakami berpose di depan kamera. (newyorker.com)

Cerpen "The Yakult Swallows Poetry Collection" pertama kali terbit dalam bahasa Jepang di majalah sastra Bungakukai. Cerita itu dianggap mengaburkan batas antara karya fiksi dan nonfiksi. Sebab, uraiannya terasa sangat faktual dan melekat pada diri Haruki Murakami, tetapi gaya penulisannya mengikuti langgam fiksi.

Salah satu yang membuat karya itu terasa seperti penggalan riwayat hidup penulisnya adalah penyebutan nama diri Haruki Murakami. Apalagi kalau ditelusuri lebih lanjut, sejarah itu tampak sama dengan perjalanan hidup Haruki Murakami. Cerpen itu juga menjadi satu-satunya cerita yang menyebutkan nama tokoh utama, alih-alih sebutan "aku".

3. Tokoh utama yang mencintai bisbol

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki Murakamiilustrasi pemain bisbol (unsplash.com/christopher campbell)

"The Yakult Swallows Poetry Collection" bercerita tentang seseorang yang amat menyukai bisbol hingga tidak peduli atas kekalahan yang diderita tim yang dibelanya. Karena sangat mencintai tim itu, dia selalu menyempatkan diri untuk menonton langsung di stadion. Bahkan pada beberapa kesempatan, dia pun menuliskan puisi tentang tim tersebut.

Kecintaan akan bisbol itu serupa dengan kegemaran Haruki Murakami. Penulis kenamaan Jepang itu sangat mencintai bisbol sejak bersekolah di Kobe. Dalam banyak kesempatan, dia selalu menyaksikan pertandingan bisbol tim kesukaannya yang jaraknya tidak jauh dari kediamannya.

Baca Juga: 7 Kegemaran Haruki Murakami dalam Karya Terbaru, "Murakami T"

dm-player

4. Pengakuan tentang adanya kisah faktual di balik cerpen ciptaan Haruki Murakami di The Newyorker

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki Murakamiilustrasi cerpen With the Beatles (newyorker.com)

Dalam petikan wawancara yang dikutip The Newyorker, ada dua cerpen yang diakui Haruki Murakami sebagai karya yang terinspirasi dari kisah nyata hidupnya. Dua cerpen itu adalah "Cream" dan "With the Beatles". Keduanya tersaji dalam buku First Person Singular.

Pada "Cream", Haruki Murakami mengaku pernah mengalami peristiwa yang tidak terjelaskan--yang kemudian menjadi tema cerpen--dan selalu menghantuinya selama beberapa tahun. Adapun dalam "With the Beatles", penulis berusia 73 tahun itu mengaku pernah mempunyai memori yang sama dengan tokoh utama cerpen tentang perempuan pembawa piringan hitam album With the Beatles yang melintasi koridor sekolah.

5. Tokoh utama yang berprofesi sebagai penulis

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki MurakamiPenulis sedang mengetik. (unsplash.com/thom milkovic)

Cerpen "Confessions of a Shinagawa Monkey" adalah cerita yang mengisahkan tokoh utama yang berprofesi sebagai penulis. Perbedaan narator dari prekuelnya yang berjudul "A Shinagawa Monkey" mengundang kecurigaan bahwa jangan-jangan, penulis itu adalah Haruki Murakami.

Kecurigaan itu kian kuat setelah tokoh utama cerpen merasa ragu untuk menerbitkan cerita mengenai perjumpaannya dengan seekor monyet yang dapat berbicara. Keraguan itu terasa serupa dengan yang dialami Haruki Murakami yang baru menerbitkan cerita lanjutan Monyet Shinagawa itu setelah 14 tahun sejak kemunculan cerita pertamanya.

6. Latar cerita yang berlokasi di Kobe

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki Murakamisuasana jalan kota Kobe (unsplash.com/glenn villas)

Kobe adalah daerah tempat Haruki Murakami dibesarkan setelah dilahirkan di Kyoto. Banyak cerita karangannya yang mengambil latar kota di Prefektur Hyogo itu. Selain dua buku yang berjudul After the Quake dan Hear the Wind Sing, tiga cerpen dalam First Person Singular juga berlatar di Kobe. Ketiganya adalah "Cream", "With the Beatles", dan "The Yakult Swallows Poetry Collection".

Dalam tiga cerita itu, tokoh utama cerpen begitu fasih menggambarkan deskripsi bukit, sekolah, dan transportasi yang ada di Kobe. Penggambaran yang detail itu sangat wajar kalau pembaca mengetahui bahwa Haruki Murakami pernah lama tinggal, bersekolah, dan bepergian di sekitar kota tersebut.

7. Tema utama cerpen yang mengisahkan kenangan masa muda

7 Alasan 'First Person Singular' Disebut Memoar Diri Haruki Murakamiilustrasi kenangan masa muda (unsplash.com/laura fuhrman)

Semua cerita yang terdapat dalam buku First Person Singular mengusung satu tema utama, yakni pengalaman masa lalu yang hidup kembali. Memori itu merupakan kenangan tokoh utama cerita saat dia berpacaran, berkenalan, dan berinteraksi dengan tokoh lain. 

Jika melihat usia penulis buku yang kini berumur 73 tahun, wajar rasanya kalau pembaca kemudian mengasosiasikan tokoh utama cerita yang sedang bernostalgia itu sebagai Haruki Murakami. Apalagi asosiasi itu diperkuat dengan potongan riwayat, latar, dan karakter tokoh utama yang mirip dengan perjalan hidup penulis kelahiran Kyoto tersebut. 

Penasaran dengan karya fiksi yang menyerupai memoar penulisnya itu? Langsung saja baca bukunya, ya. Selamat menyelami sejarah hidup Haruki Murakami!

Baca Juga: 5 Kiat Atasi Memori Pahit ala 'First Person Singular' Haruki Murakami

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya