5 Etiket Jalan Kaki ala Jepang yang Membentuk Sikap Saling Menghargai

Membiasakan perilaku kecil yang baik bisa membentuk karakter

Selain mengasah otak, pendidikan di Jepang juga berfokus pada upaya membentuk karakter. Dengan begitu, upaya membiasakan penerapan perilaku baik pada aktivitas sehari-hari merupakan suatu keharusan agar karakter dapat terbentuk dan mewujud ke dalam sikap baik antar sesama.

Salah satu hal kecil upaya pembiasaan perilaku baik itu tampak pada cara warga Jepang berjalan kaki. Mereka terlihat begitu memegang etiket berjalan kaki, baik saat berada di trotoar maupun di tempat pemberhentian alat transportasi seperti stasiun kereta dan bandara. Dan rupanya, penerapan etiket berjalan kaki itu turut membentuk sikap saling menghargai antar sesama.

Apa saja 5 etiket berjalan kaki itu? Berikut ini ulasannya

1. Menahan diri untuk tidak bercakap-cakap

5 Etiket Jalan Kaki ala Jepang yang Membentuk Sikap Saling MenghargaiUnsplash.com/bantersnaps

Etiket berjalan kaki di Jepang sangat menjunjung tinggi kenyamanan pedestrian lain. Kecuali anak-anak balita, hampir semua pejalan kaki tidak pernah terlihat bercakap-cakap saat sedang melintas di trotoar. Berbicara sambil berjalan sungguh begitu dihindari.

Kalaupun ada pejalan kaki yang mengharuskan diri bercakap-cakap via ponsel, ia harus melakukannya di sudut trotoar dan berbicara lirih untuk memastikan suara obrolannya tidak mengganggu pedestrian lain.

2. Berjalan dengan ritme yang stabil, tidak terlalu pelan dan tidak terlalu cepat

5 Etiket Jalan Kaki ala Jepang yang Membentuk Sikap Saling MenghargaiUnsplash.com/Macau Photo Agency

Setiap orang, termasuk warga Jepang, tentu merasa terganggu dengan segala hal yang menghambat lajunya. Begitu juga saat berjalan kaki, perilaku pejalan kaki yang berjalan terlalu pelan tentu saja akan mengusik laju pedestrian lain di belakangnya.

Begitu juga dengan mereka yang berjalan terlalu cepat. Pedestrian ini berpotensi menyenggol atau menabrak pejalan kaki lain yang ada di depannya. Dengan begitu, menjaga ritme berjalan merupakan etiket yang tepat untuk menghargai pedestrian lain yang sedang melaju.

Baca Juga: 5 Kebiasaan yang Mampu Memperpanjang Umur Kamu ala Masyarakat Jepang

3. Menahan diri untuk tidak merokok

dm-player
5 Etiket Jalan Kaki ala Jepang yang Membentuk Sikap Saling MenghargaiUnsplash.com/Andrew Leu

Ruang publik di Jepang menyediakan area atau tempat khusus untuk merokok dan perokok di Negeri Sakura akan memanfaatkan area itu untuk merokok. Mereka begitu sadar akan gangguan asap rokok yang ditimbulkannya pada orang lain jika rokok diisap di ruang terbuka. Oleh karena itu, merokok sambil berjalan kaki sangat dihindari.

Jikapun ada pejalan kaki yang mengisap rokok, itu terlihat di pagi buta atau malam hari saat trotoar terlihat sepi dari pejalan kaki. Dan jika mereka berpapasan dengan pedestrian lain, seketika itu rokok dimatikan sambil berbisik sumimasen atau kata maaf.

4. Menahan diri untuk tidak makan dan minum

5 Etiket Jalan Kaki ala Jepang yang Membentuk Sikap Saling MenghargaiUnsplash.com/Victoriano Izquierdo

Makan dan minum saat berjalan kaki seyogianya tidak bisa dilakukan bersamaan. Sebab, satu aktivitas menuntut konsentrasi penuh sehingga melakukan dua aktivitas sekaligus dapat menurunkan konsentrasi pada aktivitas lain yang berpotensi membahayakan diri dan/atau orang lain.

Kalaupun terpaksa harus menyesap minuman kemasan karena kehausan, pejalan kaki biasa berhenti sejenak di sisi vending machine. Itu pun dengan tetap memerhatikan laju pejalan kaki lain agar tidak terhambat lalu lintasnya.

5. Konsisten berjalan di lajur kanan trotoar

5 Etiket Jalan Kaki ala Jepang yang Membentuk Sikap Saling MenghargaiDok.Pribadi/Asep Wijaya

Selain untuk mendahului pedestrian lain, lajur kiri trotoar biasanya dlintasi oleh pesepeda. Adapun pejalan kaki melintas di lajur sebelah kanan. Di trotoar yang sibuk, garis pemisah lajur ini tampak kentara karena pejalan kaki seperti berbaris di lajur kanan dan lalu lintas sepeda hilir mudik di sisi kiri.

Kesepakatan akan pemisahan lajur ini dibuat agar pesepeda dan pejalan kaki bisa saling menghargai antar sesama. Dengan begitu, potensi konflik dapat terhindari dan laju jalan kaki tidak terhambat.

Mulai sekarang, yuk sama-sama makin membiasakan melakukan hal kecil yang baik seperti tertib berjalan kaki, supaya sikap baik bisa terbentuk.

Baca Juga: Ini 10 Pelanggaran Bersepeda di Jepang yang Dendanya Jutaan Rupiah

Asep Wijaya Photo Verified Writer Asep Wijaya

Penikmat buku, film, perjalanan, dan olahraga yang sedang bermukim di Fujisawa, Kanagawa, Jepang

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Arifina Budi A.

Berita Terkini Lainnya