5 Perbuatan Baik yang Kian Hilang Akibat Perkembangan Zaman
pexels.com/Andrea Piacquadio
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perkembangan teknologi semakin hari kian modern. Sesuatu yang dulu dianggap mustahil dan gak mungkin, ternyata bisa jadi kenyataan di masa kini. Tanpa harus bersusah payah, kamu bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan dalam sekejap mata.
Tapi, perkembangan zaman juga membawa beberapa perubahan bagi perilaku manusia itu sendiri. Banyak nilai-nilai baik yang semakin terlupakan, padahal dulu adalah simbol kebersamaan. Coba yuk renungkan, lima kebiasaan yang kian hilang akibat perkembangan zaman. Apa kamu juga merasakannya?
1. Rasa untuk saling menghormati dan sopan santun kepada yang lebih tua
pexels.com/Nikki BernadezKesopanan adalah bentuk penghormatan, tanda respek kepada seseorang. Namun sering berjalannya waktu, nilai-nilai mulia tadi malah tergerus zaman. Buktinya nyata, banyak anak muda yang berani berteriak bahkan membentak orang yang lebih tua, lalu merasa paling benar jika sedang diberikan nasihat.
Entah apa yang salah, tapi kenyataan tadi cukup menyakitkan di mana nilai kesopanan dan hormat kepada sosok yang lebih tua sudah jarang ditemukan.
2. Atau memberikan senyum, salam dan sapa kepada semua orang
pexels.com/Andrea PiacquadioPun di masa kini, jarang sekali ada yang mau memberikan senyum, salam dan sapa. Banyak yang acuh dan terlihat gak peduli. Padahal, masyarakat kita dikenal dengan keramahannya. Namun sekarang budaya tersebut seakan luntur.
Banyak yang lebih asik main ponsel daripada menyapa sekitar. Akibatnya keegoisan dan ketidakperdulian cenderung membesar setiap harinya.
Baca Juga: 6 Alasan Kenapa Perbuatan Baikmu Tidak Kunjung Dibalas Kebaikan
3. Menjaga janji sumpah setia adalah sesuatu yang mahal
Editor’s picks
pexels.com/SnapwireSatu lagi yang terasa langka di masa kini adalah kesetiaan, entah untuk pasangan, keluarga atau sahabat. Janji setia tidak lagi sakral lagi karena tercampur dengan pengkhianatan.
Padahal saling setia adalah kunci kebersamaan dalam menjalin hubungan. Kesetiaan seumpama barang mewah yang sulit sekali didapatkan sekarang ini. Semua bisa berucap setia, tapi belum tentu dapat melakukannya.
4. Ketulusan yang murni tanpa embel-embel pencitraan dan publikasi
pexels.com/Oleg_bf Oleg BorisovAda yang memberi, tapi menuntut di publikasikan untuk pencitraan bukan dengan ketulusan dan kerelaan hati yang nyata.
Semua untuk pencitraan supaya sedap dilihat mata, mendapatkan pujian dan nama yang baik. Jarang yang benar-benar ingin memberi karena ingin membantu sebagai sesama manusia, bukan publikasi di depan kamera saja. Lalu, di mana lagi arti ketulusan hati yang sungguh?
5. Menghormati dan menghargai diri sendiri
pexels.com/Hassan OUAJBIRMemakai media sosial yang berlebihan bisa memicu rasa tak aman dan gak percaya diri. Misalnya membandingkan diri dengan yang lain dan sehingga kamu gak bersyukur. Kamu sukar menerima dirimu, merasa tidak pantas lalu gak menyayangi diri sendiri.
Ya, media sosial memang memberikan keindahan visual tapi sejatinya gak semuanya benar. Banyak yang berpura-pura yang artinya adalah kepalsuan. Selalu iri akan membuatmu lelah. Untuk merasakan kebahagiaan sejati, kamu harus belajar menerima dan bersyukur akan semua yang kamu miliki.
Perkembangan zaman adalah sesuatu yang gak bisa ditolak. Segalanya memang pasti berubah, tapi jangan sampai melunturkan sesuatu yang sifatnya baik dan bermanfaat, ya.
Baca Juga: 5 Perbuatan Terhormat Ini Patut Diterapkan dalam Kehidupan Sosial
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
