5 Hal yang Harus Dihentikan untuk Mencegah Lingkungan Rusak

Sumbangan kecil kita untuk kelestarian Bumi

Jutaan ton makanan terbuang sia-sia tiap tahun dan jutaan hewan juga sekarat karena mereka memakan plastik. Sudah saatnya memikirkan kembali tindakan kita selama ini. Memang, kita tidak bisa mengubah semua kebiasaan kita, tapi tentu kita bisa memulai langkah kecil bersama-sama untuk menyelamatkan lingkungan.

Nah, berikut beberapa kebiasaan yang harus kita hentikan untuk menyelamatkan lingkungan dan menjaga Bumi tetap lestari.

1. Membuang-buang makanan

5 Hal yang Harus Dihentikan untuk Mencegah Lingkungan Rusakpexels.com/ELEVATE

Sepertiga makanan di dunia ini digunakan untuk konsumsi manusia, dan ratusan juta ton makanan terbuang sia-sia tiap tahun. Tanamkan dalam pikiran bahwa untuk menghasilkan makanan yang mencukupi kebutuhan manusia, jutaan tanaman dicabut dan pepohonan ditebang di berbagai belahan dunia. Sebagai informasi, buah-buahan dan sayur-sayuran adalah produk yang paling banyak terbuang, diikuti oleh produk laut.

2. Membeli terlalu banyak pakaian

5 Hal yang Harus Dihentikan untuk Mencegah Lingkungan Rusakpexels.com/Artem Beliaikin

Industri busana adalah salah satu penyumbang polusi udara dan air paling besar di dunia. Industri ini juga bertanggung jawab terhadap penipisan ketersediaan air.

Kapas sebagai bahan baku pakaian paling populer termasuk dalam tanaman yang rakus air. Jumlah kapas yang diperlukan untuk membuat satu helai baju membutuhkan sekitar 2700 liter air, atau setara dengan konsumsi air untuk satu orang selama 2,5 tahun.

Jadi, lain waktu coba pikirkan kembali jika ingin beli pakaian baru, ingat bahwa 1 dari 9 orang di dunia tidak punya akses air bersih, dan jutaan orang terganggu kesehatannya karena polusi udara.

Baca Juga: Cintai Lingkungan, Ini 5 Tips Eco-traveling untuk Menjaga Bumi!

3. Menggunakan tisu basah

5 Hal yang Harus Dihentikan untuk Mencegah Lingkungan Rusakpexels.com/Public Domain Pictures
dm-player

Tisu basah mungkin nyaman digunakan, tapi benda ini tidak ramah lingkungan. Hampir sebagian besar tisu basah mengandung plastik, yang kadang terbuang sampai laut. Benda ini sering dikonsumsi oleh makhluk laut, seperti ubur-ubur yang salah dikira oleh penyu, sehingga menyebabkan kematiannya.

Banyak orang membuang tisu basah ke toilet, memicu penyumbatan saluran pembuangan karena tidak mudah terurai. Tisu basah diketahui sebagai bahan memicu sekitar 93 persen penyumbatan saluran pembuangan.

4. Menggunakan sumpit sekali pakai

5 Hal yang Harus Dihentikan untuk Mencegah Lingkungan Rusakpexels.com/Isabella Mendes

Kuliner Asia memang lezat dan tidak perlu ditanya lagi kepopulerannya. Tapi sumpit yang digunakan untuk makan punya dampak negatif yang besar terhadap lingkungan. Di Tiongkok saja, sekitar 80 milyar pasang sumpit kayu sekali pakai diproduksi tiap tahun. Untuk memenuhi jumlah itu, sekitar 4 juta pohon ditebang tiap tahun.

Penggundulan hutan skala luas punya banyak dampak merugikan. Hal itu memicu banjir dan tanah longsor. Selain itu, risiko pemanasan global akan terus meningkat.

5. Menggunakan baterai sekali pakai

5 Hal yang Harus Dihentikan untuk Mencegah Lingkungan Rusakpexels.com/Hilary Halliwell

Baterai sekali pakai sering kita gunakan, termasuk yang bisa diisi ulang sampai batas tertentu lalu harus dibuang seperti yang kita gunakan di laptop, ponsel, dan perangkat lain termasuk berbahaya untuk lingkungan.

Baterai tersebut mengandung satu atau lebih zat yang sangat beracun, seperti kadmium, seng, mangan, tembaga, perak, merkuri, dan lithium.

Zat kimia tersebut bisa diserap oleh tanah dan memicu polusi tanah yang berdampak negatif pada tumbuhan dan makhluk yang hidup di tanah. Saat terkena air hujan, zat tersebut akan larut dalam air dan memicu polusi air.

Apa hal-hal lain yang bisa kamu perbuat dalam skala besar yang bisa menyelamatkan lingkungan dan menjaga Bumi lestari?

Baca Juga: 5 Fakta Miris Seputar Sampah Pembalut, Bahaya bagi Lingkungan

Bayu Widhayasa Photo Verified Writer Bayu Widhayasa

Suka belajar tapi tidak suka makar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Tania Stephanie

Berita Terkini Lainnya