5 Cara Mengurangi Sikap Sinis ke Orang Lain, Bisa Perbanyak Teman, lho
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dikutip dari Psychology Today, sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan hubungan antara sikap sinis dan kesuksesan ekonomi. Orang dengan sikap sinis yang tinggi cenderung memiliki pendapatan lebih rendah dibanding orang-orang positif.
Mengapa demikian? Ternyata, orang sinis enggan percaya pada orang lain yang menyebabkan mereka sulit untuk bekerja sama. Kecurigaan mereka secara konstan menghalangi mereka untuk meminta bantuan dan malah berdampak buruk pada karier.
Tentu saja, ada banyak akibat buruk lainnya jika kamu sering bersikap sinis. Kabar baiknya, sikap buruk ini dapat dikurangi lewat tindakan dari dalam diri kita sendiri, kok. Simak kelima insipari mengikis sikap sinis berikut ini, ya!
1. Berdamai dengan diri sendiri
Tanpa disadari, sikap sinis yang terbentuk sekarang adalah buah dari pengalaman buruk di masa lalu. Entah perundungan atau pengkhianatan, pengalaman pahit tersebut membuatmu terlalu takut untuk percaya pada orang lain.
Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua orang sama. Menetap dalam kenangan buruk hanya menghambat langkahmu. Ambil keberanian untuk berdamai dengan diri sendiri dan perlahan kembali jalin relasi yang sehat dengan orang lain. Ini adalah langkah paling awal untuk mengubah sikap sinismu.
2. Lepaskan victim mentality
Adakah yang sampai sekarang masih menyalahkan orang lain karena telah menahanmu maju? Memang terkadang, hidup terasa tak adil. Orang yang dulu menjahatimu seolah tampak baik-baik saja. Bahkan, bagimu hidupnya terkesan lebih mapan dari keadaanmu saat ini.
Tetapi, tak akan ada yang berubah bila kamu terus melihat diri sendiri sebagai korban. Sudah saatnya untuk kamu bangkit, melangkah maju, dan meninggalkan kepedihan masa lalu. Izinkan dirimu untuk melakukan banyak hal serta membuat pilihan baru terlepas dari seberapa pahit masa lalumu.
Baca Juga: 5 Alasan Masuk Akal Kenapa Orang Sinis Sering Kali Dijauhi
3. Praktikan bersyukur
Editor’s picks
Latih dirimu untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang positif. Cara paling sederhana, setiap pagi cari satu hal untuk kamu syukuri. Begitu pula sebelum tidur. Ingat-ingat hal baik apa yang bisa kamu syukuri selama sehari penuh.
Ini adalah salah satu cara untuk mengikis sikap sinis dan menggantinya dengan aura positif. Bukan berarti toxic positivity, ya. Saat sesuatu berjalan tidak baik, kamu masih bisa mengakui perasaan negatifmu. Tapi, di banyak kesempatan, cobalah untuk selalu melihat sisi baik dan mensyukurinya.
4. Latih dirimu untuk melihat kualitas baik pada diri orang lain
Strategi lain untuk mengurangi rasa sinis ialah menggantinya dengan mencari kualitas baik dalam diri orang di sekitarmu. Jangan selalu menempatkan kecurigaan dan keraguanmu pada mereka. Pasti teman atau rekan kerjamu sekarang memiliki setidaknya satu karakter positif.
Sesekali, tidak apa-apa untuk mengakui, bahkan memuji kelebihan mereka. Walau awalnya sulit, kebiasaan ini bagus agar kamu bisa belajar untuk memandang dari sudut pandang yang berbeda serta mengajarimu untuk kembali terbuka terhadap orang lain.
5. Bergaul dengan orang positif
Barangkali, sikap sinismu sekarang juga dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-temanmu. Jangan salah, lho! Pergaulan juga merpakan salah satu faktor terbesar yang membentuk jati diri kita.
Mulai sekarang, cari lingkaran pertemanan yang positif dan saling mendukung. Hindari berkawan dengan orang skeptis dan negatif. Besar kemungkinan hidupmu pun akan tertular aura negatif yang berkelindan di sekitar lingkungan tersebut.
Nggak sulit, kok, untuk mengubah sikap sinis. Mudah curiga, skeptis, sering negative thinking, tentu berpotensi meminimalisir tingkat relasi yang kita miliki dengan orang lain. Jauh lebih enak kalau jadi orang yang ramah dan positif, bukan?
Baca Juga: [QUIZ] Jawab Kuis Ini dan Kami akan Beritahu Kamu Orang yang Sinis atau Bukan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.