5 Perbedaan Orang Baik dan People Pleaser

Kamu yang mana? 

Kamu mungkin pernah bertanya-tanya, apa bedanya people pleaser dan orang baik? Keduanya punya kesamaan, yakni ingin menyenangkan orang lain. People pleaser ingin menyenangkan orang, jadi sudah pasti baik. Orang baik pun pasti akan membantu orang-orang di sekitarnya.

Namun tahukah kamu, ada perbedaan mencolok antara sikap baik dan people pleasing, yakni pada motivasi di balik sikap tersebut. Untuk pembahasan lebih dalam, simak lima perbedaan people pleaser dan orang baik berikut ini. 

1. Orang yang benar-benar baik menolong tanpa perlu divalidasi, people pleaser mencari validasi 

5 Perbedaan Orang Baik dan People Pleaserilustrasi wanita (pexels.com/Darina Belonogova)

Tanpa dilihat atau diperhatikan orang pun, orang baik akan tetap berbuat baik. Mereka tidak butuh validasi atau pengakuan orang lain. Dengan kata lain, perbuatan baik mereka lakukan tanpa pamrih.

Sebaliknya, seorang people pleaser cenderung mencari pengakuan. Ia berbuat baik dengan harapan orang tersebut akan menyukainya atau memberinya validasi. Terlihat sekali perbedaan motivasi dari dua jenis orang ini.

2. Orang baik tidak bergantung pada orang lain, people pleaser sebaliknya 

5 Perbedaan Orang Baik dan People Pleaserilustrasi pria dan wanita dalam konversasi (pexels.com/Alena Darmel)

Siapa bilang orang baik gak bisa jadi tegas atau mandiri? Orang baik tidak berarti lemah. Justru sikap baiknya bisa tumbuh dari prinsip yang ia pegang. Dari situlah muncul ketegasan dan kemandirian, sehingga orang baik tidak perlu bergantung pada orang lain.

People pleaser, di sisi lain, masih belum menemukan identitas dirinya. Ia melakukan banyak hal untuk menyenangkan hati orang, dengan harapan bisa diterima di lingkungannya.

3. Orang baik tidak ambil pusing balasan orang lain, people pleaser cenderung berharap dihargai 

5 Perbedaan Orang Baik dan People Pleaserilustrasi wanita (pexels.com/Liza Summer)
dm-player

Karena motivasi perbuatan baik people pleaser ialah pengakuan orang, maka tak heran ketika perbuatannya tidak mendapat respon baik, ia akan merasa tersinggung. Ia merasa “rugi” karena sudah berkorban banyak, tapi tidak diterima orang itu.

Berbeda dengan orang yang benar-benar tulus, ia tidak akan mudah baper oleh respon orang. Disukai atau tidak, ia tetap akan melakukan hal-hal yang menurutnya baik dan tidak bertentangan dengan prinsip hidupnya.

Baca Juga: 5 Ketakutan People Pleaser Saat Mau Menolak Keinginan Orang Lain

4. Orang baik tahu prioritas, people pleaser tidak 

5 Perbedaan Orang Baik dan People Pleaserilustrasi wanita merasa lelah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Baik tidak berarti lemah. Bukan karena baik seseorang jadi tidak bisa berkata “tidak”. Ketika dihadapkan dengan situasi dimana ia harus memilih, orang baik tidak akan segan untuk memprioritaskan satu hal dan menolak yang lain.

Berbeda dengan people pleaser yang kesulitan berkata “tidak” karena ingin menyenangkan semua orang. Prioritasnya berantakan dan terbalik-balik, ia sendiri yang akan kewalahan secara fisik dan mental.

5. Orang baik bisa menciptakan batasan yang sehat, people pleaser enggan

5 Perbedaan Orang Baik dan People Pleaserilustrasi wanita merasa lelah (pexels.com/cottonbro studio)

Batas ialah hal yang penting dalam relasi. Dengan adanya batas yang sehat, tercipta pula hubungan yang sehat.

Seorang people pleaser tidak bisa membaca itu. Baginya menciptakan batas terasa menakutkan karena membuka kemungkinan untuk orang lain menilainya buruk. Ini karena mereka menjunjung tinggi penilaian orang, bahkan kepentingan dirinya diabaikan.

Gak ada untungnya menjadi people pleaser, disenangi tidak, capek sendiri iya. Mulai sekarang, yuk, latih diri sendiri menjadi pribadi yang baik dan tulus, bukan pura-pura baik untuk mengais pengakuan orang.

Baca Juga: 6 Ciri Kamu Seorang People Pleaser, Segera Hentikan!

Caroline Graciela Harmanto Photo Verified Writer Caroline Graciela Harmanto

sedang mengetik ...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya