Jadi Relawan, Mahasiswi Ini Bantu Korban Tsunami di Palu untuk Bangkit

Kisahnya jadi relawan korban tsunami begitu inspiratif!

Sederet bencana alam yang terjadi beberapa bulan terakhir, kerap masih tinggalkan duka mendalam. Belum usai Lombok berbenah, gempa disusul tsunami ‘datang’ sebulan kemudian. Masyarakat Indonesia pun saling ulurkan tangan. Bahkan, bantuan dari luar negeri juga berdatangan. Berbagai macam bantuan disalurkan. Walaupun sudah hampir dua bulan berlalu, sampai hari ini masih banyak yang lakukan penggalangan bantuan. Tidak hanya berupa uang, banyak pula yang terjun langsung ke lapangan sebagai relawan.

Nurthahirani Tahir adalah salah satu relawan yang bertandang langsung ke lokasi gempa guna bantu korban bencana. Selama 17 hari tinggal di lokasi bencana, gadis berdarah Toraja ini ceritakan asal mula kegiatan ini terjadi sampai kondisi terkini di Desa Karawana, Kabupaten Sigi.

1. Berawal dari keinginan kawan satu organisasi

Jadi Relawan, Mahasiswi Ini Bantu Korban Tsunami di Palu untuk BangkitDok. Pribadi

Awalnya, Mapala Satu Bumi--nama organisasi pecinta alam yang diikuti Rani, hanya berinisiatif untuk melakukan penggalangan dana. Namun, salah seorang anggota yang sedang berada di Lombok sampaikan pesan jika ingin meneruskan kegiatan relawan di Palu, begitu mendengar kabar tentang musibah itu. Akhirnya Satub, begitu Rani menyebut nama Mapalanya, membuka posko di kampus.

“Karena ini di Jogja, senior-senior mapalaku jadi ngangkat isu biar kita serius sama posko ini, jadi gak cuma galang dana aja,” jelas mahasiswi jurusan Teknik Nuklir UGM tersebut.

Berangkat dari keinginan satu anggota yang ingin membantu korban bencana, Rani dan seluruh anggota Mapala Satu Bumi bahu membahu menggalang dana. Tidak hanya membuka posko, mereka juga menggelar acara penggalangan dana melalui bazaar dan konser amal.

2. Mendapat respon positif dari pihak kampus, Rani pun diberangkatkan ke lokasi

Jadi Relawan, Mahasiswi Ini Bantu Korban Tsunami di Palu untuk BangkitDok. Pribadi

Niat baik Rani dan kawan-kawan disambut dengan respon positif pihak kampus. Dekan Fakultas Teknik ikut ramaikan acara yang mereka gelar. Usai acara, Satu Bumi dan pihak Fakultas Teknik jalin komunikasi dan putuskan untuk bekerjasama. Ingin berangkatkan personil ke Palu, pihak fakultas akhirnya tunjuk Rani untuk berangkat.

“Sebenarnya ada 2 opsi orang dari Satub, aku sama juniorku. Tapi karena waktu itu posisinya lagi pada UTS, aku yg dijadiin prioritas untuk bisa berangkat, mengingat aku juga gak ada kendala kuliah kan,” jelas Rani yang kini sudah menduduki semester terakhir.

Selain menjadi prioritas, alasan pendukung lain adalah ia mendapat bagian sebagai panitia logistik di struktur kepanitiaan. Kebetulan pihak fakultas dan organisasi akan membeli keperluan logistik untuk korban di Makassar. Itulah kenapa Rani tidak langsung menuju posko di Desa Karawana.

“Nyampe Palu, aku masih ikut tim fakultas (ikut gabung di posko UMI--Universitas Muslim Indonesia--Makassar) nge-drop logistik ke tempat-tempat pengungsian, jadi tiap hari ke tempat beda-beda tpi emang cuma drop logistik,” tuturnya.

dm-player

3. Bergeser ke Karawana, Rani dan tim lakukan berbagai kegiatan

Jadi Relawan, Mahasiswi Ini Bantu Korban Tsunami di Palu untuk BangkitDok. Pribadi

Usai laksanakan tugas di Palu selama seminggu, Rani dan tim bergeser ke posko Satu Bumi yang ada di Desa Karawana, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi. Gadis ini bercerita, sejak awal Satub memang ingin membuat posko di satu titik, jadi tidak perlu berpindah-pindah tempat. Selama di Karawana mereka lakukan kegiatan di berbagai bidang. Pertama, pendampingan pada anak-anak.

Kebetulan kegiatan belajar mengajar belum dimulai. Mereka mengajak anak-anak bermain dan juga belajar. Kegiatan lainnya seperti memasok logistik untuk Dapur Umum Sehat, mengajak anggota karang taruna dan KPA untuk membantu pemerataan bantuan dan juga pencatatan data desa yang meliputi data KK, kerusakan rumah dan hal-hal terkait.

4. Warga setempat belum berani tidur di rumah

Jadi Relawan, Mahasiswi Ini Bantu Korban Tsunami di Palu untuk BangkitDok. Pribadi

Sekitar 530 KK tinggal di Desa Karawana, Rani jelaskan tingkat kerusakan bangunan bervariasi. “Rumah-rumah yang ada tepat di garis sesar patahan kemarin rusak parah, gak bisa ditempati lagi, ada juga yang cuma retak sedikit, tapi kebanyakan rusak parah,” katanya.

Mayoritas mengalami kerusakan yang parah, warga setempat belum berani tidur di rumah. Mereka lebih memilih tidur di tenda, sekalipun ada beberapa rumah warga yang hanya mengalami kerusakan sedikit saja.

“Masih ada kekhawatiran kalau nanti ada gempa lagi, apalagi masih beberapa kali ada gempa kecil. Rumah yang bisa rusak dikit, udah mulai berfungsi kayak sebelum gempa, jadi kamar mandi pake yang di rumah, dapur juga iya, mreka cuma gak berani tidur dalam rumah,” Rani menambahkan.

5. Meski suka merinding, masyarakat Karawana semangat untuk kembali bangkit

Jadi Relawan, Mahasiswi Ini Bantu Korban Tsunami di Palu untuk BangkitDok. Pribadi

Tidak ada seorangpun yang inginkan dapat musibah, begitu pula masyarakat Karawana. Alami gempa berulang kali, warga bercerita pada Rani jika mereka masih suka merinding. Di sisi lain, mereka sadar jika harus segera bangkit. Mereka pun mempunyai cara sendiri untuk melakukan relaksasi. Kejadian-kejadian yang dulu katanya seram, dijadikan bahan candaan sehingga mereka akan tertawa sendiri jika mengingatnya.

Walau putuskan untuk kembali ke Jogja pada tanggal 4 November, Rani dan tim tetap memantau keadaan masyarakat Karawana. Melalui komunikasi kepada warga dan juga para pemuda yang mengurus posko di sana. Sebelum pergi, mereka sudah mengajarkan cara mengelola posko bantuan. Sehingga saat ditinggal, pemuda setempat dapat tetap menjalankan rutinitas penyaluran bantuan.

Kalau kamu punya waktu dan kesempatan, kira-kira bersedia gak menjadi relawan seperti apa yang Rani lakukan?

Chalimatus Sa'diyah Photo Verified Writer Chalimatus Sa'diyah

Be brave. Be humble :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya