Surat Al-Furqan Ayat 20-39 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaan

Surat ini diturunkan pada saat Rasulullah SAW di Makkah

Dinamakan surat Al-Furqan karena diambil dari lafaz al-furqan pada ayat pertama surat ini. Al-Furqan memiliki arti 'pembeda' dan berisikan total 77 ayat. Surat ini sendiri merupakan surat ke 25 di dalam Al-Quran. 

Sesuai dengan arti namanya, di dalam surat ini terdapat ayat-ayat yang membedakan ke-Esa-an Allah SWT dengan kebatilan. Berikut selengkapnya arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-Furqan.

1. Surat Al-Furqan ayat 20-39 beserta artinya

Surat Al-Furqan Ayat 20-39 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaangoogle

Berikut bacaan arab Surat Al-Furqan ayat 20 sampai 39, latin dan artinya.

Ayat 20

وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَۚ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا 

wa mā arsalnā qablaka minal-mursalīna illā innahum laya`kulụnaṭ-ṭa'āma wa yamsyụna fil-aswāq, wa ja'alnā ba'ḍakum liba'ḍin fitnah, a taṣbirụn, wa kāna rabbuka baṣīrā

"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat."

Ayat 21

وَقَالَ الَّذِيْنَ لَا يَرْجُوْنَ لِقَاۤءَنَا لَوْلَآ اُنْزِلَ عَلَيْنَا الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ نَرٰى رَبَّنَا ۗ لَقَدِ اسْتَكْبَرُوْا فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ وَعَتَوْ عُتُوًّا كَبِيْرًا

wa qālallażīna lā yarjụna liqā`anā lau lā unzila 'alainal-malā`ikatu au narā rabbanā, laqadistakbarụ fī anfusihim wa 'atau 'utuwwang kabīrā

"Dan orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami (di akhirat) berkata, “Mengapa bukan para malaikat yang diturunkan kepada kita atau (mengapa) kita (tidak) melihat Tuhan kita?” Sungguh, mereka telah menyombongkan diri mereka dan benar-benar telah melampaui batas (dalam melakukan kezaliman)."

Ayat 22

يَوْمَ يَرَوْنَ الْمَلٰۤىِٕكَةَ لَا بُشْرٰى يَوْمَىِٕذٍ لِّلْمُجْرِمِيْنَ وَيَقُوْلُوْنَ حِجْرًا مَّحْجُوْرًا

yauma yaraunal-malā`ikata lā busyrā yauma`iżil lil-mujrimīna wa yaqụlụna ḥijram maḥjụrā

"(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka melihat para malaikat, pada hari itu tidak ada kabar gembira bagi orang-orang yang berdosa dan mereka berkata, “Hijran mahjura.”

Ayat 23

وَقَدِمْنَآ اِلٰى مَا عَمِلُوْا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنٰهُ هَبَاۤءً مَّنْثُوْرًا

wa qadimnā ilā mā 'amilụ min 'amalin fa ja'alnāhu habā`am manṡụrā

"Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami akan jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan."

Ayat 24

اَصْحٰبُ الْجَنَّةِ يَوْمَىِٕذٍ خَيْرٌ مُّسْتَقَرًّا وَّاَحْسَنُ مَقِيْلًا

aṣ-ḥābul-jannati yauma`iżin khairum mustaqarraw wa aḥsanu maqīlā

"Penghuni-penghuni surga pada hari itu paling baik tempat tinggalnya dan paling indah tempat istirahatnya."

Ayat 25

وَيَوْمَ تَشَقَّقُ السَّمَاۤءُ بِالْغَمَامِ وَنُزِّلَ الْمَلٰۤىِٕكَةُ تَنْزِيْلًا

wa yauma tasyaqqaqus-samā`u bil-gamāmi wa nuzzilal-malā`ikatu tanzīlā

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) langit pecah mengeluarkan kabut putih dan para malaikat diturunkan (secara) bergelombang."

Ayat 26

اَلْمُلْكُ يَوْمَىِٕذِ ِۨالْحَقُّ لِلرَّحْمٰنِۗ وَكَانَ يَوْمًا عَلَى الْكٰفِرِيْنَ عَسِيْرًا

al-mulku yauma`iżinil-ḥaqqu lir-raḥmān, wa kāna yauman 'alal-kāfirīna 'asīrā

"Kerajaan yang hak pada hari itu adalah milik Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan itulah hari yang sulit bagi orang-orang kafir."

Ayat 27

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلٰى يَدَيْهِ يَقُوْلُ يٰلَيْتَنِى اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُوْلِ سَبِيْلًا

wa yauma ya'aḍḍuẓ-ẓālimu 'alā yadaihi yaqụlu yā laitanittakhażtu ma'ar-rasụli sabīlā

"Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai! Sekiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul."

Ayat 28

يٰوَيْلَتٰى لَيْتَنِيْ لَمْ اَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيْلًا

yā wailatā laitanī lam attakhiż fulānan khalīlā

"Wahai, celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku),"

Ayat 29

لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاۤءَنِيْۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا

laqad aḍallanī 'aniż-żikri ba'da iż jā`anī, wa kānasy-syaiṭānu lil-insāni khażụlā

"sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.”

Ayat 30

وَقَالَ الرَّسُوْلُ يٰرَبِّ اِنَّ قَوْمِى اتَّخَذُوْا هٰذَا الْقُرْاٰنَ مَهْجُوْرًا

wa qālar-rasụlu yā rabbi inna qaumittakhażụ hāżal-qur`āna mahjụrā

"Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Qur'an ini diabaikan.”

Ayat 31

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِّنَ الْمُجْرِمِيْنَۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَّنَصِيْرًا

dm-player

wa każālika ja'alnā likulli nabiyyin 'aduwwam minal-mujrimīn, wa kafā birabbika hādiyaw wa naṣīrā

"Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong."

Ayat 32

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْاٰنُ جُمْلَةً وَّاحِدَةً ۛ كَذٰلِكَ ۛ لِنُثَبِّتَ بِهٖ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنٰهُ تَرْتِيْلًا

wa qālallażīna kafarụ lau lā nuzzila 'alaihil-qur`ānu jumlataw wāḥidah, każālika linuṡabbita bihī fu`ādaka wa rattalnāhu tartīlā

"Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekaligus?” Demikianlah, agar Kami memperteguh hatimu (Muhammad) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan dan benar)."

Ayat 33

وَلَا يَأْتُوْنَكَ بِمَثَلٍ اِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاَحْسَنَ تَفْسِيْرًا ۗ

wa lā ya`tụnaka bimaṡalin illā ji`nāka bil-ḥaqqi wa aḥsana tafsīrā

"Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik."

Ayat 34

اَلَّذِيْنَ يُحْشَرُوْنَ عَلٰى وُجُوْهِهِمْ اِلٰى جَهَنَّمَۙ اُولٰۤىِٕكَ شَرٌّ مَّكَانًا وَّاَضَلُّ سَبِيْلًا

allażīna yuḥsyarụna 'alā wujụhihim ilā jahannama ulā`ika syarrum makānaw wa aḍallu sabīlā

"Orang-orang yang dikumpulkan ke neraka Jahanam dengan diseret wajahnya, mereka itulah yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya."

Ayat 35

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسَى الْكِتٰبَ وَجَعَلْنَا مَعَهٗٓ اَخَاهُ هٰرُوْنَ وَزِيْرًا ۚ

wa laqad ātainā mụsal-kitāba wa ja'alnā ma'ahū akhāhu hārụna wazīrā

"Dan sungguh, Kami telah memberikan Kitab (Taurat) kepada Musa dan Kami telah menjadikan Harun saudaranya, menyertai dia sebagai wazir (pembantu)."

Ayat 36

فَقُلْنَا اذْهَبَآ اِلَى الْقَوْمِ الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ فَدَمَّرْنٰهُمْ تَدْمِيْرًا ۗ

fa qulnaż-habā ilal-qaumillażīna każżabụ bi`āyātinā, fa dammarnāhum tadmīrā

"Kemudian Kami berfirman (kepada keduanya), “Pergilah kamu berdua kepada kaum yang mendustakan ayat-ayat Kami.” Lalu Kami hancurkan mereka dengan sehancur-hancurnya."

Ayat 37

وَقَوْمَ نُوْحٍ لَّمَّا كَذَّبُوا الرُّسُلَ اَغْرَقْنٰهُمْ وَجَعَلْنٰهُمْ لِلنَّاسِ اٰيَةًۗ وَاَعْتَدْنَا لِلظّٰلِمِيْنَ عَذَابًا اَلِيْمًا ۚ

wa qauma nụḥil lammā każżabur-rusula agraqnāhum wa ja'alnāhum lin-nāsi āyah, wa a'tadnā liẓ-ẓālimīna 'ażāban alīmā

"Dan (telah Kami binasakan) kaum Nuh ketika mereka mendustakan para rasul. Kami tenggelamkan mereka dan Kami jadikan (cerita) mereka itu pelajaran bagi manusia. Dan Kami telah sediakan bagi orang-orang zalim azab yang pedih;"

Ayat 38

وَعَادًا وَّثَمُوْدَا۟ وَاَصْحٰبَ الرَّسِّ وَقُرُوْنًاۢ بَيْنَ ذٰلِكَ كَثِيْرًا

wa 'ādaw wa ṡamụda wa aṣ-ḥābar-rassi wa qurụnam baina żālika kaṡīrā

"dan (telah Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass serta banyak (lagi) generasi di antara (kaum-kaum) itu."

Ayat 39

وَكُلًّا ضَرَبْنَا لَهُ الْاَمْثَالَۖ وَكُلًّا تَبَّرْنَا تَتْبِيْرًا

wa kullan ḍarabnā lahul-amṡāla wa kullan tabbarnā tatbīrā

"Dan masing-masing telah Kami jadikan perumpamaan dan masing-masing telah Kami hancurkan sehancur-hancurnya."

2. Kandungan surat Al-Furqan ayat 20-39

Surat Al-Furqan Ayat 20-39 Arab: Arti, Kandungan dan KeutamaanInstagram.com/nikisantri_

Surat Al-Furqan ayat 20 sampai 39 ini memiliki beberapa hal yang terkadung di dalamnya. Adapun kandungan dari surat Al-Furqan adalah sebagai berikut:

  • Menjelaskan tentang alasan Al-Quran diturunkan bertahap

Pada ayat 32, orang-orang kafir mempertanyakan mengapa Al-Quran tidak diturunkan sekaligus. Hal itu dikarenakan agar bisa memperteguh hati Rasulullah SAW dan agar dibaca dengan tartil (berangsur-angsur, pelan, dan benar)

  • Menceritakan azab yang ditimpa oleh kaum Nuh, kaum ‘Ad, kaum Tsamud dan penduduk Rass

Cerita ini disampaikan pada ayat 37 sampai 38. Dikatakan bahwa kaum Nuh telah ditenggelamkan karena mereka mendustakan para rasul. Tidak hanya itu, kaum 'Ad, kaum Tsamud, dan penduduk Rass juga ikut dibinasakan akibat perbuatan mereka kepada Allah SWT. cerita-cerita mereka disampaikan dengan tujuan agar manusia bisa mempelajari hal tersebut dan tidak menjadi seperti mereka.

  • Berisikan larangan untuk mengabaikan Al-Quran, sebagai petunjuk 

Dalam surat ini juga dijelaskan bahwa bagi orang-orang kafir yang mengabaikan Al-Quran sebagai petunjuk yang diberikan Allah SWT, maka nantinya akan mendapatkan azab dari Allah SWT. Sampai saat itu datang, yang tersisa hanyalah sebuah penyesalan.

Baca Juga: Surat Al-Muddassir Ayat 29-56 Arab: Arti, Kandungan, dan Keutamaan

3. Keutamaan surat Al-Furqan

Surat Al-Furqan Ayat 20-39 Arab: Arti, Kandungan dan Keutamaaninstahu.com

Sama seperti surat lainnya di dalam Al-Quran, terdapat beberapa manfaat bila membacanya. Berikut keutamaan dan manfaat dari membaca surat Al-Furqan:

  • Sebagai Al-Matsani untuk Nabi Muhammad SAW, pengganti Injil

Surat ini diturunkan kepada Rasulullah SAW sebagai pengganti Injil. Selain itu ayatnya yang kurang dari 100, menjadikan surat ini masuk ke dalam golongan surat Al-Matsani. 

  • Membaca surat Al-Furqan dapat menjadi doa agar terhindari ancaman baik secara fisik dan batin

Membaca surat Al-Furqan juga dipercaya dapat membuat pembacanya terhindar dari berbagai macam ancaman. Insya Allah, Allah SWT akan melindungi para pembacanya.

Demikian arti, kandungan, dan keutamaan dari surat Al-Furqan ayat 20 sampai 39. Semoga kita yang membacanya dapat mengamalkan apa yang sudah disampaikan dalam surat ini. Amin.

Topik:

  • Cynthia Nanda Irawan

Berita Terkini Lainnya